Thursday, February 28, 2013

Penyakit Utama Tanaman Avokad / Alpukat (Persea gratissima)

Penyakit merupakan interaksi antara pathogen penyebab penyakit, tanaman, dengan lingkungan tempat tumbuh tanaman. Dalam budidaya tanaman avokad (alpukat) penggendalian penyakit sama pentingnya dengan pengendalian hama tanaman. Seperti halnya mengetahui jenis hama tanaman avokad (alpukat) mengetahui penyakit pada tanaman avokad juga sama pentingya untuk dapat mengendalikan penyakit tanaman avokad. Berikut adalah penyakit yang sering terdeteksi pada tanaman avokad. 

1. Antraknosa 
Antraknosa disebabkan oleh jamur Colletotrichum gloeosporioides. Jamur ini menyerang hampir di semua bagian tanaman kecuali akar. Bagain yang terkena serangan menunjukkan gejala berwarna coklat karat. Selanjutnya, daun, bunga, buah, dan cabang akan gugur. 

2. Bercak Daun Coklat 
penyakit bercak daun coklat tanaman alpukat

Bercak daun coklat disebabkan oleh Cercospora purpurea atau dikenal dengan Pseudocercospora purpurea. Jamur ini menyerang buah atau daun dan menjadikannya berwarna coklat muda yang diselubungi

Wednesday, February 27, 2013

Varietas Unggul Avokad / Alpukat (Persea gratissima)

Dalam budidaya tanaman avokad (alpukat) pemilihan varietas unggul sangat disarankan agar hasil yang diperoleh dapat maksimal. Varietas unggul antara yang satu dengan yang lainnya berbeda karakteristiknya. Dengan mengetahui karakteristik varietas unggul dan menyesuaikannya dengan kondisi lingkungan serta teknologi budidaya yang tepat, peluang mendapatkan hasil sebesar-besarnya akan semakin maksimal pula. 

Sampai saat ini, sudah ada sepuluh varietas unggul nasional yang telah dilepas. Dianataranya adalah hijau bundar, hijau panjang, YM lebah, mega murapi, mega paninggahan, mega gagauan, dan feurtindo. 

1. Varietas HIjau Panjang 
Varietas ini tergolong varietas yang rajin berbuah setiap bulan dalam satu tahunnya. Bentuk buah lebih menyerupai buah pear dengan bagian ujung yang tumpul dan pangkal yang meruncing. Panjangnya 11 sampai 18 cm dengan diameter buah sebesar 6 sampai 10 cm. kulit bha berwarna hijau kemerahan permukaan licin, berbinik kuning kecil, dan memiliki ketebalan 1,5mm. Daging buah tergolong tebal (2cm), berwarna kuning, rarsanya gurih, dan bertekstur agak lunak. Berat buah dapat mencapai 0,5 kg dengan produksi 40-80 kg per pohon per tahun.

Teknik Budidaya Avokad (Persea gratissima)

teknik budidaya alpukat
Avokad (alpukat) merupakan tanamana buah yang beraal dari dataran rendah dan tinggi Amerika Tengah. Di wilayah tropis sepert Indonesia, budidaya tanaman avokad memiliki peluang yang cukup besar. Permintaan buah avokad selalu meningkat dari tahun ke tahun. Ini tidak terlepas dari beraneka macam manfaat yang ada pada bagian-bagian tanaman avokad. Buah avokad jarang dimakan dalam bentuk segar karena rasanya yang sedikit hambar. Buah avokad lebih banyak digunakan sebagai makanan olahan (jus, salad, atau es krim). Selain sebagai makanan, buah avokad juga banyak digunakan sebagai bahan baku industri, khususnya industri kosmetik dan kecantikan. 

Budidaya tanaman avokad secara umum hampir sama dengan budidaya tanaman yang lainnya. pemilihan bibit, pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan, dan panen. Kombinasi antara teknis bididaya dengan syarat tumbuh yang tepat akan meningkatkan hasil buah tanaman avokad. 

