Friday, February 23, 2018

Aklimatisasi level salinitas yang mematikan melalui perlakuan pratanam dengan keseimbangan osmotik.

Metode : Benih padi distrelisiasi dengan etanol dan H2O2. Dicuci dan didistilasi dengan air selama 48 jam. Benih diinkubasi selama 24 jam dibawah pada suhu 30 C keadaan lembab dan kondisi gelap. Benih dikecambahkan dengan hidroponik. 4 tanaman per wadah yang diaerasi dengan 8 liter setengah nutrisi Hoagland selama 40 hari. Di setiap set diatur minimum terdapat satu wadah sebagai kontrol. Kontrol ditanam dengan setengah nutrisi hoagland dan tidak ditambahkan NaCl. Salinitas dimulai pada 22 hari setelah semai. Tanaman dipapar 50 mM NaCl ditambahkan dengan setengah nutrisi larutan hoagland selama 1 minggu. Setelah satu minggu, tanaman dipindahkan ke larutan yang mengandung 100 mM NaCl dan dirawat selama satu minggu. Larutan nutrisi diganti setiap dua hari sekali. Dipanen pada umur 29 dan 36 hari setelah semai.

Hasil : stress garam secara umum telah diketahui dalam mengakibatkan efek stress osmotik dan ionik. Akumulasi dari ion toksik Na+ dan Cl- sering diklaim sebagai toksik dan penyebab utama hambatan pertumbuhan tanaman karena salinitas. Peningkatan laju pertumbuhan dibawah kondisi salin esensial untuk aklimasi garam. Tanaman pratanam dengan dosis subletal menunjukkan akumulasi K yang lebih tinggi di akar maupun tajuk dibandingkan tanaman tanpa pratanam. Stimulasi pertumbuhan dibawah pratanam daripada tanpa pratanam dapat terjadi karena peningkatan akumulasi K. salinitas meyebabkan peningkatan panjang akar pada tanaman pratanam pada umur 36 hari setelah semai dimana pada umur 29 hari setelah tanam tidak menunjukkan perbedaan dibandingkan kontrol. Menunjukkan bahwa tajuk lebih sensitif daripada akar pada dosis mematikan. Konduktansi stomata yang lebih tinggi di daun perlakuan pratana terjadi karena potensial air daun yang lebih rendah. Klorofil b terdegradasi lebih tinggi dibandingkan klorofil a. rasio klorofil a/b meningkat selama salinitas. 

Hasil menunjukkan tanaman dengan perlakuan pratanam memiliki lebih banyak sukrosa dibandingkan tanaman tanpa pratanam yang memiliki sukrose fosfat sintase (SPS) rendah dan sukrose sintase yang lebih tinggi. Penjelasan yang memungkinkan terhadap kandungan sukrosa yang tinggi pada tanaman tanpa pratanam terjadi karena translokasi gula yang terhambat dari daun ke bagian tanaman yang lain. 

Peningkatan prolin pada kondisi stress salinitas disebabkan oleh menurunnya potensial osmotik. Peningkatan prolin yang tinggi bertujuan untuk menyeimbangkan potensial osmotik di sotosol dan vakuola. solut lebih tinggi dibandingkan tanaman tanpa pratanam. Prolin memiliki spesifik role terhadap adaptasi sel tanaman kepada strss air. 

Djanaguiraman, M., J.A. Sheeba., A.K. Shanker., D.D. Devi&U. Bangarusamy. 2006. Rice can acclimate to lethal level of salinity by pretreatment with sublethal level of salinity through osmotic adjustment. Plant soil 284 : 363-373

No comments:

Post a Comment