Tuesday, November 15, 2016

Pengendalian Ulat Bawang (Spodoptera sp) Menggunakan Agensia Hayati

Penggunaan agensia hayati merupakan salah satu pengendalian ulat bawang pada tanaman bawang yang ramah ligkungan. Agensia hayati yang umum digunakan adalah NPV (Nuclear Polyhedrosis Virus), Apenteles sp., Trichogramma sp., Diadegma sp., dan Cotesia sp.,.

NPV merupakan agensia hayat yang dapat diaplikasikan dalam bentuk ekstrak kasar, ekstrak murni, ataupun dengan diformulasikan dengan bahan pembawa. Bentuk ekstrak kasar adalah yang paling umum digunakan karena murah, praktis, dan tidak memerlukan teknologi tinggi. 

Cara pengaplikasian cukup mudah. Pertama, 15 ekor larva Spodoptera exigua yang sudah terinfeksi NPV digerus sampai halus, diencerkan dengan 1 liter air, diaduk hingga rata, kemudian ditambahkan perekat sebanyak 1 ml untuk setiap liter air. Larutan diaduk kembali hingga merata dan sudah siap digunakan. Aplikasi pada tanaman dilakukan mulai bawang merah berumur 1 minggu dan diulang setiap dua minggu sekali. 

Sumber: Direktorat Perlindungan Hortkultura, Direktorat Jenderal Hortikultura. 2015. Pedoman Pengenalan dan Pengendalian OPT Tanaman Bawang Merah.

Macam Perangkap untuk Mengendalikan Hama Ulat Bawang (Spodoptera sp)

Salah satu metode pengendalian hama ulat grayak pada bawang merah yang ramah lingkungan adalah dengan pemasangan perangkap. Perangkap dimaksudkan untuk mengedalikan keberadaan hama sampai ambang batas tidak merugikan dalam budidaya tanaman. Terdapat beberapa jenis perangkap untuk mengendalikan hama ulat grayak pada bawang merah.
perangkap untuk mengendalikan hama bawang merah

1. perangkap feromon seks
Feromon seks dipasang dengan tujuan menjebak ngengat. Dalam satu hektar, dibutuhkan 40 buah perangkap feromon seks. Perangkap feomon seks diletakkan di dalam stoples/wadah yang bagian bawahnya sudah diisi dengan air sabun. Feromon seks diletakkan di pinggiran pertanaman bawang merah pada ketinggian 30 cm di atas permukaan tanah. Jarak antar perangkap adalah 15 cm. perangkap feromon seks mulai diletakkan pada tanaman yang berumur 3 hst.

Pengenalan dan Pengendalian Ulat Bawang (Spodoptera sp) yang Ramah Lingkungan

Ulat berasal dari ngengat yang berwarna kelabu dengan sayap depan berbintik kuning. Ngengat betina mampu menghasilkan 50-1000 butir telur setiap siklus hidupnya. Telur diletakkan secara berkelompok di bagian daun bawang. Ulat berbentuk bulat panjang, berwarna hijau atau coklat dengan kepala berwarna kuning. Ulat hanya mampu bertahan hidup selama 10 hari. Kepompong berwarna coklat terang, berada di permukaan tanah, dan bertahan hidup 6-7 hari. Pada suhu 30-33 C, siklus hidup ulat bawang adalah 15-17 hari.

Gejala Serangan
Terdapat bercak putih transparan pada daun akibat daging daun yang dimakan oleh ulat sehingga hanya tersisa epidermis bagian luar. Serangan berat membuat daun terkulai, layu, putih kekuningan, dan menjadikan daun rebah.

Cara Pengendalian
Pengendalian dapat dilakukan dengan menanam varietas toleran seperti Kuning ataupun Bima. Sanitasi/pengenalian gulma di sekitar pertanaman bawang merah. Pengolahan tanah yang sempurna, pengairan, dan pengaturan jarak tanam. Pengumpulan telur dan ulat secara mekanik saat sanitasi gulma, kemudian memusnahakan telur dan ulat tersebut.

Pengendalian juga dapat dilakukan dengan memasang perangkap seperti perangkap feromon seks, kerodong/kelambu, dan pemasangan perangkap lampu neon. Secara biologi musuh alami yang dapat digunakan untuk mengendalikan ulat bawang adalah NPV (nuclear-polyhedrosis virus), Apenteles sp., Trichogramma sp., Diadegma sp., dan Cotesia sp.

refferensi: Direktorat Perlindungan Hortkultura, Direktorat Jenderal Hortikultura. 2015. Pedoman Pengenalan dan Pengendalian OPT Tanaman Bawang Merah.