Monday, April 22, 2013

Pengenalan Kimpul (Xanthosoma violaceum)

Kimpul merupakan keluarga talas yang berasal dari Amerika Tengah dan menyebar ke daerah-daerah tropika. Tanaman kimpul dapat tumbuh di hampir seluruh kepualauan di Indonesia hingga ketinggian 1300 mdpl. Salah satu jenis kimpul yang terkenal adalah kimpul gendruk. Kimpul gendruk merupakan tanaman tegak dengan pelepah berwarna hijau mda. Pelepah menyatu dengan batang dan akan terasa halus ketika diraba. Daun berwarna hijau terang dengan permukaan yang berlapis lilin dan memiliki bentuk seperti jantung. Daun termasuk daun tunggal dan bunganya hampir tidak pernah muncul. 

Umbi terdiri dari dua bagian dengan ukuran yang berbeda. Yang besar disebut dengan induk sedangkan yang kecil disebut dengan enthik. Umbi induk tidak berkembang, tetapi enthiklah yang berkembang. Bentuk umbi anakan bulat panjang dengan kulit berwarna coklat tua. Daging umbi berwarna putih kekuningan dengan diameter umbi dapat mencapai 20 cm. 

Kimpul diperbanyak dengan menggunakan tunas yang banyak terdapat pada permukaan umi dan batangnya. Setiap anakan yang tumbuh dari induk umbi berpotensi untuk tumbuh menjadi tanaman baru. Penanaman dilakukan pada saat memasuki musim hujan dengan membuat lubang tanam yang seukuran dengan tunas yang akan ditanam. Kimpul jarang ditanam secara monokultur. Kimpul biasanya ditanam secara tumpangsari dengan tanaman lain. Pemeliharaan dilakukan dengan cara penggemburan tanah dan pembumbunan. Pengendalian hama dan penyakit jarang dilakukan karena memang kimpul jarang terserang hama dan penyakit. Akan tetapi, biasanya di tempat yang banyak pupuk kandangnya, akan juga banyak terdapat uret. Pupuk kandang biasayna diperam terlebih dahulu sebelum diaplikasikan. Kimpul dipanen pada musim kemarau. Tanda kimpul sudah siap dipanen adalah jika daun mulai terlihat menguning serta kering dan tangkainya mulai rebah. 

Pengenalan Gembili (Dioscorea esculenta)

Gembili adalah tanaman menjalar yang memerlukan tegakan pohon untuk pertumbuhannya. Batang gembili berbentuk bulat dan memiliki duri berukuran kecil. Gembili juga memiliki duri akar tetapi jumlahnya lebih sedikit daripada duri batangnya. Daun berbentuk bulat jantung dan berwarna hijau. Asal tanaman adalah asia tenggara dan menyebar ke Cina, Jepang, dan Samudra Pasifik.

Jenis-jenis gembili yang banyak dijumpai adalah:

1. Gembili gajah: berbentuk menjari dan memiliki ukuran umbi yang lebih besar daripada yang lainnya.

2. Gembili teropong: bentuk bulat memanjang menyerupai teropong yang berukuran sedang.

3. Gembili ketan: umbi berbentuk bulat dan berukuran lebih kecil daripada yang lainnya. akan tetapi, gembili ketan memiliki rasa yang ebih pulen dan enak daripada gembili yang lainnya.

4. Gembili srewot: permukaan umbi memiliki rambut-rambut akar yang sangat banyak.

5. Gembili wulung: memiliki batang dan daun yang berwarna ungu.

Sunday, April 21, 2013

Pengenalan Uwi (Dioscorea alata)

Tanaman uwi pada umumnya memiliki batang berbentuk persegi dan berwarna sesuai dengan jenisnya. Batang tanaman uwi membelit pada tegakan pohon dan dapat juga menjalar di permukaan tanah. Batang uwi tidak memiliki duri begitu juga dengan akarnya. Daun uwi termasuk daun tunggal dengan bentuk jantung yang memanjang. Warna daun juga sesuai dengan jenis uwinya. Bunga berbentuk tandan dan berwarna hijau. Tanaman uwi berasal dari Asia tenggara kemudian menyebar ke India. Ada beberapa jenis uwi yang banyak dijumpai di kebun atau pekarangan di Indonesia. 

a. Uwi ulo: umbi berwarna putih dan berbentuk bulat panjang seperti ular. Panjang dapat mencapai lebih dari satu meter. Umbi uwi ulo sering melingkar-lingkar dan muncul di permukaan tanah. 

b. Uwi wulung: uwi wulung adalah uwi yang hampir seluruh bagian tubuhnya berwarna ungu. 

c. Uwi beras: tanaman ini berwarna putih dan kulit umbinya berwarna coklat. 

d. Uwi bangkulit: dikenal juga dengan nama uwi punuk banteng atau juga uwi sono. Umbi uwi bangkulit berwarna merha keunguan dengan daging umbi berwarna putih. 

e. Uwi jengking: umbi kecil dan menghujam ke dalam tanah sampai kedalaman 50 cm. 

f. Uwi rondo sluku: memiliki umbi memanjang menghujam ke dalam tanah membentuk sudut dengan sebagian umbinya yang masih mencuat ke atas permukaan tanah. 

Pengenalan Kleci (Coleus tuberous)

Umbi kleci merupakan tanaman yang juga sering disebut sebagai kentang jawa. Kleci berasal dari India dan di Indonesia banyak dijumpai di Banten, Jakarta, Magelang, Yogyakarta, dan Bali. Tanaman kleci berbentuk semak dengan tinggi dapat mencapai 100 cm. batang berbentuk segi empat dan tebal. Daun bergerombol, berhadapan, dan berbentuk bulat telur. Permukaan daun bagian atas berwarna hijua tua dengan permukaan daun bawah yang berwarna hijau muda. Kleci memiliki bunga kecil berwarna ungu . umbi berwarna coklat kehitaman. Untuk itulah beberapa orang menyebutnya sebagai kentang ireng (hitam). 

Tempat tumbuh 
Kleci dapat tumbuh pada ketinggian 40-1300 mdpl dan menyukai lingkungan yang panas /tropis. Tanaman kleci memutuhkan banyak air dalam setiap fase hidupnya sehingga banyak di tanam di sawah ataupun tegalan yang memiliki ketersediaan air yang cukup dan ditanam setelah masa tanam padi selesai. 

Pengenalan Garut (Maranta arundinacea)

Umbi garut dapat dimanfaatkan untuk makanan khusus bayi atau juga makanan penyembuh sakit. Garut memiliki kandungan kalori yang tinggi sehingga dapat juga digunakan sebagai makanan pokok. Selain itu, garut juga dapat digunakan untuk penawar racun lebah dan anak panah. 

Tanaman 
Tanaman garut berasal dari Amerika Tengah dan Selatan dan menyebar luas ke Negara-negara tropis seperti Indonesia, India, Sri Lanka, dan Filipina. Tanaman garut memiliki daun yang bulat memanjang atau juga oval. Panjang daun dapat mencapai 30 cm dan memiliki ujung yang runcing. Pelepah daun menyatu dengan batang, daun berwarna hijau mengkilat dan memiliki tulang daun yang menyirip. Setiap tanaman pada umumnya memiliki jumlah helaian daun 5-9 helai. Bunga garut berukuran kecil dan dijumpai pada ujung batang atau di tengah rumpun. Bunga memiliki ukuran 2 cm dengan kelopak berwarna hijau dan mahkota bunga yang berwarna putih. 

Pada umumnya, terdapat tiga jenis garut yang berada di Indonesia. Ketiganya adalah garut sembowo, garut sili, dan garut belang. Garut sembowo memiliki daun yang lebar dan umbi yang panjang dan besar. Perawakan garut sembowo paling besar diantara jenis garut yang lainnya. Garut sili memiliki ukuran daun yang lebih kecil daripada garut sembowo. Umbi tumbuh mendatar di bawah permukaan tanah, lebih kecil, dan lebih pende daripada garut sembowo. Garut belang memiliki daun yang memiliki garis-garis berwarna putih. Karena keindahan fisiknya, garut belang banyak dimanfaatkan sebagai tanaman hias. 

Pengenalan Ganyong (Canna edulis)

Ganyong merupakan jenis umbi-umbian yang dapat tumbuh di hampir semua jeis tanah. Akan tetapi, ganyong dapat tumbuh dan berproduksi paling optimal ketika ditanam di tanah yang berpasir dan memiliki humus yang yang cukup tinggi. Tanaman ganyong dapat hidup hingga keringgian 2500 mdpl dan memiliki kandungan vitamin C yang cukup tinggi. Ganyong berasal dari amerika selatan kemudian menyebar ke Asia, Australia, Polinesia, dan Afrika. 

Sosok tanaman 
Pada umumnya dikenal dua macam ganyong yaitu ganyong putih dan ganyong merah. Yang memebedakan keduanya adalah daun, batang, umbi, dan juga rimpangnya. Ganyong merah memiliki daun yang berwarna hijau muda dengan tepid an tulang daun yang berwarna merah, batang semu berwarna coklat kemerahan, dan memiliki umbi yang malah berwarna putih. Ganyong putih memiliki daun yang berwarna hijau tua yang merata di seluruh bagian daun. Batang berwarna hijau dan umbinya berwarna putih kecoklatan. 

Pengenalan Gadung (Diosceora hipsida)

Tanaman gadung berasal dari India dan Cina Selatan kemudian menyebar ke Asia Tenggara sampai dengan New Guinea. Ganyong memiliki batang berwarna hijau dan berbentuk bulat. Di sepanjang batangnya tumbuh duri yang besar, tajam, dan banyak. Daun ganyong termasuk daun majemuk yang langsung menempel pada batang dan beranak daun tiga. Terdapatnya anak daun pada daun yang besar merupakan salah satu yang membedakan tanaman gadung dengan tanaman yang lainnya. keunikan lain dari tanaman gadung adalah adanya umbi gantung yang berbentuk seperti bintang yang menempel pada batang. Bunga gadung termasuk bunga majemuk yang meuncul pada ketiak daunnya. Kelopak bunga berbentuk corong dan berwarna kuning. Umbi gadung berbentuk bulat dan ditumbuhi akar yang menempel pada permukaannya. Setelah beberapa lama, akar akan patah sehingga permukaan umbi gadung terlihat tidak rata. Jika dikupas, umbi gadung akan berwarna kuning. 

Tanaman gadung dapat tumbuh pada berbagai tipe dan jenis tanah seperti tanah merah, tanah hitam, lempung, kapur, ataupun tanah berpasir. Tanaman gadung tumbuh baik pada daerah yang dinaungi dan biasanya memang ditanam di bawah tegakan pepohonan. Gadung mudah dijumpai di daerah kapur seperti gunung kidul dan juga tanah berpasir seperti di parangtritis. 

Thursday, April 18, 2013

Pengenalan Suweg (Amorphophallus companulatus)

Suweg merupakan nama jawa dari tanaman Amorphophallus companulatus. Di Madura, tanaman suweg diberi dengan nama sobek, sementara di daerah Timor Timur, suweg diberi nama bawu. 

Tanaman 
Suweg merupakan tanaman dari keluarga Araceae yang memiliki batang yang semu. Daun suweg termasuk daun tunggal yang terpecah-pecah dengan tangkai daun yang tegak dan langsung keluar dari umbinya. Tangkai berwarna hijau-putih, berbintil-bintil dan memiliki panjang hingga 150 cm. suweg berasal dari Afrika kemudian menyebar ke kepulauan pasifik, Jepang, dan juga Cina. 

Suweg memiliki bunga yang indah berwarna merah keunguan dan bercampur dengan kuning. Berukuran besar, berbentuk kerucut, dan memiliki bau khas yang dapat tercium hingga radius 50 meter. Bunga suweg tumbuh di atas umbi yang terdiri atas bunga seludang dan juga tongkol. Suweg berbunga setahun sekali dengan umur bunga yang hanya satu bulan. Setelah bunga layu, tanaman suweg akan bersemi kembali. Batang muda mulai tumbuh pada umbi yang sebelumnya ditumbuhi bunga. Setelah berumur Sembilan bulan, tanaman suweg akan memiliki organ tangkai daun dan daun yang sudah utuh. Umbi suweg memiliki bnejolan-benjolan yang tidak rata yang merupakan calon tunas yang ketika dipisah dan ditanam kembali akan menghasilkan tanaman suweg baru. 

Sunday, April 14, 2013

Panen dan Pasca Panen Tembakau (Nicotiana tabacum)

Pemanenan adalah suatu tahapan budidaya tembakau yang sangat penting diperhatikan dalam mendapatkan kualitas panenan yang tinggi. Adapun yang hams diperhatikan sebagai berikut : 
· Kematangan daun 
· Keseragaman daun dalam proses penanaman 
· Penanganan daun hasil panenan 

Sebagian besar dari varietas tembakau dipanen berdasarkan tingkat kematangan daunnya dilakukan mulai dari daun bawah sampai daun atas dengan pemetikan 2 sampai 3 daun pada setiap tanaman dengan interval satu minggu hingga daun tanaman habis (Warintek, 2011). 

Pemetikan dilakukan pada umur tanaman 90 -100 hari. Pemetikan dilakukan 1-3 helai daun dengan selang waktu 2-6 hari. Waktu pemetikan tembakau NO dilakukan pagi hari (sebelum fotosintesis), sedangkan untuk tembakau VO dilakukan pada sore hari (setelah fotosintesis). Komposisi daun tembakau terdiri dari: daun pasir (3-4 lembar), daun kaki (4-6 lembar), daun tengah (6-8 lembar) dan daun pucuk (2-4 lembar). Setelah dipetik daun disusun dalam keranjang dengan posisi berdiri untuk daun yang masih berembun dan diatur posisi tidur kalau daun sudah kering, proses selanjutnya adalah menunggu pengolahan berikutnya sesuai kegunaan dari masing-masing jenis tembakau (Anonim, 2011).

Friday, April 12, 2013

Pengendalian Hama dan Penyakit pada Tembakau (Nicotiana tabacum)

pengendalian hama dan penyakit tanaman tembakau merupakan salah satu aspek terpenting dalam budidaya tanaman tembakau agar hasil yang diperoleh dapat optimal. dibiarkannya organisme pengganggu tanaman akan menurunkan produksi tembakau baik dari kualitas ataupun dari kuantitas.

Jenis hama yang sering menyerang tembakau menurut Maulidiana (2008) antara lain: 

1. Ulat daun (Spodoptera litura dan Prodenia litura) 
Penyebab : ulat daun memakan daun tembakau sampai habis, gejalanya adalah timbulnya lubang-lubang tidak beraturan dan berwarna putih pada luka bekas gigitan. Pengendaliannya dilakukan dengan cara, memangkas daun yang menjadi sarang telur dan ulat, penggenangan sesaat pada saat pagi atau sore, karena pada saat itu ulat-ulat berada di tanah atau dengan penyemprotan herbisida seperti permetrin 2 g/liter atau betasiflutrin 25 g/liter. 

2. Kutu Tembakau (Myzus persicae). 
Kutu ini merusak tanaman tembakau karena mengisap cairan daun tanaman, menyerang di pembibitan dan pertanaman, sehingga pertumbuhan tanaman terhambat. Kutu ini menghasilkan embun madu yang menyebabkan daun menjadi lengket dan ditumbuhi cendawan berwarna hitam. Kutu daun secara fisik mempengaruhi warna, aroma dan tekstur dan selanjutnya akan mengurangi mutu dan harga. Secara Khemis kutu daun mengurangi kandungan alkoloid, gula, rasio gula alkoloid dan maningkatkan total nitrogen daun. Kutu daun dapat menyebabkan kerugian sampai 50 %. Cara pengendalian hama ini adalah dengan mengurangi pemupukan N dan melakukan penyemprotan insektisida yaitu apabila lebih besar dari 10 % tanaman dijumpai koloni kutu tembakau (setiap koloni sekitar 50 ekor kutu). Pestisida yang digunakan yaitu jenis imidaklorid.

Budidaya Tanaman Tembakau (Nicotiana tabacum)

Penanaman 
Penanaman, untuk jenis tembakau musim kemarau (VO) ditanam antara Maret-Juni, dan tembakau musim penghujan (NO) ditanaman antara Agustus-September. Jarak tanam sangat tergantung pada keadaan tanah dan jenis tembakau yang ditanam, Untuk tembakau NO jarak tanamnya 90 x 45 cm dan tembakau NO jarak tanamannya 90 -100 cm x 70 cm (Anonim, 2011). Lubang tanam disesuaikan dengan jarak tanam dibuat dengan kedalaman 10-15 cm basahi terlebih dahulu tanahnya agar bibit dapat berdiri dengan tegak. Benamkan bibit sedalam akar leher, waktu tanam lebih baik dilakukan pada pagi hari atau sore hari (Maulidiana, 2008). 

Pemeliharaan 
Pemeliharaan yang dilakukan pada pertanaman tembakau meliputi penyiraman, penyulaman, pembumbunan, pemupukan, pemangkasan, dan pemetikan (Anonim, 2011): 

Pengairan 
Tembakau musim kemarau (VO) membutuhkan air secukupnya (sekitar 100 mm perbulan) selama pertumbuhannya (3 bulan), namun pada saat panen tidak dikehendaki hujan sama sekali, agar dihasilkan mutu yang baik. Tembakau musim penghujan (NO) membutuhkan air secukupnya (90 mm perbulan) pada saat panen. Hal ini agar diperoleh mutu yang baik (daun tipis, rata, lebar, elastis dan berwarna cerah). Peramalan iklim (saat tanam dan panen) perlu dilakukan guna meminimalisir kegagalan penanaman. 

Morfologi Tanaman Tembakau

· Akar 
Tanaman tembakau merupakan tanaman berakar tunggang yang tumbuh tegak ke pusat bumi. Akar tunggangnya dapat menembus tanah kedalaman 50- 75 cm, sedangkan akar serabutnya menyebar ke samping. Selain itu, tanaman tembakau juga memiliki bulu-bulu akar. Perakaran akan berkembang baik jika tanahnya gembur, mudah menyerap air, dan subur. 



· Batang 
Tanaman Tembakau memiliki bentuk batang agak bulat, agak lunak tetapi kuat, makin ke ujung, makin kecil. Ruas-ruas batang mengalami penebalan yang ditumbuhi daun, batang tanaman bercabang atau sedikit bercabang. Pada setiap ruas batang selain ditumbuhi daun, juga ditumbuhi tunas ketiak daun, diameter batang sekitar 5 cm. 


Monday, April 8, 2013

Panen dan Pasca Panen Tanaman Kedelai (Glycine max)

Salah satu faktor penting yang dapat menentukan produktivitas kedelai yaitu penanganan panen dan pascapanen. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain saat dan umur panen, penjemuran, pembijian, pembersihan biji, dan penyimpanan. 

a. Panen 
1. Ciri dan Umur Panen 
Panen kedelai dilakukan apabila sebagian besar daun sudah menguning, tetapi bukan karena serangan hama atau penyakit, lalu gugur, buah mulai berubah warna dari hijau menjadi kuning kecoklatan dan retak-retak, atau polong sudah kelihatan tua, batang berwarna kuning agak coklat dan gundul. Panen yang terlambat akan merugikan, karena banyak buah yang sudah tua dan kering, sehingga kulit polong retak-retak atau pecah dan biji lepas berhamburan. Disamping itu, buah akan gugur akibat tangkai buah mengering dan lepas dari cabangnya. 

Perlu diperhatikan umur kedelai yang akan dipanen yaitu sekitar 75-110 hari, tergantung pada varietas dan ketinggian tempat. Perlu diperhatikan, kedelai yang akan digunakan sebagai bahan konsumsi dipetik pada usia 75-100 hari, sedangkan untuk dijadikan benih dipetik pada umur 100-110 hari, agar kemasakan biji betul-betul sempurna dan merata. 

Pengendalian Hama dan Penyakit Kedelai (Glycine max)

Pertumbuhan tanaman kedelaiyang optimal tidak akan mempunyai produktivitas yang baik bila hama dan penyakit tidak dikendalikan dengan baik. Berikut adalah hama-hama yang terdapat di lahan kedelai dan upaya pengendaliannya : 

1. Aphis spp. (Aphis glycine) 
Kutu dewasa ukuran kecil 1-1,5 mm berwarna hitam, ada yang bersayap dan tidak. Kutu ini dapat dapat menularkan virus SMV (Soybean Mosaik Virus). Menyerang pada awal pertumbuhan dan masa pertumbuhan bunga dan polong. Gejala : layu, pertumbuhannya terhambat. Pengendalian : (1) menanam kedelai pada waktunya, mengolah tanah dengan baik, bersih, memenuhi syarat, tidak ditumbuhi tanaman inang seperti: terung-terungan, kapas-kapasan atau kacang-kacangan; (2) membuang bagian tanaman yang terserang hama dan membakarnya; (3) menggunakan musuh alami (predator maupun parasit); (4) penyemprotan insektisida dilakukan pada permukaan daun bagian atas dan bawah. 