1. Pemilihan Bibit. 
Bibit tanaman avokad bisa berasal dari hasil perbanyakan generatif atau juga dengan hasil perbanyakan vegetatif. Bibit hasil generatif dengan menggunakan biji. Sedangkan untuk vegetatif, basa dengan sambung pucuk atau dengan okulasi. Metode dengan biji lebih mudah. Akan tetapi, anakan yang dihasilkan memiliki kemungkinan untuk tidak sama dengan induknya. Selain itu, avokad akan berbuah lama, sekitar 6-8 tahun

Sunday, February 24, 2013

Tillandsia, Tumbuhan dengan Mekanisme Bertahan Hidup yang Ekstrim

Tumbuhan dapat tetap lestari dari generasi ke generasi disebabkan oleh banyak sekali faktor. Salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap kemampuan tumbuhan untuk tetap lestari adalah adanya kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan baik yang menguntungkan ataupun yang kurang menguntungkan. Pada lingkungan yang semua syarat untuk pertumbuhan terpenuhi, tidak aka nada kendala untuk suatu tumbuhan tumbuh dan berkembang. Yang membedakan nantinya adalah ketika berada di lingkungan yang kurang menguntungkan. Hanya tumbuhan yang memiliki kemampuan adaptasilah yang mampu meneruskan hidupnya ke generasi selanjutnya. 

Tillandsia adalah salah satu tumbuhan yang mampu beradaptasi pada ligkungan yang kurang menguntungkan bagi sebagian besar tumbuhan ataupun tanaman. Tillandsia mampu beradaptasi pada lingkungan ekstrim karena memang memiliki morfologi dan fisiologi yang memang dirancang untuk hidup, tumbuh, dan berkembang pada lingkungan yang ekstrim. Yang dimaksud eksrim di sini adalah media tumbuh yang kekurangan nutrisi seperti batuan atau paada lingkungan yang kekurangan cahaya dan air. 

Saturday, February 23, 2013

Syarat Tumbuh Avokad / Alpukat (Persea gratissima)

Dalam budidaya tanaman avokad, syarat tumbuh tanaman harus benar-benar diperhatikan khususnya jika ingin melakukan pertanaman avokad dalam jumlah dan luasan yang sangat besar. Syarat tumbuh optimal akan mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman avokad sehingga diharapkan hasil buah yang didapatkan juga dapat optimal. Secara umum, syarat tumbuh tanaman mencakup kesesuaian iklim dan kesesuaian tanah. 

Avokad dapat tumbuh dengan baik pada suhu antara 12,8 sampai 30C. akana tetapi, pertmbuhan optimal avokad hanya dapat dicapai pada kisaran suhu 15 sampai 28C. suhu kurang atau lebih dari kisaran suhu tersebut akan mengganggu pertumbuhan tanaman avokad dan berdampak pada pengurangan hasil yang signifikan. Dengan kisaran suhu seperti itu, di daerah tropis tanaman avokad dapat tumbuh dan dikembangkan pada tempat dengan ketinggian antara 200 sampai 1000 mdpl. Untuk avokad jenis Guatemala, ketinggian yang sesuai adalah 1000 sampai 2000 mdpl. 

Wednesday, February 20, 2013

Pengaruh Tahanan Daun Terhadap Laju Fotosintesis

Dalam kaitannya dengan laju fotosintesis tanaman atau tumbuhan, tahanan daun berpengaruh terhadap difusi CO2 yang dilakukan oleh daun. Sebagai bahan baku pembentukan karbohidrat, ketersediaan CO2 sangat berpengaruh terhadap karbohidrat yang dihasilkan atau laju fotosintesis yang dilakukan oleh tanaman. Pada umumnya, tahanan daun akan mengganggu difusi CO2 yang juga berakibat pada menurunnya laju fotosintesis tanaman. 

Terdapat tiga macam tahanan daun pada tanaman. Yang pertama adalah tahanan helaian, kedua tahanan stomata, dan yang terakhir adalah tahanan mesofil. 

Tahanan helaian merupakan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap konsentrasi CO2 yang berada di permukaan daun. Tahanan helaian disebut juga sebagai efek lapisan pembatas karena permukaan daun merupakan batas antara udara yang mengandung CO2 dengan stomata daun yang merupakan jalan masuk CO2 ke dalam mesofil daun. Tahanan helaian banyak dipengaruhi oleh gerankan udara yang berada di sekitar daun. Rata-rata konsentrasi CO2 di udara adalah 300 sampai 360 ppm. Adanya gerakan udara di sekitar permukaan daun akan meninkatkan konsentrasi CO2 di udara yang juga berakibat pada berkurangnya tahanan helaian daun yang pada akhirnya dapat meningkatkan laju fotosintesis. Tanpa adanya gerakan udara, akan terjadi landaian difusi CO2 yang mengurangi konsentrasi CO2 di udara. Semakin kencang pusaran angin di permukaan daun akan mengurangi tahanan helaian yang juga erdampak pada peningkatan laju fotosintesis tanaman.

