Friday, August 28, 2015

Mengenal Tanaman Tampunik (Artocarpus rigidus)

sumber gambar: http://www.rarepalmseeds.com/pix/ArtRig.shtml
Tampunik merupakan tanaman yang masih satu keluarga dengan terap dari Kalimantan dan juga nangka. Di Sunda, tampunik dikenal dengan nama pussar atau peusar. Di Kalimantan dikenal dengan nama pujan. Dan di Malaysia dikenal dengan nama perian, purian, ataupun surian. Tampunik tumbuh subur di daerah tropis khususnya di hutan-hutan tropis dengan ketinggian kuang dari 1000 mdpl.

Tampunik merupakan tanaman berbentuk pohon dengan ketinggian dapat mencapai 40 meter dengan keliling batang sebesar pelukan dua orang dewasa. Buah tampunik memiliki bentuk yang mirip dengan nangka dan cempedak. Buah tampunik lebih kecil daripada buah nangka dan cempedak dan hanya memiliki bobot 1-2 kg setiap buahnya. Bunga dan buah tampunik tidak muncul dari batang melainkan dari ujung dahan. 

Buah tampunik hanya muncul setahun sekali pada akhir musim hujan. Buah yang sudah matang dapat langsung dimakan. Tampunik berasa manis dengan aroma yang khas. Buah yang sudah matang dapat dengan mudah dikupas. Cara mengupasnya adalah dengan menarik tangkai buahnya lalu menekan kulitnya ke bawah. Selajutnya, gumpalan buah yang melekat pada hati buahnya dapat dilepas untuk kemudian dihidangkan.

Buah yang masih muda dapat digunakan untuk bahan sayur. Buah yang telah dicacah direndam terlebih dahulu selama semalam agar dagingnya empuk. Selain dikonsumsi manusia, tampunik yang tumbuh dan berbuah di hutan juga merupakan sumber makanan untuk monyet. Karena itulah tampunik dikenal juga dengan nama nangka monyet (monkey jack).

Budidaya tanaman tampunik belum banyak dilakukan. Namun, perbanyakan tanaman tampunik dapat dilakukan secara generatif dengan menggunakan bijinya. 

Anonim. 1994. Mengenal Tanaman Langka Indonesia. Penebar Swadaya, Jakarta.

No comments:

Post a Comment