Saturday, September 6, 2014

Penanggulangan Masalah Kesuburan Tanah Masam

Peningkatan permintaan hasil pertanian senantiasa meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. Intensifikasi menjadi metode yang paling banyak digunakan untuk pengembangan pertanian. Seiring dengan permasalahan lingkungan yang timbul dan alih fungsi lahan di daerah-daerah pertanian intensif, pertanian juga di kembangkan di daerah-daerah yang baru (ekstensif). Daerah-daerah baru tersebut seringkali merupakan daerah marginal yang kurang sesuai atau harus diperlakukan terlebih dahulu agar sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Salah satu daerah yang dikembangkan untuk pertanian adalah lahan masam.

Tanah masam merupakan tanah yang memiliki pH sangat rendah sehingga seringkali meracuni tanaman secara langsung atau juga menjadikan tanah tidak dapat menyediakan hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Berkaitan dengan hal-hal tersebut, perlu dilakukan pengolahan dan pengelolaan pada tanah masam agar sesuai dengan syarat tumbuh tanaman dan dapat menyediakan hara bagi tanaman. Beberapa cara penanggulangan dapat dilakukan melalui pendekatan kimia, fisik-mekanik, dan biologi

a. Cara kimia
Cara kimia dilakukan dengan memberikan bahan-bahan kimia sintetis pada tanah masam. Pemberian zat-zat kimia tersebut dilakukan dengan pengapuran, pemupukan dan penyemprotan herbisida. Pengapuran dilakukan untuk menaikkan pH, meningkatkan Kapasitas Tukar Kation, dan menetralisir Al yang meracuni tanaman. Pemupukan dilakukan untuk memberikan hara bagi tanah yang pada akhirnya bermanfaat untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Penyemprotan dimaksudkan untuk meminimalisir hilangnya hara yang diserap oleh gulma.

Kriteria Pertanian Berkelanjutan

Pertanian merupakan suatu usaha atau kegiatan mengelola dan atau mengolah tanaman dan hewan ternak untuk memenuhi kebutuhan manusia. Bertambahnya jumlah penduduk senantiasa diikuti peningkatan permintaan hasil pertanian. Sistem pertanian dengan teknis budidaya yang intensif banyak diaplikasikan untuk mendapatkan hasil pertanian yang maksimal. Hasil yang maksimal tidak diikuti oleh keberlanjutan pertanian sehingga seringkali hasil maksimal hanya diperoleh di awal-awal waktu sementara waktu-waktu berikutnya hasil pertanian cenderung mengalami penurunan.

Pertanian berkelanjutan tidak hanya terfokus pada maksimalisasi hasil pertanian tetapi juga pada keberlanjutan pertanian itu sendiri. Pertanian berkelanjutan juga berarti suatu sistem pertanian yang hasilnya dapat dinikmati dari waktu ke waktu tanpa adanya atau dengan meminimalisir kerusakan-kerusakan faktor-faktor pendukung pertanian. 

Untuk dapat disebut sebagai suatu sistem pertanian yang berkelanjutan, terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi. Kriteria-kriteria yang ada dapat dititikberatkan pada usaha pengendalian masalah lingkungan pada tingkat lokal, regional, dan nasional.

Tingkat lokal (petani)
Pertanian berkelanjutan harus mampu:
a. Mempertahankan sumber alam sebagai penunjang produksi tanaman untuk jangka yang panjang. Usaha-usaha yang dapat dilakukan diantaranya adalah mengontrol erosi dan memperbaiki struktur tanah, mempertahankan kesuburan tanah dengan cara menjaga keseimbangan hara, dan mengusahakan diversifikasi tanaman di lahan.