Monday, January 26, 2015

Gejala dan Pengendalian Penyakit Gugur Daun Colletotrichum pada Tanaman Karet

Penyakit gugur daun yang disebabkan oleh jamur Colletotrichum gloesporiorides menyebabkan kerusakan tanaman baik di fase pembibitan, tanaman belum menghasilkan, ataupun pada tanaman yang menghasilkan. Daun muda yang terserang terlihat lemas berwarna hitam, mengeriput bagian ujungnya, dan mati menggulung. Pada daun yang sudah dewasa, terdapat bercak warna hitam, berlubang, bagian ujunya keriput, dan pada akhirnya mati. Tanaman yang terserang berat tajuknya akan dundul dan mengakibatkan mati pucuk.

Serangan gugur daun Colletotrichum terjadi pada saat pembentukan daun muda selama musim hujan. serangan berat terjadi pada klon yang peka dan kebun yang berada di ketinggian lebih dari 200 mdpl. 

Penularan Colletotrichum berlangsung dengan penyebaran spora yang dibawa oleh angina atau embun jarak jauh.

Gejala dan Pengendalian Penyakit Gugur Daun Oidium pada Tanaman Karet

oidium pada tanaman karet
Gugur daun oidium merupakan penyakit yang disebabkan oleh jamur Oidium heveae dan menyerang tanaman di pembibitan, tanaman belum menghasilkan, serta tanaman menghasilkan. Oidium menyerang daun-daun yang masih muda dan mengakibatkan daun menadi berwarna hitam, keriput, dan berlendir. Di bawah permukaan daun terdapat seperti tepung berwarna putih yang merupakan hifa dan spora jamur oidium. Pada tingkat lanjut, serangan mengakibatkan daun-daun gugur dan berserakan di tanah. Serangan pada daun yang tua ditandai dengan adanya bercak berwarna kekuningan pada helaian daun dan terdapat tepung halus berwarna putih di permukaan tepian daun. Serangan berat oidium menyebabkan terhambatnya pertumbuhan tanaman dan turunnya produksi lateks. Selain itu, oidium juga menyerang bunga sehingga hasil biji berkurang. 

Serangan oidium biasanya terjadi ketika daun muda terbentuk bersamaan dengan turunnya hujan rintik-rintik atau kabut di pagi hari pada awal musim penghujan. Serangan berat terjadi pada kebun dengan tanaman yang terdiri dari klon yang peka dan berada di atas ketinggian 200 mdpl. 

Penularan oidium berlangsung dengan penyebaran spora yang dibawa oleh angin atau embun jarak jauh.

Saturday, January 24, 2015

Gejala dan Pengendalian Jamur Upas pada Tanaman Karet

jamur upas tanaman karet
Jamur upas merupakan salah satu penyakit yang menyerang batang tanaman karet. Jamur upas disebabkan oleh jamur Corticium salmonicolor. Jamur upas dapat menyerang tanaman yang belum menghasilkan ataupun tanaman yang sudah menghasilkan. Terdapat empat tingkat perkembangan jamur upas. 

Pada tingkat serangan awal, hanya terdapat lapisan jamur yang tipis dan berwarna putih di permukaan kulit (tingkat sarang laba-laba). Selanjutnya jamur berkembang menjadi kumpulan-kumpulan benang jamur yang disebut dengan tingat bongkol-bongkol. Pada serangan selanjutnya, terbentuk lapisan kerak berwarna merah muda yang disebut dengan tingkat corticium dan jamur sudah masuk ke dalam kayu. Pada serangan akhir jamur membentuk kerak tebal berwarna merah yang disebut dengannecator. Dari bagian yang terserang biasanya keluar lateks berwarna hitam meleleh di permukaan batang tanaman. Kulit yang sakit akhirnya membusuk dan berwarna hitam kemudian mengering dan terkelupas.. bagian kayu di bawah kulit yang sakit menjadi rusak dan menghitam. Pada serangan lanjut, tajuk percabangan akan mati dan mudah patah oleh angin.

Peularan jamur terjadi melalui penyebaran spora yang dibawa angina. Serangan jamur upas banyak dijumpai pada tanaman yang berumur 3-7 tahun dan kebun dengan tingkat kelembaban yang tinggi

Gejala dan Pengendalian Nekrosis Kulit pada Tanaman Karet

Nekrosis kulit kemungkinan disebabkan oleh jamur Fusarium sp. Namun Botryodiplodia theobromae juga ditemukan pada kulit yang sakit dengan menimbulkan gejala yang sama. Pada kulit batang awalnya muncul bercak kehitaman dengan ukuran 2-5 cm. bercak-bercak tersebut makin membesar dan bergabung dengan yang lainnya sehingga menyebabkan kulit batang menjadi busuk. Penyakit nekrosisi kulit dapat timbul mulai dari kaki gajah sampai dengan percabangan dan seringkali terjadi pada tahun sadap kedua. Kulit yang busuk dan rusak akan mengundang hama penggerek dan bahkan mengundang jamur Ustulina sehingga kondisi kerusakan akan semakin parah. Penularan penyakit belum terlalu banyak diketahui namun diduga akibat penyebaran spora yang dibawa angin pada kondisi cuaca yang lembab dan hujan.

Thursday, January 22, 2015

Gejala dan Pengendalian Kering Alur Sadap pada Tanaman Karet

kering alur sadap pada tanaman karet
Seperti halnya penyakit mouldy rot dan juga kanker karis, kering alur sadap juga terjadi di bagian sadapan tanaman karet. Penyakit kering alur sadap mengakibatkan keringnya alur sadap sehingga tidak menghasilkan lateks. Kering alur sadap disebabkan oleh penyadapan yang terlalu sering disertai penggunaan bahan perangsang lateks. 

Kering alur sadap ditandai dengan tidak mengalirnya lateks pada sebagian alur sadap. Ketika dibiarkan maka keseluruhan alur sadap akan mengering dan berubah warna menjadi coklat karena terbentuk gum (blendok). Gejala lain yang timbul dari penyakit ini adalah terjadinya pecah-pecah pada kulit dana pembengkakan pada batang tanaman. 

Kering alur sadap tidak ditularkan dari satu pohon ke pohon yang lain. Kerign alur sadap dapat meluas pada kulit yang seumuran pada pohon yang sama. Tanaman yang berasal dari biji (seedling) dan tanaman yang membentuk daun baru sering mendapatkan gangguan kering alur sadap. 

Gejala dan Pengendalian Penyakit Kanker Garis pada Tanaman Karet

kanker garis tanaman karet
Penyakit kanker garis disebabkan oleh jamur Phytophthora palmivora. Seperti halnya penyakit mouldy rot dan kering alur sadap, anker garis juga merupakan panyakit yang menyerang bidang sadapan tanaman karet. Gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini adalah munculnya benjolan-benjolan atau cekungan-cekungan di bidang sadap yang lama sehingga mengganggu proses penadapan berikutnya. 

Awal serangan ditandai dengan adanya selaput putih tipis yang menutup alur sadap. Namun ketika selaput yang berada di bidang sadap tersebut dikerok dengan menggunakan pisau, maka akan terlihat garis tegak berwarna hitam. Garis tersebut akan berpadu satu sama lain membentuk jalur hitam yang terlihat seperti retak membujur pada kulit pulihan.

Terkadang, di bawah kulit pulihan akan terbentuk gumpalan lateks yang emngakibatkan pecahnya kulit. Dari bagian kulit yang pecah tersebut keluar tetasan-tetesan lateks berwarna coklat dengan bau yang busuk. 

Penularan terjadi dengan penyebaran spora yang dibawa oleh angin. Percikan air hujan juga dapat membawa dan menyebarkan spora. Kanker garis banyak dijumpai di perkebunan dengan tingkat kelembaban yang tinggi dan paa pohon-pohon yang bidang sadapnya terlalu dekat dengan tanah.

Gejala dan Pengendalian Penyakit Mouldy Rot pada Tanaman Karet

mouldy rot karet
Penyakit mouldy rot disebabkan oleh jamur Ceratocystis fimbriata. Jamur Ceratocystis fimbriata menyebabkan kerusakan pada bidang sadap tanaman karet (seperti penyakit kanker garis dan kering alur sadap). Tanaman yang terserang mouldy rot akan memiliki bidang sadap yang bergelombang sehingga menyulitkan penyadapan berikutnya. Bahkan, serangan berat akan menyebabkan kerusakan total pada bidang sadapan sehingga tanaman tidak dapat disadap lagi.

Penyakit ini ditandai dengan adanya selaput tipis berwarna putih di bidang sadap dekat dengan alur sadap. Selaput tersebut kemudian berkembang menjadi seperti beludru berwarna kelabu sejajar alur sadap. Bila hifa tersebut dikerok/diambil, maka tampak bintik berwarna coklat tau hitam. Spora jamur dihasilkan dapat bertahan hidup pada kondisi yang kering. Serangan mouldy rot yang tidak segera ditangani akan meluas sampai kambium atau bahkan bagian kayu.

Penularan penyakit berlangsung dengan penyebaran spora yang dibawa oleh angin. Penggunaan pisau sadap juga dapat menyebarkan spora dan hifa Ceratocystis fimbriata. Penyakit mouldy rot banyak terjadi pada musim hujan dan banyak dijumpai pada tanaman yang disadap terlalu sering atau terlalu dalam. 

Tuesday, January 20, 2015

Jenis Bibit Karet Hasil Okulasi

stump mata tidur
Pada prinsipnya, bibit yang telah berhasil diokulasi dapat langsung ditanam di lahan pertanaman karet yang sudah disediakan. Akan tetapi, terkadang bibit yang masih terlalu kecil dan belum memiliki tunas yang berkembang dengan baik memiliki resiko kematian yang tinggi ketika langsung ditanam di lahan pertanaman. Oleh karena itu, bibit-bibit hasil okulasi harus dirawat dan diperakukan sedemikian rupa sehingga kematian ketika di tanam di lapangan. Secara umum terdapat tiga jenis bibit hasil okulasi. Ketiganya adalah stum mata tidur, stum mini, dan bibit polybag.

1. Stum mata tidur
Stum mata tidur merupakan bibit hasil okulasi yang mata okulasinya belum tumbuh. Untuk bibit stum mata tidur yang berumur kurang dari 1 tahun, panjang akar tunggang yang ideal adalah 45-50 cm dan akar lateralnya 3-5 cm. Stum mata tidur yang berumur 1-2 tahun, panjang akar tunggang ideal adalah 50-60 cm dan akar lateralnya 5-7 cm. Pembongkaran/pencabutan bibit merupakan salah satu bagian paling penting dan krusial dalam mendapatkan bibit stum mata tidur.

Pencabutan bibit dapat dilakukan dengan menggunakan cangkul atau juga dengan menggunakan dongkrak bibit. Cangkul digunakan untuk mencabut bibit yang berumur lebih dari 1 tahun. Dongkrak bibit digunaan untuk mencabut bibit yang berumur kurang dari 1 tahun.

a) Mencabut bibit dengan cangkul
Dua minggu sebelum bibit dicabut, bibit dipotong setinggi 5-7 cm di atas tempelan okulasi. Selanjutnya dibuat parit sedalam 60 cm di salah satu sisi tanaman sejauh 10 cm dari tanaman sepanjang barisan tanaman. Akar tunggang di kedalaman 45 cm dipotong dan bibit diarahkan ke dalam lubang. Akar lateral dipotong dan disisakan sekitar 5 cm dan didapatkan stum mata tidur yang siap ditanam di lahan pertanaman.

Teknik Okulasi Tanaman Karet

bibit okulasi
Pelaksanaan okulasi sangat berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan okulasi. Tingkat keberhasilan okulasi juga merupakan salah satu faktor terpenting dalam rangkaian kegiatan pembibitan karet. Kegiatan-kegiatan dalam okulasi meliputi membuat jendela okulasi, mengambil mata okulasi, menempelkan mata okulasi dan membalut, dan memeriksa hasil okulasi.

a) Membuat jendela okulasi
Jendela okulasi adalah sayatan pada kulit batang bawah yang nantinya digunakan untuk penempelan mata tunas. Ukuran jendela untuk okulasi hijau adalah 1,5 x 3 cm, okulasi dini 0,5-1 x 3 cm, dan okulasi coklat 2 x 4 cm. Torehan untuk jendela okulasi dimulai dari bawah setinggi kurang lebih 5 cm dari tanah. Sebelum ditoreh, batang dibersihkan terlebih dahulu dengan menggunakan kain yang sudah dipersiapkan. Lateks/ getah yang keluar akibat luka yang dibuat diberihkan juga dengan kain yang bersih. Teknik pembuatan jendela adalah dengan membuat dua irisan vertical di batang dengan ukuran berdasarkan jenis okulasi yang digunakan. Di bagian atas irisan vertical dibuat irisan melintang untuk membuka jendela okulasi. Untuk mempercepat proses okulasi, beberapa batang bawah (biasanya 25 batang bawah) ditoreh terlebih dahulu sebelum jendela okulasi dibuka dan ditempeli mata tunas. 

b) Membuat perisai mata okulasi
Mata tunas yang paling baik untuk okulasi adalah mata prima yang berada di bekas ketiak daun. Ukuran perisai mata okulasi bergantung pada jenis okulasi yang akan diterapkan. Okulasi dini membutuhkan perisai dengan lebar maksimal 1 cm. Okulasi hijau membutuhkan perisai dengan lebar maksimal 1,5 cm. Okulasi coklat membutuhkan perisai dengan lebar maksimal 2 cm. Kulit kayu disayat sesuai dengan ukuran yang sebelumnya telah diuraikan. Penyayatan dilakukan dengan mengikutsertakan kayu. Kulit kayu kemudian dilepaskan dari kayunya dengan hati-hati dengan menarik bagian kayu. Perisai mata diusahakan untuk tidak memar dan bagian dalam kulitnya tidak kotor atau terpegang. Perisai mata yang baik adalah yang bagian dalam kulitnya terdapat titik putih yang menonjol.

Rejuvinasi Tunas pada Pembibitan Karet

pemotongan entres karet
Rejuvinasi tunas pada entres karet merupakan salah satu bagian dari manajemen entres.  Juvenilitas batang tempat mata tunas berada akan sanat berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan proses okulasi. Batang yang masih juvenil memiliki tingkat kerberhasilan okulasi lebih tinggi daripada batang yang sudah dewasa. Batang yang masih juvenil memiliki beberapa kelebihan seperti mampu menghasilkan tanaman dengan lilit batang lebih besar, kulit batang lebih tebal, kadar karet kering lebih tinggi, dan memiliki jumlah pembuluh lateks yang lebih banyak. 

Rejuvinasi kebun entres dilakukan dengan melakukan pemotongan-pemotongan terhadap tanaman di kebun entres. Ketika tanaman sudah memiliki tinggi lebih dari 2 meter, maka dilakukan pemotogan untuk menumbuhkan 2 tunas baru. Pemotongan dilakukan dengan ketinggian 35-40 cm di atas pertautan okulasi. Setelah dua tunas baru memiliki tinggi 2 meter, dilakukan pemotongan lagi dengan ketinggian 10-15 cm dari pangkal munculnya tunas. Setiap tunas nantinya akan menghasilkan 2 tunas baru sehingga dalam satu tanaman terdapat 4 batang yang terdiri dari tunas yang berisi entres. Rejuvinasi selanjutnya adalah dengan memotong batang utama di bawah pemotongan pertama (30 cm di atas pertautan okulasi). Siklus pemotongan kemudian diulang-ulang. Umumnya, dalam satu tanaman maksimal hanya diperbolehkan memiliki 4 tunas. Namun, pada tanaman yang sudah memiliki batang pokok yang besar (berumur lebih dari 5 tahun), tanaman dapat memiliki 4-6 tunas. 

Manajemen Kebun Entres

pembibitan tanaman karet

Setelah kebun entres dibuat. selanjutnya yang perlu dilakukan adalah merawat kebun entres yang sudah jadi. perawatan kebun entres meliputi pemupukan, rejuvinasi tunas, dan pengendalian OPT.

a) Pemupukan
Idealnya, pemupukan tanaman karet di kebun entres dilakukan setiap tiga bulan sekali. 
Pupuk yang digunakan adalah urea, SP 36, KCl, dan kieserit. Rata-rata pupuk yang diberikan untuk setiap pohon untuk sekali pemberian adalah urea 30 gram, SP 36 25 gram, KCl 20 gram, dan kiserit 5 gram. Pupuk diberikan secara spot placement dengan jarak sekitar 10-20 cm dari batang tanaman. Sebulan sebelum entres digunakan untuk okulasi, pemberian pupuk harus dihentikan. Setelah batang dipotong untuk okulasi, tanaman dipupuk kembali untuk memacu tumbuhnya tunas-tunas baru.

b) Pengendalian gulma
Secara prinsip, metode yang digunakan untuk mengendalikan gulma adalah bebas. Metode kimia dengan menggunakan herbisida umumnya menjadi pilihan utama karena dapat langsung memberikan efek dan minim tenaga kerja. Kelemahan metode ini adalah ketiadaan herbisida ketika sedang dibutuhkan. Pengendalian gulma paling penting dilakukan ketika musim hujan dan setelah dilakukan pemotongan entres. Pada musim hujan dan setelah pemotongan entres gulma akan tumbuh dengan subur dan mulai mengganggu pertumbuhan entres. Pengendalian gulma setelah pemotongan entres juga dimaksudkan agar pemupukan lebih efektif dan efisien. Di luar kedua saat-saat tersebut, pengendalian gulma kurang begitu diperhatikan karena status gulma menjadi tidak penting.

Pembuatan Kebun Entres Perkebunan Karet

kebun entres tanaman karet

Kebun entres mutlak diperlukan dalam tahap pembibitan tanaman karet. Kebun entres akan menghasilkan mata tunas yang digunakan sebagai calon batang atas pada proses okulasi. Batang atas inilah yang nantinya akan menghasilkan lateks saat tanaman sudah memasuki fase tanaman menghasilkan. Oleh karena itu, mata tunas dari kebun entres harus benar-benar diperhatikan dan dijaga kualitasnya dari sisi genetik, fisiologi, dan fisiknya. 

Proses pembuatan dan manajemen kebun entres harus memenuhi standar-standar yang sudah ditetapkan berdasarkan hasil penelitian sehingga mutu genetis, fisiologi dan fisik pada populasi tanaman karet di kebun entres dapat dipertahankan. Mata tunas untuk okulasi harus berasal dari kebun entres dan bukan dari batang tanaman produksi. Mata tunas dari kebun produksi memiliki beberapa kekurangan seperti tingkat keberhasilan okulasi yang rendah, pertumbuhan tanaman tidak seragam dan lambat, berbunga sebelum tanaman mulai menghasilkan, dan memiliki produktivitas yang rendah. 

Pembuatan Kebun Entres
Asal tanaman di kebun entres adalah bibit hasil okulasi, baik okulasi mata tidur ataupun okulasi dini yang sudah memiliki minimal tiga payung daun. Klon-klon anjuran untuk yang ditanam di kebun entres diantaranya adalah PB 260, PB 240, IRR 22, IRR 119 dan lain sebagainya. Pada intinya, kebun entres haruslah terdiri dari klon-klon yang memiliki produksi lateks yang tinggi.

Monday, January 19, 2015

Gulma Penting di Perkebunan Karet

Secara sederhana, gulma merupakan tumbuhan yang keberadaannya tidak dikehendaki oleh manusia. Tidak dikehendaki karena dapat menimbulkan kerugian-kerugian khususnya dalam kegiatan budidaya tanaman. Kerugian-kerugian yang ditimbulkan misalnya terhambatnya perutmbuhan tanaman, penurunan produksi, dan terganggunya aktivitas pengusahaan suatu komoditas pertanian.

Pada budidaya tanaman karet, terdapat beberapa gulma yang penting. Dianggap penting karena keberadaanya menimbulkan kerugian yang cukup berarti bagi pertumbuhan dan produksi tanaman, atau juga menimbulkan gangguan terhadap kegiatan pengusahaan tanaman karet. Pentingnya suatu gulma ditentukan juga oleh besarnya biaya pengendalian gulma tersebut. 