Monday, February 11, 2013

Fiksasi Karbon Tanaman CAM

Proses fotosintesis tanaman CAM pada dasarnya merupakan kombinasi antara fotosintesis tanaman C-3 dengan fotosintesis tanaman C-4. Tanaman CAM (Crassulacean Acid Metabolism) merupakan golongan tanaman yang memiliki daun yang berdaging. Karakteristik fisiologis tanaman CAM adalah mealkukan pembukaan stomata pada malam hari untuk menekan adanya transpirasi yang berlebihan pada siang hari. Pembukaan stomata pada malam hari berdampak pada waktu difusi CO2 yang hanya bisa dilakukan pada malam hari yang juga berpengaruh terhadap fotosintesis yang dilakukan. 

Seperti pada fiksasi karbon tanaman C-4, hasil pertama fotosintes berupa molekul dengan 4 atom karbon yaitu asam oksaloasetat. Tidak seperti tanaman C-4 yang fiksasi karbonnya berlangsung di dua tempat (mesofil dan sel bundle sheet), fiksasi karbon CAM berlangsung di dua waktu, siang dan malam. 

Pada malam hari, pati pati diurai dalam respirasi (glikolisis) menjadi PEP. PEP yang terbentuk ini kemudian menangkap CO2 dari udara dan mengubah CO2 tersebut menjadi asam oksaloasetat yang memiliki 4 atom C. Oksaloasetat kemudian diubah menjadi malat dengan bantuan enzim malat dehidrogenase dan pereduksi NADH. Malat yang terbentuk kemudian disimpan dalam bentuk asam malat di dalam vakuola. 

Pada siang hari, malat diangut keluar dari vakuloa untuk didekarboksilasi menjadi CO2 dan piruvat. Piruvat diubah menjadi pati yang pada malam hari diubahn menjadi PEP. CO2 kemudian difiksasi oleh rubisco menjadi 3-PGA. 3-PGA yang nantinya masuk ke dalam siklus calvin seperti pada C-3 da diubah menjadi gula. 


Refferensi: 
Gardner, F.P., R.B. Pearce, and R.L. Mitchell. 1985. Physiology of Crop Plants. The Lowa State University. 

Lakitan, Benjamin. 2011. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Rajawali Press, Jakarta.

Sunday, February 10, 2013

Faktor yang Mempengaruhi Laju Fotosintesis

Fotosintesis merupakan proses penyusunan senyawa organik dari bahan-bahan anorganik yang terjadi di klorofil daun dengan menggunakan energi utama dari cahaya matahari. Fotosintesis tidak berlangsung konstan. Untuk setiap jenis tanaman, laju fotosintesis tidaklah sama. Bahkan untuk tanaman yang sama, laju fotosintesis dapat berbeda ketika berada di dalam lingkungan yang berbeda. Secara umum, terdapat dua faktor utama yang menyebabkan perbedaan laju fotosintesis. Yang pertama dari faktor tanaman dan dari faktor lingkungan. Faktor tanaman meliputi genetis tanaman, umur daun dan klorofil, serta tahanan stomata daun. Faktor lingkungan yang utama adalah cahaya matahari, karbondioksida, dan air. 

1. Faktor genetis tanaman 
Secara genetis, tananaman C-4 memiliki laju fotosintesis yang lebih tinggi daripada tanaman C-3 dan CAM. Perbedaan ini dikarenakan perbedaan jalur fiksasi karbon yang dilakukan oleh spesies tanaman C-3, tanaman C-4 dan tanaman CAM. Tanaman C-4 umumnya memiliki laju pertukaran CO2 yang tinggi sehingga laju fotosintesisnya akan berlangsung lebih cepat. 

2. Umur daun dan kandungan klorofil 
Fotosinteis pada tanaman cenderung meningkat selama masa pembentuka daun tanaman. Pada saat tanaman mengalami pertumbuhan daun, maka klorofil pada daun juga berangsur-angsur meningkat. Peningkatan jumlah klorofil akan meningkatkan kemampuan tanaman dalam menangkap cahaya matahari dan ini akan semakin mempercepat laju fotosintesis. Daun yang sudah tua pada umumnya memiliki klorofil yang jauh lebih sedikit sehingga kemampuan dalam menagkap cahaya dan melakukan fotosintesis juga berkurang. 

Tahanan stomata merupakan hambatan yang menyebabkan stomata tidak bisa menyerap karbondioksida dari udara secara maksimal. Tidak terserapnya karbondioksida mengurangi kemampuan tanaman dalam melakukan fotosintesis. 

4. Cahaya matahari 
Pengaruh cahaya matahari dapat dikelompokkan menjadi tiga, intensitas cahaya, kualtas cahaya, dan panjang penyinaran cahaya. Untuk tanaman C-4, semakin tinggi intensitas cahaya, maka fotosintesis akan semakin tinggi. Hal ini karena tanaman C-4 jenuh pada cahaya yang lebih tingi (hampir mencapai 100%). Kualitas cahaya adalah panjang gelombang / warna cahaya yang diterima oleh klorofil daun. Pada dasarnya klorofil menyerap cahaya optimal pada cahaya dengan warna merah dan biru. Ketika cahaya yang diterima klorofil berwarna merah atau biru, maka ftosintesis akan semakin cepat. Panajng penyiaran tidak berpengaruh terhadap laju fotosintesis untuk setiap menit atau jam. Akan tetapi panjang penyinaran berpengaruh terhadap jumlah fotosintat yang dihasilkan dalam satu hari. 

5. Karbondioksida (CO2) 
Pada saat cahaya terik di mana tanaman menerima cahaya sebanyak yang dibutuhkan, peningakatan karbondioksida hingga 1500 ppm akan meningkatkan laju fotosintesis. Hal ini karena karbondioksida merupakan salah satu unsur utama yang digunakan sebagai bahan fotosintesis. 

6. Air 
Air berpengaruh terhadap turgor tanaman. Semakin banyak kandungan air, turgor tanaman akan semakin baik yang juga diikuti oleh peningkatan pembukaan stomata. Pembukaan stomata meningkatkan difusi CO2 yang juga akan meningkatkan kecepatan fotosintesis. Air juga merupakan bahan fotosintesis yang utama, dengan keberadaan air, tentunya juga meningkatkan kecepatan fotosintesis.

Pengertian dan Ruang Lingkup Agronomi

Agronomi merupakan suatu ilmu dalam lingkup pertanian yang sangat berperan dalam keberhasilan mendapatkan hasil dari suatu tanaman. Secara harfiah, kata agronomi berasal dari kata agros dan nomos. Agros berarti lapangan, dan nomos yang memiliki arti pengelolaan. Jadi secara harfiah, agronomi dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang mempalajari cara pengeloaan tanaman dan tanah di mana tanaman tumbuh untuk memperoleh hasil yang maksimal. 

Menurut Sumantri (1980), agronomi adalah ilmu yang mempelajari segala aspek biofisik yang berkaitan dengan usaha penyempurnaan budidaya tanaman untuk memperoleh produksi fisik secara maksimal. Sedangkan menurut Sri Setyati Harjadi (1986), agronomi adalah cara pengelolaan tanaman pertanian dan lingkungan untuk memperoleh produksi yang maksimal. 

Berdasarkan ketiga pengertian tersebut, terdapat tiga pokok pikiran utama yang terkandung di dalam agronomi. ketiganya adalah lingkungan tanaman, pengelolaan, dan juga produksi maksimal. Lingkungan merupakan tempat di mana tanaman dibudidayakan. Tanpa adanya lingkungan tempat tanaman tumbuh, maka hasil yang diharapkan dari suatu tanaman juga tidak akan bisa diambil. Pengelolaan merupakan suatu usaha untuk membuat lingkungan tempat tanaman tumbuh sesuai untuk tanaman yang ditumbuhkan. Pengelolaan dapat berlangsung dengan terencana dengan memanfaatkan segala macam teknologi yang ada. Semakin banyak kebutuhan manusia akan makanan, maka kebutuhan akan hasil tumbuhan juga akan semakin banyak. Adanya ligkungan dan pengelolaan yang baik pada lingkungan tersebut akan membuat tanaman dapat memberikan hasil secara maksimal. 

Saturday, February 9, 2013

Fikasasi Karbon Tanaman C-4 (Siklus Hatch and Slack)

Jalur fiksasi karbon dalam proses fotosintesis tanaman C-4 sedikit berbeda dengan pada tanaman C-3. Fiksasi karbon tanaman C-4 sering disebut siklus Hatch and Slack karena yang menemukan jalur fiksasi ini adalah kedua ilmuwan tersebut. disebut sebagai spesies C-4 karena hasil pertama fotosintesis dalam mesofil daun adalah molekul dengan 4 atom C. 

