Friday, February 15, 2019

Perkembangan Model Surjan di Lahan Rawa

Model dan bentuk surjan di lahan rawa mengalami perkembangan sesuai dengan pengalaman dan ilmu pengetahuan yang berkembang. Perkembangan ilmu pengetahuan dari hasil-hasil penelitian tentang geo-fisika-kimia tanah rawa telah membuka cakrawala pemikiran baru dalam mengantisipasi dampak dari pengelolaan dan pemanfaatkan lahan untuk budidaya, termasuk dalam perencanaan model dan bentuk surjan. Perkembangan teknologi surjan ini juga tidak lepas dari dinamika permasalahan yang muncul dalam pemanfaatkan dan pengembangan lahan rawa dalam budidaya pertanian. 
pertanaman dengan sistem surjan

Pada awalnya petani lahan rawa membuat puntukan (tukungan), yaitu meninggikan tempat (lahan) untuk meletakkan bibit sebatas luas 50 cm x 50 cm dan tinggi 50 cm. Namun kemudian, lambat laun berkembang untuk membuat tembokan yang disebut surjan. Sistem surjan berkembang di lahan rawa sebagai alternatif agar kondisi lahan rawa yang umum tergenang yang biasanya hanya dapat untuk penanaman padi dimaksudkan juga dapat ditanami tanaman lahan kering seperti palawija atau hortikultura (Donicie dan Idak, 1941). 

Pola tradisional 
Pola surjan tradisional dibangun dengan mengambil tanah bagian atas yang kemudian disusun secara vertikan dengan urutan lapisan terbalik dari asal semula dengan kata lain lapisan atas menjadi di lapirsan bawah dan sebaliknya lapisan bawah menjadi lapisan atas. Model atau pola surjan semacam ini cocok untuk lahan-lahan rawa pasang surut atau gambut yang lapisan piritnya dalam (kedalaman pirit >100 cm). 

Pola introduksi 
Pola surjan introduksi dibangun dengan mengambil tanah bagian atas yang kemudian disusun secara vertikal dengan mengembalikan urutan lapisan seperti semula. Pada lapisan atas ditempatkan bagian yang semula lapisan atas dan lapisan bawah tetap menjadi lapisan bawah. Model atau pola surjan semacam ini dimaksudkan untuk menghindari tersingkapnya pirit sehingga lapisan atas tetap tidak masam dan lapisan pirit tersimpan pada posisi di lapisan bawah yang tidak mudah terekspos. Model ini cocok untuk lahan sulfat masam yang lapisan piritnya dangkal. 

Dikutip dari buku : 
Nursyamsi, D., M. Noor dan Haryono. 2014. Sistem Surjan (Model Pertanian Lahan Rawa Adaptif Perubahan Iklim. IAARD Press Badan Penelitian dan Pengembagan Pertanian Kementrian Pertanian, Jakarta.

No comments:

Post a Comment