Monday, January 18, 2016

Komponen Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi

Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi padi adalah dengan penerapan pengelolaan tanaman terpadu (PTT) untuk budidaya tanaman padi. PTT diharapkan mampu membawa Indonesia menuju swasembada beras. PTT bukanlah paket teknologi seperti pada program Insus dan Supra Insus. PTT merupakan suatu inovasi intensifikasi dengan komponen teknologi yang spesifik lokasi dan tergantung pada masalah yang akan diatasi. Walaupun demikian, terdapat beberapa komponen yang umum dalam pengelolaan tanaman terpadu (PTT) untuk budidaya tanaman padi.

Komponen PTT padi adalah sebagai berikut:

Penggunaan varietas modern. Varietas yang digunakan adalah varietas unggul baru atau juga padi hibrida. Penggunaan varietas unggul selain memiliki potensi produktivitas yang tinggi juga lebih responsif terhadap masukan/input yang diberikan. Varietas unggul bermutu memiliki pertumbuhan yang seragam, sehat, dan tahan terhadap organisme pengganggu tanaman.

Bibit bermutu dan sehat. Bibit yang digunakan adalah bibit yang berumur muda (umur 7-14 hari setelah tanam). Bibi yang masih muda memiliki resiko stagnansi pertumbuhan yang rendah. Bibit yang masih muda juga memiliki resiko kerusakan perakaran yang rendah sekaligus memiliki daya adaptasai yang lebih tinggi. Setiap lubang tanam ditanam dengan hanya satu atau dua bibit.

Pengaturan cara tanam secara jajar legowo. Pada prinsipnya, jajar legowo menjadikan seolah-olah semua tanaman adalah tanaman tepi. Tanaman tepi menerima cahaya matahari lebih banyak sehingga pertumbuhan juga lebih baik. Cara tanam jajar legowo memudahkan dalam perawatan tanaman, baik saat pemupuakan, pengendalian gulma, atau juga pengendalian hama dan penyakit padi. 

Pemupukan berimbang. Pupuk diberikan secara berimbang berdasarkan kebutuhan pupuk dan ketersediaan unsur hara di dalam tanah. Prinsip yang digunakan adalah tepat jumlah, jenis, cara, dan waktu. Digunakan alat berupa bagan warna daun dan perangkat uji tanah sawah untuk mengetahui kebutuhan aktual tanah dan tanaman. Pupuk yang digunakan merupakan kombinasi antara pupuk organik dengan pupuk anorganik sehingga dapat meningkatkan produktivitas sekaligus menjaga keberlanjutan sistem pertanian. 

Pengairan berselang. Padi tidak membutuhkan air dalam jumlah yang sama di setiap fase pertumbuhannya. Pengairan berselang dilakukan untuk menyesuaikan ketersediaan air dengan kebutuhan air tanaman. Pengairan berselang juga menciptakan kondisi aerob pada tanah sehingga akar dapat tumbuh dan menyerap hara dengan lebih optimal.

Pengendalian hama/penyakit terpadu. Pengendalian menggunakan pestisida dilakukan sebagai pilihan terakhir bila serangan hama/penyakit berada di atas ambang ekonomi. Prinsip penggunaan pestisida adalah tepat jenis, cara, dan jumlah sehingga tidak menimbulkan resistensi hama dan dampak lain yang dapat merugikan lingkungan.

Penanganan panen dan pascapanen. Panen dilakukan pada waktu dan cara yang tepat. Panen pada saat masak fisiologis dengan cara yang tepat akan meminimalisir kerusakan panenan sehingga panen memiliki kualitas yang tinggi dan dapat disimpan dalam waktu yang lama. 

Refferensi:
Pedoman Teknis GP-PTT Padi 2015. Dirjen Tanaman Pangan, Kementrian Pertanian.

1 comment: