Friday, February 23, 2018

SISTEM INTEGRASI PADI-TERNAK (PENDEKATAN PERTANIAN TERPADU)

padi menguning siap panen
Sistem integrasi padi-ternak merupakan salah satu upaya meningkatkan pendapatan petani, melalui peningkatan produksi padi yang diintegrasikan secara sinergis dengan pemeliharaan ternak sapi (Basuni dkk, 2010). Pengembangan Sistem Integrasi Padi-Ternak (SIPT) dilaksanakan dengan tujuan untuk mendukung upaya peningkatan kandungan bahan organik lahan pertanian melalui penyediaan pupuk organik yang memadai (Haryanto et al., 2002).

Integrasi ternak dalam usaha tani adalah menempatkan dan mengusahakan sejumlah ternak sapi di areal tanaman tanpa mengurangi aktivitas dan produktivitas tanaman bahkan keberadaan ternak sapi ini dapat meningkatkan produktivitas tanaman sekaligus meningkatkan produksi sapi itu sendiri.Ternak sapi yang diintegrasikan dengan tanaman mampu memanfaatkan produk ikutan dan produk samping tanaman (sisa-sisa hasil tanaman) untuk pakan ternak dan sebaliknya ternak sapi dapat menyediakan bahan baku pupuk organik sebagai sumber hara yang dibutuhkan tanaman. Sejalan dengan program pemerintah dalam peningkatan populasi dan produksi ternak sapi yaitu melalui program-program bantuan pengadaan bibit sapi maka hal ini sangat baik untuk penerapan integrasi ternak sapi dalam usaha tani tanaman (Dirjen Peternakan, 2010).
Visi pembangunan peternakan di masa mendatang adalah mewujudkan peternakan yang maju, efisien dan tangguh, kompetitif, mandiri, dan berkelanjutan yang sekaligus mampu memberdayakan ekonomi rakyat khususnya di pedesaan. Oleh karena itu, pembangunan peternakan diarahkan agar mampu bersaing di pasar internasional, memantapkan ketahanan pangan nasional dengan swasembada daging sapi, serta meningkatkan kontribusi peternakan dalam Pendapatan Domestik Bruto (PDB). Untuk mewujudkan visi tersebut maka peran Badan Litbang Pertanian menjadi sangat penting dalam mentransformasikan usaha tani ternak dari sistem tradisional ke sistem usaha tani yang berciri industri. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan inovasi teknologi peternakan dalam Sistem Integrasi Tanaman-Ternak (Kusnaedi, 2008).

Dalam bidang peternakan, sapi potong merupakan penyumbang daging terbesar dari kelompok ruminansia terhadap produksi daging nasional sehingga usaha ternak ini berpotensi untuk dikembangkan sebagai usaha yang menguntungkan dan meningkatkan pendapatan peternak.Sapi potong telah lama dipelihara oleh sebagian masyarakat sebagai tabungan dan tenaga kerja untuk mengolah tanah dengan manajemen pemeliharaan secara tradisional. Pola usaha ternak sapi potong sebagian besar berupa usaha rakyat untuk menghasilkan bibit atau penggemukan, dan pemeliharaan secara terintegrasi dengan tanaman pangan maupun tanaman perkebunan (Syamsidar, 2012).

Pada kenyataannya sub sektor tanaman pangan dan sub sektor peternakan merupakan satu kesatuan yang terintegrasi dimana keduanya tidak akan terlepas dan saling melengkapi di sub sektor tanaman pangan dan sub sektor peternakan pada khususnya dengan memberikan kesempatan yang luas kepada usaha kecil, menengah dan koperasi di bidang peternakan. Khususnya petani peternak dimana mayoritas mereka mengandalkan tumpuan ekonominya pada sub sektor tanaman pangan dan sub sektor peternakan (Gunawan, 2003). 

Basuni R., Muladno, Cecep Kusmana, dan Suryahadi, 2010. Sistem Integrasi Padi-Sapi Potong Di Lahan Sawah. Jurnal Iptek Tanaman Pangan Vol. 5 No. 1 – 2010.

Dirjen Peternakan, 2010. Pedoman Teknis Integrasi Ternak Sapi Dengan Tanaman. Direktorat Jendral Peternakan, Jakarta.

Gunawan. 2003. Model Dan Strategi Kerjasama Penelitian Agribisnis Sapi Potong Dalam Era Globalisasi. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Puslitbang Peternakan.

Haryanto, B., I. Inounu, IGM. Budi A., K. Diwyanto, 2002. Panduan Teknis Sistem Integrasi Padi-Ternak. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian.

Kusnaedi U., 2008.Inovasi Teknologi Peternakan Dalam Sistem Integrasi Tanaman-Ternak Untuk Menunjang Swasembada Daging Sapi. Jurnal Pengembangan Inovasi Pertanian 3 : 189-205.


sumber gambar: https://www.japan-guide.com/g19/2043_01.jpg

No comments:

Post a Comment