Secara umum, terdapat dua tempat berlangsungnya fiksasi karbon tanaman C-4. Yaitu sel mesofil daun dan sel bundle sheet. Di dalam mesofil daun, fosfenolpirufat (PEP) menangkap karbondioksida yang berada di udara. CO2 yang berada di udara kemudan diubah menjadi asam oksaloasetat yang berantai 4 oleh PEP. Dari sini, asam oksaloasetat kemudian mengalami tiga bentuk perubahan. Yang pertama, oksaloasetat duibah menjadi malat, kemudian diangkut ke sarung berkas pengangkutan dan dipecah menjadi CO2 dan piruvat. Yang kedua, oksaloasetat diubah menjadi aspartat, diangkut ke dalam sarung berkas pembuluh kumudian diubah menjadi oksaloasetat kembali, dan dipecah menjadi piruvat dan CO2. Yang ketiga, oksaloasetat diubah menjadi aspartat kemudian diankut ke dalam sarung berkas pembuluh. Di sini, aspartat yang terbentuk diubah menjadi malat yang selanjutnya dipecah menjadi CO2 dan piiruvat. Jadi pada mesofil daun, karbondioksida yang diambil dari udara akan dibentuk menjadi asam malat dan asam aspartat yang merupakan molekul dengan 4 atom C. 

Di dalam sel bundle sheet, piruvat yang terbentuk dari pecahan malat, diangkut kembali ke sel mesofil daun untuk dijadikan PEP yang dapat menangkap karbondiksida dari udara. ATP yang dihasilkan selama fotofosforilasi di reaksi terang digunakan untuk mengubah piruvat menjadi PEP tersebut. Karbondioksida (CO2) hasil pecahan dari mlat kemudian diubah menjadi 3-PGA oleh rubisco (RuBP) kemudian masuk ke dalam siklus calvin dan proses fiksasi CO2 menjadi karbohidrat sudah sama seperti pada jalur C-3



Refferensi: 
Gardner, F.P., R.B. Pearce, and R.L. Mitchell. 1985. Physiology of Crop Plants. The Lowa State University.

Lakitan, Benjamin. 2011. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Rajawali Press, Jakarta.

Fiksasi Karbon Tanaman C-3 (Siklus Calvin)

Fiksasi karbon merupakan bagian dari serangkaian proses fotosintesis yang terjadi ketika tidak ada cahaya dan berfungsi untuk mereduksi karbondioksida menjadi senyawa organik seperti karbohidrat atau gula. Fiksasi tanaman C-3 berbeda dengan fiksasi karbon pada tanaman C-4
siklus calvin pada tanaman C-3

Pada tanaman C-3, fiksasi karbon berlangsung di dalam stroma kloroplas. Fiksasi karbon tanaman C-3 atau yang lebih dikenal dengan siklus calvi terdiri dari 3 tahap utama yaitu, karboksilasi, reduksi, dan regenerasi. Karboksilasi merupakan penambahan CO2 dan H2O pada RuBP untuk membentuk 3-Phospho Gliserid Acid (3-PGA). Reduksi berlangsung pada 3-PGA untuk membentuk 3- fosfogliseraldehid (3-PGald). Proses reduksi dilakukan oleh ATP yang dihasilkan dalam reaksi terang dan nukleotida yang juga tereduksi pada reaksi terang. Walaupun demikian, reduksi sesungguhnya dilakukan oleh NADPH yang memberikan 2 elektron pada atom C gugus ester anhidrida. Regenerasi merupakan penyusunan kembali RuBP yang berfungsi sebagai penangkap karbondioksida . Bahan penyusun RuBP adalah Ribolusa 5- Fosfat dan dikonversi oleh ATP yang juga dihasilkan dalam reaksi terang selama proses fotosintesis berlangsung. 

Secara umum, tiga putaran dalam siklus calvin akan memfiksasi 3 CO2 dan menghasilkan satu molekul 3 PGlad.sebagian molekul tersebut kemudian disintesis menjadi pati di dalam kloroplas ketika fotosintesis berlangsung dengan cepat. Pati merupakan produk fotosintesis yang terpenting. Berdasarkan aliran energy ATP yang dihasilkan dalam reaksi terang, 2 molikul ATP digunakan untuk mengkonversi 1 molekul CO2 menjadi karbohidrat. Setiap molekul CO2 yang difiksasi, dibutuhkan 2 ATP dan 2 NADPH. Satu molekul ATPyang tersisa digunakan untuk untuk tahap regenerasi (pembentukan kembali RuBP). 



Refferensi: 
Gardner, F.P., R.B. Pearce, and R.L. Mitchell. 1985. Physiology of Crop Plants. The Lowa State University. 

Lakitan, Benjamin. 2011. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Rajawali Press, Jakarta.

