Thursday, February 14, 2019

Pupuk Hayati dalam Pertanian Organik

pupuk hayati untuk menjaga agar tanah lebih sehat
Pertanian organik bertujuan untuk mengelola pertanian dan ekosistem sekaligus bersama-sama. Pada kondisi agro-ekosistem tertentu, petani harus mengelola usaha taninya dengan bermacam-macam cara memanfaatkan semua sumber daya yang berasal dari dalam maupun luar usaha taninya. Sistem yang demikian akan membantu dalam mempertahankan ekosistem daripada merusaknya. Pertanian organik sama sekali menghindarkan penggunaan bahan anorganik. Penggunaan pupuk kimia secara berangsur dapat dikurangi atau dibatasi selama periode peralihan (transisi). Unsur hara tetap dibutuhkan tanaman karena memiliki fungsi yang esensial bagi tanaman. 

Para pakar lingkungan berpendapat bahwa lingkungan merupakan saksi penggunaan bahan kimia secara berlebihan. Penggunaan hara yang tidak seimbang dengan tujuan meningkatkan produsi dalam jangka panjang menimbulkan masalah terutama terhadap kesehatan tanah dan lingkungan. Di samping itu, program pemupukan selalu gagal dalam menekan kehilangan hara sehingga kesuburan tanah selalu berpengaruh. Pada tanaman, kekurangan unsur hara dapat menimbulkan beragam gejala yang dapat mengurangi hasil pertanian. Pada kondisi semacam ini, pertanian organik membantu dalam memperbaiki tanah yang terdegradasi dan mendorong tercapainya sistem pertanian yang berkelanjutan. Lebih jauh lagi, perbedaan yang cukup lebar antara kebutuhan dan pasokan hara dari pupuk kimia saja dapat diperkecil melalui daur ulang bahan organik yang efektif disamping pemanfaatan pupuk hayati. 

Pupuk hayati yang dibuat mengandung mikroorganisme tertentu dalam jumlah yang banyak dan mampu menyediakan hara yang cukup untuk membantu pertumbuhan tanaman. Pupuk hayati dapat diterima msebagai pupuk yang berharga murah dibanding pupuk kimia, dan tidak menumbulkan pengaruh negatif baik terhadap kesehatan tanah maupun lingkungan. Pupuk hayati yang banyak dikembangkan merupakan sumber nitrogen dan fosfor. 

Pupuk hayati pemasok Nitrogen. 
Atmosfer mengandung nitrogen dalam jumlah yang cukup banyak (78%) dan mampu disemat oleh beberapa jenis bakteri yang hidup bebas (non-simbiosis) di dalam tanah atau bersimbiosis dengan tanaman, terutama tanaman jenis legum. Pada saat ini yang banyak digunakan untuk pupuk hayati adalah : Rhizobium, Azospirillum, Azotobacter, dan Phosphobacteria. 

Pupuk hayati pemasok Fosfor. 
Mikorisa atau VAM (Vesicular Arbuscular Mycorrhizal) merupakan jenis fungi yang menguntungkan pertumbuhan tanaman terutama pada tanah-tanah kahat P. Mikorisa tidak hanya menguntungkan pertumbuhan tanaman, tetapi juga menekan kebutuhan pupuk P sampai 20 – 30%. Mikorisa bersimbiose dengan perkaran tanaman dan membantu penyerapan fisfat. Jenis fungi ini meningkatkan luas permukaan akar sehingga meningkatkan serapan hara, terutama jenis hara fosfat yang mempunyai mobilitas yang rendah dalam larutan anah, di samping itu juga membantu penyerapan air dan meindungi akar dari serangan patogen akar. 

Dikutip dari buku : Sutanto R. 2002. Pertanian Organik. Kanisius, Yogyakarta. 

sumber gambar : https://images.unsplash.com/photo-1625246333195-78d9c38ad449?ixlib=rb-1.2.1&ixid=MnwxMjA3fDB8MHxzZWFyY2h8Mnx8b3JnYW5pYyUyMGZhcm1pbmd8ZW58MHx8MHx8&w=1000&q=80

No comments:

Post a Comment