2. Melano Agromyza phaseoli; ukuran kecil sekali (1,5 mm) 
Lalat bertelur pada leher akar, larva masuk ke dalam batang memakan isi batang, kemudian menjadi lalat dan bertelur. Lebih berbahaya bagi kedelai yang ditanam di ladang. Pengendalian : (1) waktu tanam pada saat tanah masih lembab dan subur (tidak pada bulan-bulan kering); (2) penyemprotan Agrothion 50 EC,Sumithoin 50 EC, Suprecide 25 EC. 

Budidaya Tanaman Kedelai (Glycine max)


Teknis budiaya tanaman kedelai merupakan suatu hal penting dalam produksi kedelai selain syarat tumbuh tanaman kedelai. dengan mengetahui morfologi tanaman kedelai, akan lebih mudah juga dalam menentukan keputusan-keputusan terkait teknis budiaya yang akan dilakukan seperti masa tanam ataupun penyiraman.
1. Pemilihan Benih 
Kualitas benih sangat menentukan keberhasilan usaha tani kedelai. Pada penanaman kedelai, biji atau benih ditanam secara langsung, sehingga apabila kemampuan tumbuhnya rendah, jumlah populasi per satuan luas akan berkurang. Di samping itu, kedelai tidak dapat membentuk anakan sehingga apabila benih tidak tumbuh, tidak dapat ditutup oleh tanaman yang ada. Oleh karena itu, agar dapat memberikan hasil yang memuaskan, harus dipilih varietas kedelai yang sesuai dengan kebutuhan, mampu beradaptasi dengan kondisi lapang, dan memenuhi standar mutu benih yang baik. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan varietas yaitu umur panen, ukuran dan warna biji, serta tingkat adaptasi terhadap lingkungan tumbuh yang tinggi. 

a. Umur panen 
Varietas yang akan ditanam harus mempunyai umur panen yang cocok dalam pola tanam pada agroekosistem yang ada. Hal ini menjadi penting untuk menghindari terjadinya pergeseran waktu tanam setelah kedelai dipanen. 

Sunday, April 7, 2013

Syarat Tumbuh Tanaman Kedelai (Glycine max)

Tanah dan iklim merupakan dua komponen lingkungan tumbuh yang berpengaruh pada pertumbuhan tanaman kedelai. Pertumbuhan kedelai tidak bisa optimal bila tumbuh pada lingkungan dengan salah satu komponen lingkungan tumbuh optimal. Hal ini dikarenakan kedua komponen ini harus saling mendukung satu sama lain sehingga pertumbuhan kedelai bisa optimal. ketika syarat tumbuh sudah memenuhi dan dikombinasikan dengan teknis budiaya kedelai yang tepat, hasil produksi kedelai akan dapat mencapai titik maksimal. 

Tanaman kedelai sebenarnya dapat tumbuh di semua jenis tanah, namun demikian, untuk mencapai tingkat pertumbuhan dan produktivitas yang optimal, kedelai harus ditanam pada jenis tanah berstruktur lempung berpasir atau liat berpasir. Hal ini tidak hanya terkait dengan ketersediaan air untuk mendukung pertumbuhan, tetapi juga terkait dengan faktor lingkungan tumbuh yang lain. 

Faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan pertanaman kedelai yaitu kedalaman olah tanah yang merupakan media pendukung pertumbuhan akar. Artinya, semakin dalam olah tanahnya maka akan tersedia ruang untuk pertumbuhan akar yang lebih bebas sehingga akar tunggang yang terbentuk semakin kokoh dan dalam. Pada jenis tanah yang bertekstur remah dengan kedalaman olah lebih dari 50 cm, akar tanaman kedelai dapat tumbuh mencapai kedalaman 5 m. Sementara pada jenis tanah dengan kadar liat yang tinggi, pertumbuhan akar hanya mencapai kedalaman sekitar 3 m.

Morfologi Tanaman Kedelai (Glycine max)

1. Akar 
Akar kedelai mulai muncul dari belahan kulit biji yang muncul di sekitar misofil. Calon akar tersebut kemudian tumbuh dengan cepat ke dalam tanah, sedangkan kotiledon yang terdiri dari dua keping akan terangkat ke permukaan tanah akibat pertumbuhan yang cepat dari hipokotil. 

Sistem perakaran kedelai terdiri dari dua macam, yaitu akar tunggang dan akar sekunder (serabut) yang tumbuh dari akar tunggang. Selain itu kedelai juga seringkali membentuk akar adventif yang tumbuh dari bagian bawah hipokotil. Pada umumnya, akar adventif terjadi karena cekaman tertentu, misalnya kadar air tanah yang terlalu tinggi. 

2. Batang dan cabang 
Hipokotil pada proses perkecambahan merupakan bagian batang, mulai dari pangkal akar sampai kotiledon. Hopikotil dan dua keping kotiledon yang masih melekat pada hipokotil akan menerobos ke permukaan tanah. Bagian batang kecambah yang berada diatas kotiledon tersebut dinamakan epikotil. Pertumbuhan batang kedelai dibedakan menjadi dua tipe, yaitu tipe determinate dan indeterminate. Perbedaan sistem pertumbuhan batang ini didasarkan atas keberadaan bunga pada pucuk batang. 

Pertumbuhan batang tipe determinate ditunjukkan dengan batang yang tidak tumbuh lagi pada saat tanaman mulai berbunga. Sementara pertumbuhan batang tipe indeterminate dicirikan bila pucuk batang tanaman masih bisa tumbuh daun, walaupun tanaman sudah mulai berbunga. Disamping itu, ada varietas hasil

Saturday, April 6, 2013

Kembang Landep (Barleria cristata)

Kembang landep termasuk dalam family Acantaceae dan berasal dari benua Asia. Kembang landep termasuk tanaman liar yang banyak ditemui sebagai semak-semak belukar dan memiliki beberapa nama. Indonesia umumnya menamainya dengan jorong. Sedang di Madura diberi sebutan dengan daun madu. Selain sebagai tanaman lar, kembang landep juga ditanam untuk hiasan rumah khususnya pad ataman-taman depan rumah. 

Kembang landep termasuk tanaman semak tegak dengan tinggi dapat mencapai 1,8m. Batang tanaman kembang landep berbentuk segi empat bulat, daun tunggal bertangkai dengan panjang tangkai 4-8 mm. helaian daun berubah-ubah bentuknya mulai dari bulat telur sampai lanset. Pangkal daun menyempit, bertepi rata, kedua sisinya berambut, . kembang landep sering ditanam sebagai tanaman hias atau tanaman pagar khususnya di daerah pedesaan.

Thursday, April 4, 2013

Analisis Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kelapa (Tinjauan Pustaka)


Tanaman kelapa termasuk tanaman yang memiliki ukuran batang dari sedang sampai tinggi berkisar antara 10-20 m dan terkadang dapat juga mencapai 30 m. batang tanaman kelapa berdiameter hingga 50 cm dan berbentuk lurus atau juga dapat berbelok tergantung pada kondisi lahan tanaman kelapa ditanam. Tanaman kelapa memiliki syarat tumbuh dengan toleransi yang relative luas tetapi berkembang optimal pada kondisi tanah yang memiliki fraksi tanah yang banyak dan dalam, serta pH antara 5,5 sampai dengan 8. Walaupun mampu tumbuh pada ketinggian di atas 1200mdpl untuk daerah tropis dan 900 mdpl pada daerah subtropis, pada umumnya tanaman kelapa dapat tumbuh dan berproduksi optimal pada ketinggian 600 mdpl atau di bawahnya (Allen, 1989). 

Kesesuaian lahan secara kuantitatif adalah penilaian kesesuaian lahan secara fisik dilanjutkan dengan penilaian kesesuaian lahan secara ekonomi. Hasil evaluasi lahan secara ekonomi akan memberikan gambaran keuntungan atau resiko kerugian dari suatu komoditas yang diusahakan di suatu areal pada tingkat manajemen tertentu. Kesesuaian lahan secara ekonomi akan menunjukkan keberhasilan suatu komoditas yang diusahakan tidak hanyak diekspresikan oleh produksi fisik ton per ha, tetapi juga dari aspek komersial (Djaenudin et al., 2006). 

Kelas kesesuaian lahan untuk pertanaman kelapa pada dasarnya didasarkan atas horizon di mana tanaman kelapa akan ditanam, sifat fisika tanah, dan kemampuan tanah dalam menahan air. Kebaradaan air di dala tanah merupakan dasar pengkelasan kesesuaian lahan untuk tanaman kelapa karena berpengaruh terhadap penggunaan air khususnya ketika masa kekeringan. Air tanah tersedia juga berpengaruh terhadap luas daun tanaman kelapa dan kapasitas penyimpanan air di batang yang keduanya berpengaruh terhadap laju transpirasi tanaman. Perbedaan varietas tanaman kelapa juga memiliki perbedaan dalam kebutuhan air tanaman yang juga nantinya berpengaruh terhadap kesesuain lahan yang diperlukan tanaman kelepa (Madurapperuna and Jayasekara, 2009).

Penaksiran Produktivitas Kelapa (Tinjauan Pustaka)


Kelapa (Cocos Nucifera L) merupakan salah satu pohon di daerah tropis yang termasuk keluarga Palmae dan golongan monocotyledoneae. Pohon ini tumbuh di daerah pantai, tinggi pohon kelapa berkisar antara 15 - 40 m, dengan diameter batang 0,25 - 0,40 m. Pertumbuhan batang lurus ke atas dan tidak bercabang. Pada ujung batang terdapat titik tumbuh yang merupakan jaringan meristem yang berfungsi untuk membentuk daun, bunga dan batang. Pada usia 3 - 4 tahun lingkaran pada batang tidak membesar lagi. Hal ini disebabkan pada pohon kelapa tidak mempunyai kambium sehingga tidak dapat mengalami pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan pohon kelapa setiap tahun bertambah tinggi sebesar 1-1,5 m untuk tanaman muda 0,4-0,5 m untuk tanaman dewasa dan 0,1 m untuk tanaman yang sudah tua (Setyamidjaja, 1995). 

Pada dasarnya, terdapat dua tipe tanaman kelapa yaitu tanaman kelapa dalam da tanaman kelapa genjah. Kelapa dalam merupakan salah satu keturunan dari kelapa liar dan atau kelapa yang sudah didomestikasi. Kelapa genjah merupakan murni keturunan kelapa yang sudah didomestikasi. Pada keadaan lingkungan yang menguntngkan, tanaman kelapa dalam baru bisa berbuah setelah berumur 6 tahun dan dapat berproduksi maksimal hingga 25 tahun. Umur kelapa dalam dapat mencapai 100 tahun dan memiliki tinggi 30 m. Kelapa genjah dapat berbuah setelah berumur 4 tahun, memiliki ukuran yang lebih pendek (6 m), tetapi hanya mampu bertahan hidup hingga 35 tahun (Foale and Haries, 2009). 

Tuesday, April 2, 2013

Sistem Eksploitasi Lateks Karet yang Tepat untuk Menunjang Produksi Karet yang Berkelanjutan

Eksploitasi merupakan serangkaian sistem penyadapan yang diterapkan sepanjang waktu produksi pada Tanaman Menghasilkan (TM) tanaman karet. Penyadapan adalah mengiris kulit batang sedemikian rupa sehingga sebagian besar sel pembuluh lateks terpotong dan cairan lateks yang berada di dalamya bisa menetes keluar. Eksploitasi lateks yang tepat akan menghasilkan lateks sesuai kapasitas potensial klon karet yang ditanam dan juga menjaga kesinambungan produksi lateks. 

Eksploitasi lateks yang tepat meliputi waktu bukaan sadap pertama, cara penyadapan yang dilakukan, dan pemberian stimulan produksi lateks. 

A. Waktu Bukaan Sadap Pertama 
Untuk bisa disadap, tanaman karet yang berada dalam suatu hamparan lahan harus sudah matang sadap pohon dan matang sadap kebun. Matang sadap pohon adalah suatu kondisi di mana tanaman karet akan memberikan hasil lateks maksimal ketika disadap tanpa menyebabkan gangguan pada pertumbuhan dan kesehatan pohon karet tersebut (Widianti,2008). Dengan perawatan yang baik, matang sadap pohon umumnya bisa dicapai pada saat tanaman karet berusia 4-5 tahun. Ciri utama tanaman karet yang sudah matang sadap pohon adalah lilit batang yang sudah mencapai 45 cm pada ketinggian 100 cm dari pertautan okulasi (kaki gajah).Matang sadap kebun adalah jumlah tanaman yang sudah matang sadap pohon dalam suatu areal pertanaman karet sudah mencapai 60–70 % ketika berusia 4-5 tahun. Pada saat matang sadap pohon, diharapkan ketebalan kulit kayu sudah mencapai 6-7 mm.