Tuesday, March 11, 2014

Perbanyakan benih Palem Waregu (Raphis excelsa)

Palem waregu merupakan tanaman hias yang dapat ditanam di dalam ruangan atau juga sebagai penghias taman. Sosok tanaman yang kokoh, gagah, anggun, dan indah merupakan beberapa alasan mengapa palem waregu digunakan sebagai tanaman hias. Nilai tambah yang lain adalah perawatan yang mudah, nuansa khas daerah tropis, dan tahan terhadap perubahan cuaca. Palem waregu dapat berkembang baik di Indonesia. Oleh karena itu, pengembangannya di Indonesia memiliki peluang yang cukup lebar. Apalagi palem mini juga memiliki pasar ekspor yang cukup besar ke Belanda.

Palem waregu dapat diperbanyak secara vegetative dan juga generative. Namun, karena di Indonesia tanaman tersebut sulit berbunga, perbanyakan tanaman secara vegetative dengan cara memisahkan anakan dari indukan yang paling banyak dilakukan. 

Palem waregu dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 50-500 mdpl. Struktur tanah yang remah dengan pH 5-7 adalah yang paling optimal untuk pertumbuhan. Kelembaban udara yang baik adalah 50-80% dengan suhu siang hari 22-33 C dan malam hari 15-29C. curah hujan optimal adalah 2000 mm/tahun dan intensitas cahaya 15-30%.

1. Perbayakan secara generative
Perbanyakan dengan menggunakan biji termasuk repot dan lama. Biji baru dapat berkecambah setelah disemai selama 3 bulan. Pertumbuhan bibit hasil biji juga lambat. Untuk mencapai tinggi 1 meter, diperlukan waktu sekitar 3 tahun setelah berkecambah. Kebutuhan benih untuk 1 ha lahan adalah 10 kg biji (5000 butir/kg) dengan daya kecambah 80%.

Pertama, benih direndam dalam larutan fungisida dan zat pengatur tumbuh selama 24 jam kemudian dikeringkan. Media tanam yang digunakan adalah campuran tanah, kompos, dan pasir dengan perbandingan 1:1:1. Benih ditempatkan pada tempat yang gelap selama 4-8 minggu kemudian dipindahkan ke tempat yang terlindungi sampai berkecambah dan memiliki 3 helai daun. Setelah memiliki 3 helai daun, bibit dapat dipindahkan ke dalam pot. Perawatan cukup dijaga kelembabannya dan diberi pupuk NPK dengan dosis setengah sendok teh pada umur 6 bulan.

2. Perbanyakan secara vegetatif
Indukan yang digunakan sebagai bahan perbanyakan adalah yang jelas asal usulnya, sehat, varietas jelas, kondisi remaja dengan ketinggian 30-80 cm dan memiliki minimal 2 tunas sebagai calon anakan. Tanaman remaja lebih produktif dalam menghasilkan anakan daripada tanaman yang sudah dewasa. Anakan yang berasal dari tanaman remaja umumnya lebih cepat tumbuh.

a. Pengolahan lahan
Pengolahan lahan dilakukan dengan meremahkan tanah dengan cangkul atau bajak dengan kedalaman 30 cm. Bedengan dibuat dengan ukuran lebar 50 cm dengan tinggi 30 cm dan panjang yang sesuai dengan ukuran lahan. Saluran drainase dibuat diantara bedengan dengan lebar 30-40 cm. Lubang tanam dibuat dengan ukuran 25 x 25 x 30 cm. Pupuk kandang diberikan sebanyak 0,5 kg setiap lubang tanam. Diusahakan cahaya yang sampai ke pertanaman adalah 70-85 %.

b. Penanaman
Penanaman dilakukan pada awal musim hujan dan pada waktu pagi atau sore hari untuk menghindari terik matahari. Daun dikurangi untuk mengurangi penguapan . 

c. Perawatan
Perawatan yang paling utama adalah penyiraman dan pemupukan. Penyiraman dilakukan agar tanah tetap lembab sehingga tanaman tidak mudah layu. Pemupukan dapat dilakukan dengan pupuk organik atau juga pupuk anorganik. Pupuk anorganik yang digunakan adalah NPK dengan perbandingan 20:20:20. Pada umur satu bulan, pemupukan dilakukan 4 kali dengan dosis 2gram per tanaman. pada umur 2 bulan, pemupukan dilakukan 2 kali dengan dosis 2 gram per tanaman, dan setelah berumur 3 bulan, pemupukan dilakukan setiap 2 bulan sekali dengan dosis 10 gram per tanaman dan dibenamkan sekitar 20 cm dari batang. Pupuk organik diberikan setelah tanaman berumur 2 bulan. Pupuk dibenamkan di tepi bedengan dan pemuukan dilakukan setiap 2 bulan. Penyiangan dilakukan setiap 2 minggu dengan cara mencabut rumput yang berada di bedengan. Penyiangan bisanya diikuti dengan pembumbunan atau penggemburan tanah. 

Direktorat Perbenihan dan Sarana Produksi Tahun 2010. Direktorat Jenderal Hortikultura. Kementrian Pertanian. 

2 comments: