Tuesday, June 17, 2014

Pengendalian Bulai pada Tanaman Jagung

Jagung merupakan komoditas penting dan memiliki nilai strategis dalam penyediaan pangan dan peningkatan perekonomian nasional. Jagung memiliki beragam kegunaan dan penggunaan baik secara langsung sebagai sumber pangan atau juga secara tidak langsung sebagai bahan baku industri. Pengembangan komoditas jagung dalam kaitannya dengan peningkatan produksi dan produktivitas masih terkendala adanya organisme pengganggu pada tanaman jagung. Salah satu penyakit yang menyerang tanaman jagung adalah bulai. Penyakit bulai disebabkan oleh cendawan Peronosclerospora spp. Bulai merupakan salah satu penyakit pada tanaman jagung yang paling sulit dikendalikan dan seringkali menyebabkan penurunan hasil jagung hingga 100% ketika menyerang pada 1-14 MST. 

Pengendalian menjadi sangat penting dilakukan untuk meminimalisir atau bahkan menghilangkan kehilangan hasil akibat penyakit bulai. Beberapa cara pencegahan atau pengendalian penyakit bulai antara lain

1. Pengendalian pra tanam dengan fungsisida berbahan aktif metalaksil
Benih jagung hibrida dan bersari bebas yang sudah dipasarkan umumnya sudah diberi fungisida ridomil atau saromil yang berbahan aktif metalaksil. Metalaksil adalah senyawa kimia yang tergolong golongan asilalanin yang mampu melindungi benih jagung terhadap bibit penyakit, termasuk jamur penyebab penyakit bulai. Pada tahun 80 an, fungisida berbahan aktif metalaksil efektif dalam mengendalikan penyakit bulai. Namun, pada saat ini, ketika fungisda tersebtu telah digunakan lebih dari 20 tahun, terjadi resistensi cendawan terhadap metalaksil sehingga efektifitas fungisida tersebut menurun. Di Kabupaten Bangkayang, Kalimantan Timur, fungisida berbahan aktif metalaksil sudah tidak efektif lagi dalam mengendalikan penyakit bulai.

2. Menanam varietas unggul tahan bulai
Cara ini termasuk cara yang mudah, murah, dan aman bagi lingkungan. Saat ini sudah terdapat beberapa varietas jagung yang toleran dan bahkan tahan terhada serangan cendawan penyebab bulai. Beberapa varietas yang memiliki ketahanan terhadap penyakit bulai yang lebih tinggi dibandingkan varietas yang lain adalah BISI 816, BMD 2, BIMA 3 Bantimurung, Lagaligo, Motor GTO, dan Bisma. 

3. Menanam pada waktu yang tepat
Tanaman jagung paling rentan terkena bulai pada saat tanaman mulai berkecambah hingga tanaman berumur 4 minggu setelah tanam. Penyakit bulai banyak berkembang pada waktu peralihan musim dari kemarau ke musim penghujan atau juga sebaliknya. Oleh karena itu, diupayakan pada saat terjadi peralihan musim, tanaman jagung sudah berumur lebih dari satu bulan.

Monday, June 16, 2014

Fase Pertumbuhan Tanaman Jagung

Jagung merupakan salah satu komoditas pertanian utama yang memiliki peran dalam pemenuhan kebutuhan pangan dan strategis di bidang ekonomi. Peningkatan produktivitas jagung dapat dilakukan dengan membuat varietas unggul jagung sesuai spesifikasi lingkungan atau juga dengan teknik budidaya yang tepat. Teknik budidaya yang tepat pada umumnya adalah mensinergikan kebutuhan tanaman dalam setiap fase pertubuhan tanaman dengan input yang harus diberikan. 

Seperti pada tanaman yang lain, jagung juga memiliki kebutuhan yang berbeda-beda untuk setiap fase pertumbuhan. Berikut adalah fase pertumbuhan tanaman jagung yang selama ini sudah dikenal:

1. Fase perkecambahan
Perkecambahan benih jagung terjadi ketika radikula muncul dari kulit benih. Proses perkecambahan dimulai ketika terjadi penyerapan air oleh benih melalui proses imbibisi. Proses ini menjadikan benih membengkak diikuti oleh peningkatan aktivitas enzim serta respirasi. Awal perkecambahan, koleoriza memanjang menembus pericarp kemudian radikula menembus koleoriza. Setelah radikula muncul, empat akar seminal lateral juga muncul. Pada waktu yang bersamaan, plamula tertutup oleh koleoptil. Koleoptil terdorong ke atas oleh peanjangan mesokotil, yang mendorong koleoptil ke permukaan tanah. Mesokotil berperan peting dalam pemunculan kecambah di permukaan tanah. Ketika ujung koleoptil muncul keluar permukaan tanah, pemanjangan mesokotil terhenti dan plumul muncul dari koleoptil dan menembus permukaan tanah. 

Umumnya kecambah jagung akan muncul di permukaan tanah pada 4-5 hari setelah tanam. Pada kondisi yang dingin dan kering, pemunculan kecambah dapat berlangsung hingga dua minggu setelah tanam atau bahkan lebih.