Monday, March 24, 2014

Peran Hutan dan Vegetasi dalam Menghambat Erosi

Erosi tanah seringkali menjadikan lahan pertanian kehilangan lapisan olehnya sehingga berkurang kesuburannya. Bahan organik yang berada di top soil akan mudah terkikis dan terangkut ketika tidak ada vegetasi yang melindunginya. Terbawanya bahan organik dan lapisan tanah atas ini menjadikan tanah menjadi kurang subur disamping kekurangan/kehilangan kemampuan dalam menahan air yang akan berguna pada musim kemarau. 

Keberadaan hutan dan vegetasi yang menutup tanah selain dapat mencegah terjadinya pengikisan-pengikisan tanah juga dapat menjaga ketersediaan air di musim kemarau. Rapatnya dedaunan hutan dapat menahan kekuatan dan kecepatan jatuhnya butir-butir hujan sehingga butir hujan akan jatuh ke permukaan tanah secara lambat melalui ranting dan batang pohon. Humus yang berada di permukaan tanah meningkatkan porositas tanah dan daya infiltrasi yang mana dapat mengurangi laju keceatan air di permukaan tanah. Air akan meresap ke dalam tanah dalam kecepatan yang lambat dan bergerak ke kaki bukit dengan kecepatan yang lambat pula. Pergerakan lambat air tanah ke kaki bukit ini akan membentuk mata air sehingga potensi kekeringan pada musim kemarau dapat ditekan. 

Beberapa peranan hutan dalam menjaga tanah dan menghambat berlangsungnya pegikisan tanah adalah sebagai berikut:

1. Peran tajuk vegetasi hutan
Tajuk vegetasi dapat menahan air hujan yang jatuh dan terdapat pula kemungkinan untuk menguapkannya sebelum sampai ke tanah. Ini memugkinkan untuk mereduksi air permukaan sehingga pengikisan tanah menjadi minimal. Energi kinetik air huja juga tereduksi sehingga gaya merusak partikel tanah menjadi kecil. Gaya merusak yang kecil semakin didukung oleh kekuatan mengangkut material yang kecil sehingga partikel yang terangkut minimal atau hanya dalam jarak yang dekat. 

2. Penghambatan aliran permukaan

Air hujan akan tertahan oleh bagian atas/tajuk vegetasi yang rapat. Air yang sampai ke tanah akan semakin sedikit dan dengan aliran yang lebih lambat. Aliran yang lebih lambat ini yang membuat gaya angkut air menjadi semakin lemah. Dengan demikian pengikisan atau erosi dapat diminimalisir.

3. Peranan akar-akar vegetasi

Akar-akar tanaman hutan dapat mengikat partikel tanah sehingga daya tahan tanah terhadap pengikisan dan erosi semakin tinggi. Akar-akar yang menembus tanah membuat tanah semain porus. Porositas tanah yang meningkat dapat meningkatkan infiltrasi air ke dalam tanah sehingga mengurangi air yang bergerak di permukaan. Gerakan air di permukaan yang semakin lemah akan mereduksi pengikisan terhadap permukaan tanah.

4. Peranan mikroorganisme

Mikroorganisme menjadikan bahan-bahan organik sisa makhluk hidup menjadi matang. Kematangan bahan organik membuat tanah menjadi porus dan memiliki kapasitas infiltrasi yang semakin besar. Tanah yang porus dan memiliki kapasitas infiltrasi yang besar meningaktkan kecepatan perembesan air ke dalam tanah. Ini menyebabkan terhambatnya pengikisan tanah akibat run off.

5. Dalam kemampuannya untuk bertranspirasi

Sama seperti peran yang lain, kemampuan tanaman dalam bertranspirasi meminimalisir gerakan air di permukaan tanah. Gerakan air permukaan yang minimal tentu saja juga meminimalisir pengangutan partikel tanah oleh gerakan air permukaan/run off.

Dengan banyaknya peran hutan atau tanaman dalam menjaga kelestarian lingkungan khususnya tanah, sudah seharusnya keberadaan hutan dipertahankan. Tidak perlu adanya pembukaan hutan secara besar-besaran untuk melakukan kegiatan pertanian. Pertanian dan kehutanan perlu disinergikan untuk menjaga keberlangsungan dan keberlanjutan pertanian dan kehutanan itu sendiri. Agroforestry merupakan salah satu sistem pertanian yang mensinergikan dan menggabungkan antara tanaman kehutanan dengan tanaman pertanian dalam satu lokasi lahan. 

Kartasapoetra, A.G. 1989. Kerusakan Tanah Pertanian dan Usaha Untuk Merehabilitasinya. Jaya Offet, Jakarta. 

No comments:

Post a Comment