Wednesday, December 25, 2013

Pengendalian Terpadu Hama Penggerek Buah Kakao

Indonesia merupakan produsen/ penghasil kakao terbesar kedua di dunia dengan produksi lebih dari 800 ribu ton per tahun. Di dalam negeri, dalam bidang perkebunan, kakao memberi devisa terbesar ketiga setelah kelapa sawit dan karet. Akan tetapi, budidaya komoditas kakao seringkali mengalami kendala-kenadla dalam usaha peningkatan potensi produksinya. Salah satu kendala yang paling banyak dijumpai adalah adana serangan hama penggerek buah kakao (Conopomorpha cramerella). Berkaitan dengan adanya masalah tersebut, perlu dilakukan usaha untuk megenal hama penggerek buah kakao dengan tujuan untuk mengetahui cara pengendalian yang efektif.

Cara Hidup/Biologi
Ngengat aktif pada malam hari dan memiliki jelajah terbang yang pendek. Akan tetapi dapat menyebar dengan cepat dan dalam jangkauan yang jauh karena mudah terbawa angin. Panjang tubuh sekitar 7mm dan lebarnya 2mm. sayap depan berwarna hitam dengan garis putih dan masing-masing ujungnya terdapat bintik kuning dan sayap belakang berwarna itam bagian tengahnya.

Ngengat memilih buah yang masih muda dengan panjang sekitar 9 cm untuk meletakkan telur. Telur berbentuk bulat panjang dengan ukuran 0,5 x 0,2 mm, berwarna kemerahan atau jingga dan diletakkan satu persatu pada lekukan buah. Telur menetas pada umur 6-7 hari setelah peletakan dan larva kemudian masuk ke dalam buah. 

Panjang larva sekitar 1mm dan berwarna kekuningan. Larva hidup di dalam buah sekitar 15-18 hari kemudian keluar untuk berkepompong. Lama stadia kepompong 6 hari. Kepompong berada di daun kakao atau pada lekukan buah. Lama stadia dari telur sampai imago adalah 27-32 hari.

Kerusakan yang Ditimbulkan
Larva Conopomorpha cramerella menimbulkan kerusakan dengan menggerek buah kakao sehingga daging buah menjadi busuk. Setalah buah ditinggalkan larva, pertumbuhan biji menjadi terganggu karena biji saling menempel yang pada akhirnya biji menjadi hitam dan keriput. Bila buah yang terserang larva dibelah, akan terlihat sejumlah liang gerek berwarna coklat pada bagian dalam kulit buah dan daging buah. Biji menggumpal menjadi satu.

Kerugian akibat penggerek buah sangat besar, baik dari segi kualitas atau kuantitas. Buah ang terserang penggerek buah hanya menghasilkan sepertia dari hasil yang sebenarnya dapat dicapai oleh buah yang sehat. Sebagai contoh, 45 buah sehat dapat menghasilkan 1 kg kakao nomor 1 sedangkan 45 kg kako sakit hanya menghasilkan 0,3 kg kako nomor 2. 

Pengendalian 
1. Sanitasi: dengean pemangkasan cabang air, pengaturan naungan, dan menjaga kebersihan kebun.

2. Mekanis: dengan mengambil buah yang menunjukkan gejala terserang dan dengan melakukan rampasan buah setelah panen utama. Buah yang terserang tersebut dipendam dalam tanah sedalam 30 cm atau dibakar. 

3. Pengerodongan: melakukan pengerodongan buah yang berukuran panjang 7-10 cm dengan plastik berukuran 18 x 25 cm. 

4. Hayati: dengan agen hayati Beauveria bassiana

5. Menggunakan fero trap (bau-bauan yang menarik hama) sekaligus dilengkapi perangkap yang berupa lem sehingga hama penggerek buah kakao menempel pada perangkap dan akhirnya mati. 

Sumber: Balai Proteksi Tanaman Perkebunan, Dinas Perkebunan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. 

1 comment: