Sunday, June 21, 2015

Mengenal Tanaman Kecapi

morfologi kecapi
Tanaman kecapi atau disebut juga sentul (Sandoricum koetjape) merupakan tanaman yang berasal dari Malaysia. Di pulau Jawa, kecapi banyak terdapat pada tempat-tepmat dengan ketinggian hingga 1200 mdpl. Kecapi menyukai tempat-tempat yang lembab tetapi tidak tergenang air. Dahulu kecapi banyak dijumpai di pekarangan-pekarangan atau kebun-kebun namun sekarang keberadaannya sudah jarang.

Kecapi merupakan tanaman berbentuk pohon dengan ketinggian dapat mencapai 30 meter. Kecapi memiliki batang yang tegak dengan diameter batang 70-90 cm. kulit batang berwarna abu-abu hingga kecoklatan. Terdapat percabangan yanag banyak pada batangnya dan membentuk tajuk yang sangat lebat. Bunga berwarna kehijauan, buah berwarna kuning kehijauan dan kulit buah kasar sedikit berbulu.

Buah kecapi berbentuk bulat hingga bulat pipih dan terdapat 2 hingga 5 biji di dalam buahnya. Kulit buahnya tebal, bagian buah yang dapat dimakan adalah daging biji yang berwarna putih dan lunak. Daging biji memiliki rasa yang asam sampai manis keasaman.

Wednesday, June 17, 2015

Mengenal Tanaman Juwet (Eugenia cumini)


buah duwet
Tanaman juwet atau juga yang sering disebut sebagai tanaman duwet termasuk keluarga jambu-jambu an. Terdapat beberapa nama untuk tanaman juwet. Di daerah Jawa Barat, juwet dikenal dengan nama jamblang. Di Jawa Tengah dan Jawa Timur dikenal dengan nama Juwet atau Duwet. Di Madura dikenal dengan nama dhalas atau dhuwak. Dan di Bali dikenal dengan nama Jujutan. 

Juwet merupakan tanaman yang memiliki rentang toleransi tinggi dalam hal syarat tumbuh. Juwet dapat tumbuh di hampir semua jenis tanah. Tanaman juwet dapat tumbuh baik pada ketinggian hingga 300 mdpl. 

Juwet merupakan tanaman berbentuk pohon dengan ketinggian dapat mencapai 20 meter dan batang dengan diameter 40-70 cm. Kulit batang juwet mudah pecah dan memiliki kandungan tannin hingga 8-19 %. Bagian atas permukaan daun berwarna hijau tua dan pada permukaan bawah berwarna hijau pucat. Daun tanaman juwet mengandung tannin 12-13 %.

Sunday, June 14, 2015

Mengenal Tanaman Jeruk Purut Manis

Jeruk purut manis merupakan salah satu jenis jeruk yang keberadaannya sudah langka di Indonesia. Di Indonesia, jeruk purut manis pertama ditemukan di Pontianak Kalimantan Barat. Jeruk purut mansis merupakan tanaman berbentuk pohon. Jeruk purut manis memiliki pohon yang rendah dan memiliki percabangan yang rapat sehingga tampak rimbun. Bunga kecil, berwarna keputihan dan muncul di ketiak daun. Buah memiliki banyak kerutan di bagian kulitnya yang tebal. Daging buah jeruk purut manis berwarna kekuningan. Tidak seperti buah jeruk purut lain yang berasa asam, jeruk purut manis memiliki rasa yang manis. Di dalam buah jeruk purut manis jarang dijumpai adanya biji. Namun terkadang juga terdapat satu atau hanya dua biji. Ukuran buah sedikit lebih besar daripada jeruk purut biasa. Setiap buah memiliki bobot antara 200 sampai 300 gram. 

Selain memiliki rasa yang manis sehingga dapat dikonsumsi sebagai buah meja, kulit buah jerup purut manis dapat juga digunakan untuk membuat serbat. Buah muda yang memiliki rasa asam dapat digunakan untuk bumbu masak sebagaimana jeruk purut biasa. Daun yang masih muda dapat digunakan untuk lalapan dan daun yang sudah tua dapat digunakan untuk penyedap makanan. 

Jeruk purut manis dapat diperbanyak dengan metode cangkok. Duapulu hari setelah pencangkokan, akar-akar akan tumbuh. Tiga bulan setelah cangokan ditumbuhkan di dalam polibag, cangkokan dapat ditanam di lapangan. Jeruk purut manis akan mulai berbuah pada umur 2 sampai 3 tahun. Jeruk purut manis termasuk jenis jeruk yang tahan terhadap gangguan hama dan penakit tanaman.

Anonim. 1994. Mengenal Tanaman Langka Indonesia. Penebar Swadaya, Jakarta. 

Thursday, June 4, 2015

Mengenal Tanaman Jeruk Jepara (Limonocitrus littoralis)

Jeruk jepara pertama kali ditemukan oleh J.E. Teijsman pada tanggal 6 Oktober 1854 di pantai Lasem, Rembang. Pada tanggal 24 Agustus 1930 dibuat koleksi khusus di pantai dekat Lendang, Rembang.

Selain ditemukan di Rembang, jeruk Jepara juga dapat ditemukan di Kepulauan Riau dan Vietnam, namun dengan sifat-sifat yang berbeda dengan yang berada di Rembang. Di Riau, Jeruk Jepara ditemukan oleh Ismail Husain di Pulau Ransang Riau pada tahun 1980. 

Jeruk Jepara merupakan tanaman berbentuk pohon perdu dengan ketinggian kurang dari 3 meter. Memiliki buah berdiameter 3-5 cm dan terdapat 5 ruangan di dalam buahnya dengan masing-masing ruangan terisi oleh dua biji. Jeruk Jepara memiliki rasa yang asam sedikit asin. Kandungan air di dalam buah Jeruk Jepara cukup sedikit sehingga kurang enak ketika dikonsumsi atau dijadikan minuman. 

Jeruk jepara mampu hidup di berbegai kondisi agroekosistem yang kurang menguntungkan untuk pertumbuhan tanaman lain. Jeruk jepara dapat hidup di tanah berpasir dengan kadar garam yang tinggi, rawa-rawa dekat pantai, dan tepian sungai dekat pantai. Jeruk jepara juga memiliki ketahanan yang tinggi terhadap serangan organisme pengganggu tanaman. Jeruk Jepara memiliki sifat pertumbuhan yang hampir sama dengan tanaman bakau. 

Kemampuan jeruk jepara dalam bertahan terhadap serangan organisme pengganggu tanaman menjadikan jeruk jepara menjadi salah satu bahan/sumber batang bawah untuk bibit yang baik. Umumnya, bibit yang menggunakan jeruk jepara sebagai batang bawah ditujukan untuk mencegah penyakit CVPD.

Anonim. 1994. Mengenal Tanaman Langka Indonesia. Penebar Swadaya, Jakarta.