Saturday, September 30, 2017

Pengolahan Tanah dan Penanaman Talas

Dalam budidaya tanaman talas, pengolahan tanah perlu dilakukan untuk menciptakan kondisi lahan yang sesuai untuk pertanaman talas. Umumnya, talas ditanam setelah pertanaman padi atau pertanaman sayuran. Perlakuan pengolahan tanah untuk pertanaman talas setelah padi berbeda dengan yang setelah sayuran.

Pengolahan tanah setelah pertanaman padi dimulai dengan pembabatan jerami. Jerami selanjutnya dikumpulkan kemudian dibakar. Tanah dibiarkan beberapa hari, dicangkul, dihaluskan, lalu dibuat bedengan dan diberi pupuk dasar. Pengolahan tanah setelah tanaman sayuran dimulai dengan penyiangan gulma, pencangkulan dan penghalusan tanah, pembuatan bedengan, dan pemupukan dasar.
pengolahan tanah tanaman talas
Bedengan dibuat dengan lebar 1,2 meter dan panjang menyesuaikan panjang lahan. Untuk tanah yang masam, perlu diberi kapur dengan takaran 1 ton/Ha.Untuk tanah ber-pH normal cukup diberi pupuk dasar berupa pupuk kandang. 

Talas umumnya ditanam dengan jarak 74 x 75 dan kedalaman 30 cm atau sesuai dengan keadaan lahan dan musim penanaman. Penanaman di lahan sawah menggunakan jarak tanam yang lebih rapat ketika ditanam di musim kemarau. Intensitas dan durasi penyinaran yang lama pada musim kemarau cukup untuk menguapkana air di sekitar pertanaman talas sehingga kelembaban udara di sekitar pertanaman talas menjadi optmal. Jarak tanam yang rapat pada musim penghujan kurang tepat karena akan menciptakan kondisi kelembaban yang terlalu tinggi sehingga lebih rentan terserang organisme pengganggu tanaman penyebab penyakit. 

Penanaman dilakukan dengan cara meletakkan bibit talas tepat di tengah lubang dengan posisi tegak lurus. Lubang kemudian ditutup dengan tanah sampai batang talas tidak rebah (sekitar 7 cm). Sisa lubang kemudian ditutup dengan menggunakan pupuk kandang atau kompos. 

Refferensi:
Deputi Menegristeg Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Talas. Dengan sumber: Sistem Informasi Manajemen Pembangunan di Pedesan, Proyek Pemd Bappenas. 

Wednesday, September 27, 2017

Budidaya Tanaman Talas (Colocasia esculenta (L.) Schott).

Talas memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Talas mengandung karbohidrat yang tinggi, protein,dan vitamin sehingga dapat digunakan sebagai makanan pokok pengganti beras. Talas juga memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi karena hampir semua organnya dapat dimanfaatkan. Selain kedua hal tersebut, potensi pengembangan talas didukung oleh kemudahan budidaya tanaman talas. 

berikut adalah tahapan budidaya tanaman talas.

Lokasi penanaman menentukan keberhasilan budidaya tanaman talas. Lokasi penanaman dipilih berdasarkan persyaratan tumbuh tanaman talas. Lokasi penanaman yang sudah sesuai dengan syaratu tumbuh tanaman hanya sedikit membutuhkan modifikasi sehingga terjadi efisiensi biaya. 

Bibit yang baik akan menghasilkan tanaman dan panenan yang baik. Asal bibit tanaman talas dapat diperoleh dari potongan umbi atau juga dari anakan tanaman. 

Secara umum, talas ditanam pada bedengan bedengan dengan maksud tetap mendapatkan suplai air tanpa membuat tanaman talas tergenang. Talas ditanam dengan jarak tanam 75 x 75 dan ditanam pada musim penghujan.

Pemeliharaan tanaman ada budidaya tanaman talas meliputi penyiangan dan pembumbunan, pemupukan, serta pengairan dan penyiraman.

Pengendalian organisme pengganggu tanaman dilakukan secara manual, fisik, kimiawi, dan biologi. Pengendalian organisme pengganggu tanaman diakukan segera setelah populasi haa atau gejala penyakit sudah berada di atas ambang batas ekonomi.

f. Panen
Talas dipanen setelah berumur 6-9 bulan. Panen dilakukan dengan mencabut pohon talas beserta umbinya. 

Refferensi: 
Deputi Menegristeg Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Talas. Dengan sumber: Sistem Informasi Manajemen Pembangunan di Pedesan, Proyek Pemd Bappenas. 

Saturday, September 23, 2017

Pembibitan Tanaman Talas

Pembibitan merupakan salah satu penentu keberhasilan budidaya tanaman talas. Bahan tanam untuk budidaya tanaman talas dapat berasal dari umbi atau juga dari tunas anakan. Untuk bibit yang berasal dari tunas anakan, dipilih tunas anakan yang berasal dari talas yang berumur 5-7 bulan (tunas kedua dan ketiga). Untuk bibit yang berasal dari umbi, dipilih bagian umbi yang dekat dengan titik tumbuh.

Bibit yang berasal dari anakan sebelumnya dipishkan terlebih dahulu dari indukannya kemudian disimpan di tempat lembab baru kemudian dapat ditanam ketika musim tanam tiba. Bibit dari umbi diperoleh dengan cara mengiris bagian umbi dengan minimal satu mata tunas. Umbi yang telah diiris dikeringanginkan dan dilapisi abu ketika hendak disemaikan.

Bibit yang berasal dari tunas anakan dapat langsung ditanam di lahan pertanaman sedangkan bibit yang berasal dari umbi harus disemaikan terlebih dahulu hingga memiliki 2-3 helai daun sebelum dapat dipindahkan ke lahan pertanaman. 

Refferensi: 

Deputi Menegristeg Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Talas. Dengan sumber: Sistem Informasi Manajemen Pembangunan di Pedesan, Proyek Pemd Bappenas.