Beberapa gulma yang dianggap penting dalam pertanaman karet adalah

1. Imperata cylindrica (L.) Raeuschel
Dikenal luas sebagai alang-alang. Merupakan gulma rumput yang hidup menahun. Alang-alang sangat mudah menyebar di pertanaman karet. Berkembang biak dengan biji dan rimpang yang dimiliki. Alang-alang mampu menghasilkan biji sekitar 3.000 biji. Biji mudah menyebar terbawa oleh angin. Pembungaan terjadi pada musim kemarau. Dalam kondisi ideal, biji dapat berecambah hanya dalamwaktu 1 minggu. Dalam kondisi yang kurang ideal, bijinya dapat bertahan hingga kurang lebih 1 tahun. 

Alang-alang juga dapat berkembang dengan menggunakan rimpang. Setiap rimpang yang terpotong akan menghasilkan individu baru. Hal ini yang membuat pengolahan tanah harus dilakukan secara hati-hati agar rimpang tidak terpotong-potong dan tidak menghasilkan individu baru. 

Alang-alang tidak tahan terhada naungan sehingga keberadaannya hanya dominan di pertanaman karet yang belum menghasilkan. Pada tanaman karet menghasilkan, alang-alang akan secara otomatis berkurang jumlahnya karena adanya naungan pertanaman karet.

Thursday, January 15, 2015

Pesemaian Bibit Karet

bibit batang bawah karet

Pesemaian bibit karet berbeda dengan pengecambahan biji karet. peemaian bibit karet adalah pemeliharaan batang bawah sebelum diokulasi dengan batang atas. Mekanisme pesemaian dilakukan berdasarkan okulasi yang nantinya digunakan. Pada dasarnya, terdapat tiga jenis okulasi yaitu okulasi dini, okulasi hijau, dan okulasi coklat. 

Pada okulasi dini dan okulasi hijau, pesemaian langsung dilakukan di polybag. Polybag yang digunakan umumnya memiliki tinggi 15-30 cm. Ketinggian polybag lebih diperhatikan daripada lebar polybag. Hal ini karena pertumbuhan akar tunggang lebih diprioritaskan daripada akar seminal. Setiap polybag diisi dengan satu kecambah karet yang selanjutnya dilakukan beberapa perawatan sebelum batang bawah diokulasi. 

Pada okulasi coklat, pesemaian dilakukan di lahan pertanaman yang telah disediakan. Kecambah di tanam di lahan secara langsung dengan jarak tanam 35 x 35 x 50 cm. Artinya dua baris tanaman ditanam dengan jarak tanam 35 x 35 cm. Antar dua baris tanaman dengan dua baris tanaman yang lain diberi jarak 50 cm. Jarak lebih lebar ini selain untuk memaksimalkan potensi sinar matahari juga dimaksudkan untuk memudahkan pelaksanaan okluasi ketika waktunya sudah tiba. Sebelum kecambah ditanam, lahan diberi ajir sesuai dengan jarak tanam yang sudah ditentukan. Di sisi ajir diberi lubang tanam dengan kedalaman 3-5 cm sesuai dengan panjang akar. Kecambah ditanam dengan hati-hati sedalam 1 cm dari permukaan tanah dan diusahakan agar akar tidak mengalami kerusakan.

Sortasi dan Pengecambahan Biji Karet


Biji yang telah terkumpul pada pengambilan biji kemudian dipilih dan dikecambahkan untuk segera mendapatkan calon batang bawah tanaman. Pemilihan atau seleksi bibit meliputi pemeriksaan daya lenting, pemeriksaan kesegaran biji, dan pemeriksaan warna kulit biji. 

Biji karet yang baik adalah yang mampu melenting ketika dipantulkan pada permukaan yang keras. Biji karet yang baik juga akan terendam sebagian di dalam air ketika biji di rendam. Kesegaran biji dapat dilihat dari warna putih kekuningan pada bagian lembaga, warna putih pada endosperm, dan biji tidak keriput. Dipilih juga biji yang memiliki ukuran yang sama, dan memiliki warna kulit biji yang mengkilat. 

Pengecambahan dilakukan di bedengan yang di atasnya terdapat atap. Atap akan menjaga biji dari sengatan matahari secara langsung disamping untuk menghindari jatuhnya air berlebih ketika hujan turun. Bedengan dibuat dengan ukuran lebar 1 meter dengan panjang menyesuakan kondisi lahan. Bedengan dibuat dengan orientasi Utara-Selatan untuk memaksimalkan cahaya matahari walaupun dengan intensitas yang rendah. Media pesemaian berupa tanah dengan ketebalan 10 cm selanjutnya ditutupi dengan pasir setebal 7 cm. 

Biji ditanam pada bedengan dengan jarak antar antar barisan benih 2 cm. Dalam satu baris, biji diletakkan saling bersinggungan. Biji diletakkan dengan posisi telungkup secara horizontal. Biji ditekan ke dalam pasir sehingga 2/3 bagian biji berada di dalam pasir. Pintu lembaga menghadap ke satu arah dan harus tetap berada sedikit di bawah permukaan pasir.

Asal Batang Bawah Tanaman Karet


Tanaman yang akan dijadikan batang bawah pada okulasi adalah tanaman hasil perbanyakan generatif (biji). Walaupun merupakan hasil perbanyakan generatif, batang bawah juga memiliki kon-klon anjuran yang sebaiknya digunakan untuk proses okulasi. Batang bawah yang dianjurkan, selain memiliki kelebihan dalam perakaran dan ketahanan terhadap serangan organisme pengganggu tanaman, juga memiliki kelebihan yaitu lebih kompatibel dengan klon-klon yang dianjurkan sebagai batang atas. Beberapa klon anjuran untuk batang bawah adalah GT1, PR 300, AVROS 2037, PR 228, dan LCB 1320. 

Umumnya, biji yang digunakan sebagai calon batang bawah berasal dari kebun-kebun produksi. Oleh karena itu, terdapat beberapa persyaratan suatu kebun produksi dapat dijadikan sebagai asal benih untuk batang bawah. Persyaratan-persyaratan yang dimaksud adalah terdapat luasan minimal 10 Ha yang berisi klon yang sama dan tanaman sudah berumur minimal 8 tahun. Dari 10 Ha luasan untuk tanaman produksi, hanya bagian tengah kebun yang dibatasi border tanaman 100 meter yang dapat digunakan sebagai sumber bahan batang bawah. Border terebut bertujuan untuk menjaga kemurnian klon calon batang bawah. Umur 8 tahun merupakan umur ideal suatu tanaman menghasilkan biji yang memiliki mutu fisiologi, genetik, dan fisik yang baik. 

Setelah ditentukan lokasi kebun sumber benih, langkah selanjutnya adalah pemungutan biji. Untuk memudahkan pemungutan biji beberapa hal perlu dilakukan diantaranya melakukan penyiangan minimal satu bulan sebelum biji mulai berjatuhan dan malakukan pemungutan pendahuluan untuk mendapatkan kepastian waktu dari jatuh biji yang diambil. Pemungutan pendahuluan dilakukan dua hari sebelum pemungutan biji yang utama. Di Pulau Jawa dan Sumatra bagian selatan, musim biji jatuh adalah bulan Januari-April sementara di Sumatra bagian Utara, biji jatuh pada bulan Agustus sampai dengan Desember untuk setiap tahunnya.

Setelah biji terkumpul, biji dipilih dan dilakukan pengecambahan

refferensi:
Balai Penelitian Karet Getas

Wednesday, January 14, 2015

Mekanisme dan Adaptasi Tanaman terhadap Stres Abiotik (Pengantar)


Pertumbuhan populasi dunia diperkiakan akan mencapai enam miliar pada akhir tahun 2050. Di sisi lain, hasil pertanian yang merupakan pemenuh kebutuhan makanan bagi populasi penduduk dunia tidak mengalami peningkatan produktivitas. Peningkatan jumlah penduduk yang tidak diikuti oleh peningkatan produktivitas hasil pertanian akan memunculkan potensi kekurangan pangan di kemudian hari.

Produktivitas hasil pertanian yang memiliki kecenderungan untuk tidak meningkat salah satunya disebabkan oleh adanya stres-stres lingkungan abiotik yang menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal. Secara umum, stres lingkungan abiotik adalah suatu kondisi variable-variabel lingkungan yang secara potensial dapat merusak tanaman, baik secara fisik ataupun biokimia. 