Friday, February 8, 2013

FOTOSINTESIS

Secara harfiah, fotosintesis berasal dari dua kata, yaitu foto dan sintesis. Foto berarti cahaya dan sintesis berarti pembuatan. Dengan demikian, fotosintesis adalah suatu proses pembuatan senyawa organik dari bahan-bahan anorganik dengan mengunakan energi utama cahaya matahari yang berlangsung di daun. Menurut Mimbar (1991), fotosintesis adalah adalah pembuatan gula dari dua bahan mentah sederhana, yaitu karbondioksida dan air, yang dibantu dengan adanya klorofil, dan dengan cahaya matahari sebagai sumber energi. Persamaan kimia fotosintesis biasanya dituliskan:


6 CO2 + 6 H2O + 672 kcal               C6H12O6 + 6 O2

            Energi cahaya                         glukosa
proses fotosintesis yang terjadi di dalam kloroplas tanaman
         

Dari pengertian di atas, ada tiga poin penting yang dapat diambil dari fotosintesis. Yang pertama adalah pemanfaatan cahaya matahari, proses mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik, dan daun sebagai tempat berlangsungna fotosintesis. Dalam Lakitan (1993), prinsip dasar penyerapan cahaya adalah bahwa setiap molekul hanya dapat menyerap satu foton pada waktu tertentu dan foton ini menyebabkan terjadinya eksitasi pada satu electron dalam satu molekul. Untuk terjadiya fotosintesis, energi dalam bentuk elektron yang tereksitasi pada berbagai pigmen harus dialirkan ke pigmen yang lain yang berperan sebagai pengumpul energy yang disebut sebagai pusat reaksi. Pusat reaksi tersebut adalah pigmen reaksi 1 (PS 1) dan pigmen reaksi 2 (PS 2). PS 1 tersusun atas klorofil a, klorofil b dan karotenoid serta menyerap cahaya maksimal pada pajang gelombang 683 nm sehingga sering diberi simbol P 700. PS 2 tersusun atas karetonoid, klorofil a, klorofil b serta pikobili protein dan menyerap cahaya maksimal pada panjang gelombang 673 nm sehingga sering diberi simbol P 673.

Komponen Teknis Budidaya Tanaman

Teknis budidaya merupakan salah satu aspek yang paling penting di dalam pertanian. Teknis budidaya memungkinkan palaku pertanian memilih ataupun mengatur pertaniannya agar memperoleh hasil yang diharapan. Teknis budidaya merupakan serangkaian kegiatan yang harus dilakukan agar tanaman yang di budidayakan dapat memberika hasil yang maksimal. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam teknis budidaya tanaman secara umum adalah sebagai berikut: 

1. Penyiapan bahan tanam 
Bahan tanam merupakan segala sesuatu yang digunakan sebagai bahan untuk ditumbuhkan menjadi tanaman yang pada akhirnya dapat diambil bagian-bagiannya sebagai panenan (hasil). Bahan tanam bisa berasal dari biji (benih) atau juga bisa berasal dari bagaian tanaman lain (akar, batang, daun, atau jaringan tanaman). Bahan tanam yang berasal dari benih ataupun bibit hendaknya adalah yang berkualitas sehingga hasilnya juga berkualitas. 

Benih berkualitas adalah benih yang berasal dari kualitas unggul yang memiliki kelebihan daripada benih dari varietas lain. Untuk bahan tanam berasal dari bibit, maka dipilih bibit dari tanaman induk yang juga berkualitas. Tanaman induk yang berkualias memenuhi syarat-syarat: berproduksi tinggi, hasil berkualitas baik, tanaman sehat dan tidak terserang hama, umur optimum, dan ifat-sifat bainya dapat diturunkan ke generasi selanjutnya. 

Tuesday, February 5, 2013

Pengertian Pupuk

Pupuk memiliki banyak sekali pengertian. Akan tetapi, secara umum pengertian pupuk adalah sebagai berikut: 

· Pupuk adalah bahan atau zat yang memberikan nutrisi baik yang berupa nutrisi organik maupun anorganik kepada tanah dengan tujuan meningkatkan pertumbuhan tanaman, tumbuhan dan juga vegetasi lainnya. 

· Pupuk adalah bahan organik ataupun bahan anorganik yang diperoleh secara alami ataupun dari sintesis beraneka macam bahan dan ditambahkan ke dalam tanah untuk memberikan unsur esensial yang diperlukan tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangannya. 

· Pupuk adalah substansi / bahan yang mengandung satu atau lebih zat yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pupuk memang sengaja dibuat mengandung bahan-bahan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Menurut pengertian ini, bahan yang walapun mengandung zat yang dibuutuhkan tanaman tetapi tidak dibuat dengan sengaja untuk memberikan nutirisi kepada tanaman tidak bisa dikatagorikan sebagai pupuk. Sebagai contoh, sisa tanaman yang jatuh ke tanah dan menyediakan N bagi tanah tidak bisa dikatakan sebagai pupuk. 

· Pupuk adalah substansi yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisika, kimia, dan biologi tanah guna mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman. 

· Pupuk adalah segagla sesuatu yang bisa menjadikan tanah lebih sehat dan subur.

Monday, February 4, 2013

Perbanyakan Vegetatif Tanaman

Perbanyakan vegetatif tanaman merupakan suatu perbanyakan tanaman dengan menggunakan organ tanaman selain dari hasil persilangan antara gamet jantan dengan gamet betina. Bagian vegetatif yang dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman antara lain adalah batang,, cabang, ranting, mata tunas, akar cabang, atau juga anakan tanaman. Prinsip dari perbanyakan secara vegetatif adalah merangsang pertumbuhan tunas adventif pada organ non reproduksi agar berkembang menjadi tanaman sempurna yang memiliki akar, batang, dan daun sekaligus. 

Perbanyakan vegetatif pada tanaman dapat dilakukan karena setidaknya tanaman memiliki dua sifat dasar sel, totipotensi dan dediferensiasi. Totipotensi adalah di dalam sel-sel tanaman terdapat informasi genetik yang diperlukan untuk merekonstruksi kembali semua fungsi dan bagian-bagian tanaman. Dediferensiasi adalah kemampuan sel dewasa untuk kembali menjadi bersifat meristematik dan membentuk titik tumbuh baru. 

Saturday, February 2, 2013

Pengendalian Hama Buah Mangga di Indonesia

Dalam rangka mempersiapkan diri dalam persaingan di pasar bebas, sudah selayaknya daya saing buah mangga di Indonesia segera ditingkatkan. Dari segi kuantitas sebenarnya sudah cukup baik, peningkatan kualitas lah yang sedang menjadi perhatian yang serius.

Salah satu upaya peningkatan kualitas buah mangga adalah dengan mengendalikan hama buah mangga yang merupakan penyebab utama kurangnya mutu mangga di Indonesia. Identifikasi hama dan penanganan yang tepat merupakan jalan awal untuk memulai meningkatkan mutu yang seanjutnya bisa meningkatkan daya saing buah mangga dari Indonesia.

Berikut adalah contoh beserta pengendaliannya yang selama ini telah dilakukan di Indonesia: 

1. Wereng Mangga
Serangga merusak tanaman dengan cara mengisap cairan bunga yang baru mekar sehingga bunga mudah kering dan cepat mati. Serangga dewasa berukuran 0,2 - 0,3 mm berwarna abu-abu kecoklatan.
Cara Pengendalian
- Memotong bagian bunga yang terserang, kemudian dimusnahkan.
- Menyuntik pohon mangga dengan insektisida sistemik sebanyak 10 - 20 cc per pohon. Hal ini dilakukan pada tanaman mangga yang sudah berumur lebih dari 30 tahun.
- Menyemprotkan insektisida APLAUD 400 F atau DARMABASH 500.

Peran Tumbuhan-Tanaman bagi Manusia


Secara sederhana, pertanian adalah usaha manusia dalam memodifikasi lingkungan tempat tumbuh tanaman agar tanaman dapat memberikan hasil panen yang optimal bagi keperluan manusia. Dengan usaha-usaha yang dilakukan manusia terhadap tanaman, pastinya tanaamn memiliki peran yang vital bagi manusia, baik untuk pemenuhan kebutuhan primer, sampai dengan kebutuhan akan barang-barang yang bernilai sosial dan ekonomi tinggi. Berikut adalah peran tumbuhan ataupun tanaman terhadap manusia.
                  1.       Sumber pangan
Makanan merupakan kebutuhan mendasar agar manusia dapat tetap menjalankan aktivitasnya dengan normal. Tanpa makanan manusia dan bahkan makhluk hidup lain tidak akan mampu melakukan aktivitasnya karena makanan merupakan sumber energi utama bagi manusia untuk tetap melakukan aktivitas. Makanan juga sangat berperan dalam kesehatan manusia karena dalam makanan terkandung beraneka macam zat yang memiliki fungsi tertentu bagi tubuh, baik itu sumber energi, sebagai zat pembangun tubuh, ataupun sebagai zat pengatur pertumbuhan tubuh manusia.
Selama ini, tumbuhan bersama dengan hemwan menjadi penyumbang sumber makanan terbesar bagi manusia. Belum ada sumber lain yang digunakan secara massif untu memenuhi kebutuhan paling mendasar bagi manusia tersebut. Serealia dan umbi-umbian untuk pemenuhan kebutuhan energi manusia, kacang-kacangan untuk memenuhi kebutuhan zat pembangun tubuh manusia, sayuran dan buah untuk memenuhi kebutuhan zat pengatur tubuh manusia, dan masih banyak lagi.

Humus Farming Menjadi Pertanian Organik


Setelah awalnya bernama humus farming, Istilah humus farming kemudian mulai hilang dan tergantikan dengan istilah pertanian organik sekitar tahun 1940 an. Pada saat itu, istilah pertanian organik mulai lebih popular daripada humus farming. Berdasarkan salah satu sumber, istilah “organik” yang digunakan untuk merujuk suatu sistem pertanian  berada dalam buku yang berjudul Look to the Land yang ditulis oleh Lord Northbourne dan dipublikasikan pada tahun 1940. Northbourne menggunakan istilah organik untuk lebih mencirikan metode yang digunakan dalam humus farming. Istilah organik lebih digunakan karena dapat mengeneralisir aliran nutrisi dan energi di dalam proses-proses biologi yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup.
Kata atau istilah organik diharapkan mampu menggambarkan proses dan fungsi-fungsi yang bekerja pada makhluk hidup yang menjadi ujung tombak system pertanian yang tidak menggunkan bahan kimia untuk melakukan pemupukan dan mengikuti anjuran pemupukan yang dikeluarkan pemerintah terkait pemupukan tanaman yang terkadang malah menyesatkan.

sumber:
Kuepper, George. 2010. A Brief of The History and Philosophy of Organic Agriculture. Kerr Center for Sustainable Agriculture

Fisiologi Tumbuhan dan Fisiologi Tanaman


Fisiologi adalah salah satu cabang ilmu dalam biologi yang mempelajari proses-proses yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup. Proses yang terjadi biasanya berupa metabolisme ataupun reaksi-reaksi kimia yang membuat makhluk hidup dapat bertahan hidup. Fisiologi juga sangat tergantung pada kondisi ligkungan karena pada dasarnya kehidupan setiap makhluk hidup sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan.
Fisiologi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari semua proses metabolisme yang terjadi di dalam tubuh tumbuhan agar tumbuhan tetap dapat tumbuh. Tumbuhan yang masuk dalam ruang lingkup fisiologi tumbuhan adalah semua jenis pada kingdom plantae, baik yang bersel satu ataupun tingkat tinggi, monera, sebagian protista, dan fungi. Akan tetapi, sejauh ini, yang menjadi topik dan objek para fisiologiawan tumbuhan adalah organisme dari golongan plantae.
Berbeda dengan fisiologi tumbuhan, fisiologi tanaman mempelajari proses-proses metabolisme dan biokimia pada tanaman-tanaman. Tanaman adalah tumbuhan yang sudah dibudidayakan oleh manusia. Dengan demikian, cakupan fisiologi tanaman lebih sempit daripada fisiologi tumbuhan. Karena yang dipelajari mencakup tanaman-tanaman yang biasanya diambil manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, maka proses metabolisme yang dipelajari hanya mencakup metabolisme yang berkaitan dengan bagaimana mendapatkan hasil panen yang tinggi dari bagian-bagian tanaman yang dipanen.

Friday, February 1, 2013

Hama Utama Tanaman Avokad / Alpukat (Persea gratissima)

kerusakan akibat hama pada tanaman alpukat
Pengendalan hama merupakan salah satu aspek terpenting dalam teknis budiaya tanaman avokad. Kehilangan hasil akibat serangan hama dapat mencapai lebih dari 80% ketika dibiarkan saja. Berikut adalah hama penting pada tanaman avokad beserta gejala serangan yang ditimbulkan. 

1. Ulat kipat 
Ulat kipat memakan daun tanaman avokad sehingga daun yang diserang menjadi rusak, tidak utuh lagi, dan bahkan jika seranganna parah bisa menyebabkan daun gundul dan terdapat kepompong yang bergelantungan di pohon avokad. 

2. Ulat kupu-kupu gajah 
Kupu-kupu gajah memiliki sayap yang sangat besar (bisa mencapai 25 cm), berwarna coklat kemerahan, dan berbentuk segitiga transparan. Tubuh berwarna hijau dan tertutup tepung sehingga warnanya menjadi terihat kecoklatan.panjang tubuh mencapai 15 cm dan mempunyai duri yang berdaging. Serangan hampir sama dengan ulat kipat tetapi kepompongnya tidak bergelantungan, melainkan berada diantara daun.