Friday, March 28, 2014

Mengenal Beberapa Spesies Anggrek

1. Phalaeonopsis amibilis 
Phalaeonopsis amibilis merupakan anggrek epifit yang tubuh di dataran rendah hingga ketinggian 1200 mdpl (purwaningsih dkk., 2002). Phaleonopsis amibilis dalam bahasa Indonesia disebut sebagai Anggrek Bulan. Anggrek Bulan memiliki batang yang sangat pendek dan seringkali yang terlihat hanya akar dan daun-daunnya. Akar berbentuk pipih berwarna perak atau almunium berukuran panjang dan melekat pada media tumbuhnya. Ujung akar berbentuk bulat dan runcing berwarna hijau kemerahan. Ujung akar berukuran panjang 1-2 cm. Ketika tanaman kekurangan air atau nutrisi, ujung akar akan berwarna pucat dan harus dipotong. Yang perlu diperhatikan terkait lingkungan adalah kondisi cahaya, suhu, dan ketersediaan air. Lebih baik tanaman sedikit kekurangan air daripada kelebihan air.

Daun berbentuk bulat panjang dengan jumlah 3-8 helai dan kaku. Daun mengkilat dengan panjang 40 cm dan lebar 13 cm. Tangkai bunga muncul dari pangkal batang, berwarna hijau kehitaman, terkadang bercabang, dan berukuran sebesar lidi dengan panjang hingga 80 cm. dalam satu tangkai, terdapat hingga lebih dari 60 kuntum bunga. Berbunga dua kali setauhun dan tahan lama. Bunga tersusun rapat dengan diameter hingga 12 cm. 

Monday, March 24, 2014

Kutu Tanaman pada Tanaman Hias

Tanaman hias memiliki fungsi yang beragam bagi kehidupan manusia. Selain bisa mendatangkan keuntungan secara ekonomi, keberadaan tanaman hias dapat menjaga kesehatan manusia khususnya kesehatan kejiwaan. Seperti jenis tanaman-tanaman yang lain, tanaman hias juga memerlukan perawatan agar pertumbuhanya optimal dan tetap sehat. Dan yang tidak kalah penting, perawatan dilakukan untuk menjaga penampilan tanaman agar tetap indah. Salah satu perawatan yang dilakukan untuk menjaga penampilan dan optimalnya pertumbuhan tanaman adalah pengendalian terhadap hama tanaman. Hama yang paling banyak menyerang tanaman hias adalah jenis kutu-kutu an. Beberapa kutu yang biasanya menyerang tanaman hias adalah:

1. Kutu kebul (Famili Aleyrodidae)
Aleyrodidae merupakan family kutu kebul yang terdiri dari lebih dari 1500 spesies. Baik kutu kebul jantan maupun betina memiliki dua pasang sayap berupa selaput tipis keputihan. Kebanyakan spesies kutu kebul membentuk benang-benang lilin yang menyelimuti tubuh nimfa dan imagonya.

2. Kutu daun (Famili Aphididae)
Famili aphididae memiliki nama umum kutu daun. Saah satu ciri khas kutu daun adalah adanya sepasang kornikel pada pada ujung abdomen. Imago utu daun yang bersayap dapat ditemui dan dilihat dengan jelas ketika populasi kutu daun tinggi. Semua kutu daun yang berada di Indonesia berjenis kelamin betina. Kutu daun menyukai bagian pucuk tanaman dan daun yang masih muda. Serangan awal kutu daun dimulai dari bagian bawah daun. 

3. Kutu perisai (Famili Diaspididae)
Famili Diaspididae memiliki jumlah spesies paling banyak diantara kutu-kutu yang lain. Nama umum famili ini adalah kutu perisai. Kutu perisai betina menghasilkan suatu perisai tebal anti air dan hidup menempel pada tanaman inang. Perisai berfungsi sebagai pelindung dan bisa terpisah dari tubuhnya. Perisai tersebut merupakan eksuvium nimfa instar dua dan kadang-kadang nimfa yang lebih tua. Perisai akan tetap ada sekalipun kutu perisai sudah mati.

4. Kutu tempurung (Famili Coccidae)
Disebut sebagai kutu tempurung karena kutu ini memiliki tempurung di tubuhnya. Tempurung merupakan struktur keras sebagai perlindungan yang tidak bisa lepas dari tubuhnya. Kutu betina memiliki tubuh lebih pipih dan berukuran lebih panjang membulat dengan integument lembut yang terkadang tertutup lilin. Tidak semua kutu tempurung memiliki antenna. Kutu jantan ada yang bersayap dan ada yang tidak bersayap. 

5. Kutu putih (Famili Pseudococcidae) 
Kutu putih merupakan kutu yang paling banyak dijumpai meyerang tanaman hias. Kutu putih mengeluarkan lilin yang putih yang menutupi permukaan dan sekeliling tubuhnya sehingga tampak berwarna keputihan bila dilihat sekilas. Ada salah satu spesies kutu putih yang memiliki lilin berwarna coklat, yaitu Nipaecoccus nipae. Kutu putih betina berbeda dengan kutu putih jantan. Kutu putih betina memiliki bentuk mirip dengan serangga fase nimfa, tidak bersayap, dan relatif diam menetap. Kutu putih jantan memiliki sayap sehingga lebih sering berpindah tempat. Pada umumnya, kutu putih jantan lebih pendek umurnya daripada yang betina.

6. Kutu kapuk (Famili Margarodidae)
Ukuran tubuh kutu kapuk merupakan yang paling besar diantara kutu-kutu yang lain. Ukurannya dapat mencapai 2 cm. tubuh ditutupi lilin sberbentuk gumpalan-gumpalan seperti bantal. Warna lilin bervariasi, bisa berwarna kuning atau juga berwarna putih. Warna kutikula dan isi tubuh adalah oranye sedangkan antenna berwarna hitam. 

Gejala Serangan
Sepanjang hidupnya, kutu hidup di tanaman inangnya. Semua jenis kutu memiliki alat mulut berbentuk stilet yang digunakan untuk menusuk dan menghisap bagian tanaman. kerusakan pada daun dapat berupa nekrosis, malfrmasi danun, dan kematian pucuk tanaman. Kutu tanaman mengeluarkan embun madu dari dalam tubuh yang merupakan sisa pencernaan. Ekskresi ini dikeluarkan melalui struktur berupa cincin anal. Embun madu dimanfaatkan semut sebagai makanannya dan juga akan menjadi media tumbuh cendawan embun jelaga berwarna hitam. Semut dapat membantu kutu tanaman dari serangan musuh alami baik predator atau juga parasitoid.

Direktorat Perlindungan Hortikultura, Direktorat Jendral Hortikultura. 2012

Peran Hutan dan Vegetasi dalam Menghambat Erosi

Erosi tanah seringkali menjadikan lahan pertanian kehilangan lapisan olehnya sehingga berkurang kesuburannya. Bahan organik yang berada di top soil akan mudah terkikis dan terangkut ketika tidak ada vegetasi yang melindunginya. Terbawanya bahan organik dan lapisan tanah atas ini menjadikan tanah menjadi kurang subur disamping kekurangan/kehilangan kemampuan dalam menahan air yang akan berguna pada musim kemarau. 

Keberadaan hutan dan vegetasi yang menutup tanah selain dapat mencegah terjadinya pengikisan-pengikisan tanah juga dapat menjaga ketersediaan air di musim kemarau. Rapatnya dedaunan hutan dapat menahan kekuatan dan kecepatan jatuhnya butir-butir hujan sehingga butir hujan akan jatuh ke permukaan tanah secara lambat melalui ranting dan batang pohon. Humus yang berada di permukaan tanah meningkatkan porositas tanah dan daya infiltrasi yang mana dapat mengurangi laju keceatan air di permukaan tanah. Air akan meresap ke dalam tanah dalam kecepatan yang lambat dan bergerak ke kaki bukit dengan kecepatan yang lambat pula. Pergerakan lambat air tanah ke kaki bukit ini akan membentuk mata air sehingga potensi kekeringan pada musim kemarau dapat ditekan. 

Tuesday, March 18, 2014

Bentuk Erosi Tanah

Secara umum, erosi tanah merupakan proses terpindahkannya atau hilangnya bagian atau seluruh lapisan permukaan tanah yang disebabkan oleh adanya gerakan air atau angin. Di dalam bidang pertanian, erosi tanah menyebabkan bagian top soil atau bagian lapisan oleh tanah menjadi berkurang atau bahkan hilang sehingga menyebabkan tanah kehilangan kesuburan. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat erosi tanah seperti sifat fisik tanah, keadaan vegetasi, bentuk lahan, dan juga peranan manusia. 

Bentuk-bentuk erosi tanah adalah sebagai berikut:

a. Erosi permukaan
Erosi permukaan terjadi ketika pengikisan tanah pada bagian permukaan terjadi secara menyeluruh dan selanjutnya terngkut/terbawa secara merata ke kaki lereng atau bagian yang datar. Pada erosi permukaan, ketika bagian atas masih terdapat vegetasi yang resisten terhadap erosi, maka erosi permukaan tidak begitu jelas terlihat. Hal ini karena erosi terjadi secara menyeluruh dan juga tanah di bagian bawah akan menggantikan kedudukan tanah yang tererosi sehingga ada kesan bahwa vegetasi tidak terganggu. Namun demikian, terdapat tanda-tanda lain seperti:

Sunday, March 16, 2014

Teknis Budidaya Tanaman Tomat

Yang pertama kali harus diperhatikan adalah pemilihan varietas atau jenis tomat yang akan ditanam. Beberapa varietas tomat unggul yang dikeluarkan oleh Balai Penelitian Tanaman Sayur Lembang adalah Opal, Mirah, Jamrut, Permata, Marta, Idola, dan lain sebagainya.

1. Pesemaian
Sebelum disemai, benih lebih baik direndam dalam air hangat atau direndam dalam larutan Previcur N (1ml/l) selama satu jam. Benih disebar merata pada bedengan/tempat pesemaian dengan media campuran antara pupuk kandang dan tanah dengan perbandingan 1:1. Benih kemudian ditutup dengan daun pisang selama 2-3 hari. Bedengan pesemaian diberi atap dan setelah berumur 7-8 hari, bibit dipindahkan ke dalam bumbungan daun atau polybag kecil dengan media tanam yang sama seperti pada pesemaian. Bibit dan media tanam dijaga kelembabannya dan setelah berumur 3 minggu bibit dapat benar-benar dipindahkan ke lahan. 

2. Pengolahan lahan
Lahan yang digunakan sebaiknya bukan yang bekas digunakan untuk pertanaman cabai, terung, atau juga tomat. Sisa-sisa tanaman yang ada di lahan dikubur untuk menambah bahan organik tanah. Pada tanah dengan pH kurang dari 5,5, tanah diberi dolomit dengan dosis 2-4 ton/ha. Pemberian dolomit dilakukan 3-4 mingu sebelum tanam. 

Tuesday, March 11, 2014

Transpirasi dan Fungsinya bagi Tumbuhan


Transpirasi adalah suatu proses kehilangan air dalam bentuk uap air pada suatu tumbuhan melalui stomata. Kemungkinan kehilangan air ini dapat juga melalui selain stomata, namun demikian, karena proporsi kehilangan air yang paling banyak adalah melalu stomata, maka penghitungan transpirasi hanya pada uap air yang hilang melalui stomata. Umumnya, traspirasi terjadi sepanjang tumbuhan hidup. Sebagai contoh, pada tanaman jagung, tanaman membutuhkan air sebanyak 225 kg yang ditranspirasikan untuk menghasilkan 1 kg bobot kering tanaman.

Bagi tumbuhan, transpirasi bukanlah hal mutlak yang harus dilakukan untuk menjaga tumbuhan agar tetap hidup. Faktanya, ada beberapa tumbuhan yang tidak melakukan transpirasi seperti tumbuhan air atau tumbuhan yang hidup pada kelembaban udara 100%. Walaupun bukan merupakan hal mutlak yang harus dilakukan, transpirasi tetaplah memiliki fungsi dankegunaan jika dilakukan oleh tumbuhan. 

Perbanyakan benih Palem Waregu (Raphis excelsa)

Palem waregu merupakan tanaman hias yang dapat ditanam di dalam ruangan atau juga sebagai penghias taman. Sosok tanaman yang kokoh, gagah, anggun, dan indah merupakan beberapa alasan mengapa palem waregu digunakan sebagai tanaman hias. Nilai tambah yang lain adalah perawatan yang mudah, nuansa khas daerah tropis, dan tahan terhadap perubahan cuaca. Palem waregu dapat berkembang baik di Indonesia. Oleh karena itu, pengembangannya di Indonesia memiliki peluang yang cukup lebar. Apalagi palem mini juga memiliki pasar ekspor yang cukup besar ke Belanda.

Palem waregu dapat diperbanyak secara vegetative dan juga generative. Namun, karena di Indonesia tanaman tersebut sulit berbunga, perbanyakan tanaman secara vegetative dengan cara memisahkan anakan dari indukan yang paling banyak dilakukan. 

Palem waregu dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 50-500 mdpl. Struktur tanah yang remah dengan pH 5-7 adalah yang paling optimal untuk pertumbuhan. Kelembaban udara yang baik adalah 50-80% dengan suhu siang hari 22-33 C dan malam hari 15-29C. curah hujan optimal adalah 2000 mm/tahun dan intensitas cahaya 15-30%.