Umumnya, makhluk hidup tidak mampu mengontrol kondisi lingkungan tempat tinggal, tetapi terdapat dua mekanisme umum untuk dapat bertahan di lingkungan yang kurang menguntungkan. Mekanisme tersebut adalah menghindar dan toleran. Mekanisme menghindar lebih umum dilakukan oleh binatang-binatang yang dapat dengan mudah berpindah dari lingkungan yang kurang menguntungkan. Tanaman tidak dapat berpindah tempat untuk dapat menghindar dari kondisi stres lingkungan abiotik, tetapi tanaman dapat menggabungkan faktor genetik, molekuler, dan biokimia untuk menghindari kondisi stres abiotik.

Thursday, January 8, 2015

Potensi Pemanfaatan Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.)

Jarak pagar merupakan tanaman yang sudah lama dikembangkan di Indonesia. Pada masa penjajahan Jepang, masyarakat Indonesia sudah dipaksa menanam jarak untuk keperluan industri dan kekuatan militer jepang. Saat ini, tanaman jarak pagar mulai dikembangkan dan dibudidayakan lagi karena memiliki beragam fungsi dan manfaat. Banyak dilakukan penelitian terkait manfaat dan teknologi budidaya jarak pagar sehingga potensi dan pengembangan jarak pagar dapat memberikan manfaat dan hasil yang optimal

1. Sebagai bahan bakar alternatif
Biji jarak pagar mengandung rendemen minyak nabati 35-45%. Minyak dari biji jarak pagar dihasilkan dari daging buah 75% dan kulit sebesar 25%. Minyak jarak pagar mengandung trigliserida sebesar 94% dengan berat molekul asam lemak tinggi. Sebagai bahan bakar alternatif, minyak jarak pagar dapat langsung digunakan sebagai bahan pengganti minyak tanah dan ketika diolah dapat digunakan untuk pengganti solar (biodisel). Selain dari minyak yang dihasilkan, fungsi sebagai bahan bakar alternative dari jarak pagar juga berasal dari limbah padat hasil eksraksi minyak.

Minyak mentah jarak pagar dapat langsung digunakan sebagai pengganti atau dicampur dengan minyak tanah untuk menghasilkan api. Pencampuran minyak tanah dengan minyak jarak pagar 10% tidak memerlukan modifikasi pada kompor konvensional yang telah ada. Minyak jarak pagar dapat digunakan pada kompor minyak, lampu petromaks, dan lampu tempel dengan campuran minyak tanah 80-90%.

Tuesday, January 6, 2015

Pemilihan Batang Atas dan Batang Bawah Tanaman Karet


Pembibitan merupakan salah satu faktor terpenting yang menunjang keberhasilan budidaya tanaman karet dan tanaman tahunan pada umumnya. Kesalahan dalam pembibitan berakibat pada kerugian jangka panjang baik dari segi tenaga, biaya, dan waktu. Pembibitan pada tanaman karet harus benar-benar diperhatikan agar tanaman berproduksi baik dan berkelanjutan.

Tanaman karet umumnya diperbanyak secara vegetative dengan metode okulasi. Pemilihan batang atas dan batang bawah harus diperhatikan kompabilitas nya sehingga okuasi dapat berhasil. Selain itu, pemilihan batang atas dan batang bawah akan berpengaruh terhadap ketahanan tanaman terhadap cekaman lingkungan, serangan hama dan patogen, serta untuk memperoleh hasil yang optimal.

Batang bawah memegang peranan yang sangat penting dalam proses okulasi. Kesalahan pemilihan dan penggunaan batang bawah dapat menurunkan produksi hingga 40%. Batang bawah ditumbuhkan dari biji. Biiji dapat berasal dari kebun biji yang kedua induknya diketahui atau juga berasa dari kebun produksi yang dirawat dengan baik. Biji yang digunakan sebagai calon batang bawah adalah biji yang minimal salah satu induknya diketahui. Biji sapuan tidak dianjurkan karena kedua pohon induknya tidak diketahui secara jelas. Pohon yang sudah berumur 15-25 tahun menghasilkan biji yang memiliki daya kecambah optimal.