Thursday, January 31, 2019

Manfaat Bunga Pisang untuk Kesehatan

manfaat bunga pisang, bunga pisang untuk kesehatan, pemanfaatan bunga pisang, bunga pisang
Pisang merupakan buah berasa luzat yang dapat dikonsumsi setiap saat dan memiliki banyak manfaat untuk kesehatan manusia. Selain buah, bagian lain yang dapat dikonsumsi dan memiliki beragam manfaat kesehatan adalah bunga pisang. 

Anggapan bahwa bunga pisang hanyalah bagian dari tanaman pisang yang tidak dapat dimanfaatkan harus segera dihilangkan. Bunga pisang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan manusia. 

Bunga pisang kaya akan serat seperti pada sayuran secara umum. Mengonsumsi bunga pisang dapat meringankan kerja pencernaan dan mencegah sembelit. 

Metabolisme Tanaman

fotosintesis siang dan malam hari
Metabolisme adalah semua perubahan kimia dan energi yang terjadi di dalam sel hidup karena kegiatannya. Metabolisme dibagi menjadi dua fase, yaitu katabolisme atau fase degradatif dan anabolisme atau fase penyusun. Dalam tahap katabolisme senyawa yang lebih kompleks diurai menjadi senyawa yang lebih sederhana. Selama penguraian ini bebaslah energi yang terdapat di dalam senyawa kompleks tersebut dan dipergunakan untuk keperluan hidup sel. Anabolisme mempunyai tugas berlawanan daripada katabolisme, yaitu menyusun senyawa dasar menjadi biomol. Kebutuhan energi berasal dari ATP yang timbul selama proses katabolisme. Perubahan pada tahap katabolisme dan anabolisme dikatalisa oleh sistem multi enzim, melalui jalur-jalur yang ada pada masing-masing fase. 

Tak berbeda dengan makhluk lainnya, tumbuhan juga mengalami proses metabolisme. Salah satu contoh proses metabolisme pada tumbuhan adalah fotosintesis (anabolisme). Fotosintesis melibatkan proses biokimia untuk pembentukan zat makanan seperti karbohidrat protein dan lemak, oleh karena itu fotosintesis termasuk dalam anabolisme. Selain fotosintesis, respirasi juga termasuk bagian dari proses metabolisme tumbuhan (katabolisme). Dalam proses respirasi, molekul-molekul organik dibongkar untuk memperoleh energi yang dubutuhkan yaitu untuk mensintesis senyawa-senyawa untuk cadangan makanan, translokasi transpor nutriea menembus membran dll. 

Fotosintesis menyebabkan meningatknya berat kering tumbuhan karena pengambilan CO2, sedangkan respirasi menyebabkan pengeluaran CO2 dan mengurangi berat kering. Fotosintesis menambat CO2 untuk produksi gula, dan respirasi untuk mengubah gula menjadi bahan-bahan struktural, cadangan makanan, dan metabolik yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tanaman dibudidayakan dengan baik agar kedua proses ini berjalan seefesien mungkin, yaitu agar fotisntesis menggunakan energi seefisien mungkin, dan agar respirasi dapat memanfaatkan energi yang ditangkap tersebut untuk membentuk tanaman budidaya produktif seefisien mungkin. 

Sumber : 

Gardner F.P., Pearce R.B and R.L Mitchell. 2008. Fisiologi Tanaman Budidaya. Universitas Indonesia press, Jakarta. 

Martoharsono, S. 1997. Biokimia. Universitas Gadjah Mada press, Yogyakarta.

Sumber gambar: https://thumbs.dreamstime.com/b/photosynthesis-cellular-respiration-comparison-vector-illustration-biological-process-explanation-day-night-oxygen-carbon-175918086.jpg

Mulsa Jerami untuk Budidaya Tanaman

penggunaan mulsa jerami untuk budidaya tanaman
Mulsa adalah material penutup tanah pada tanaman budidaya yang bertujuan untuk menjaga kelembaban tanah dan menekan pertumbuhan gulma serta penyakit sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik. Mulsa dibedakan menjadi dua macam, yaitu mulsa organik dan mulsa anorganik. Mulsa organik adalah mulsa yang berasal dari bahan alami yang mudah terurai seperti sisa-sisa tanaman, jerami, ataupun cacahan batang dan daun dari tanaman lain. Mulsa anorganik terbuat dari bahan sintetis seperti mulsa plastik.

Keuntungan dari mulsa jerami adalah sangat mudah didapat terlebih lagi jika lahan sawah yang akan ditanami adalah lahan bekas padi. Jerami sisa bertani tidak perlu dibakar, jerami ini bisa digunakan sebagai mulsa yang mudah terurai dan dapat menambahkan kandungan anorganik dalam tanah. Menurut Yelianti et al., 2009 jerami padi memiliki kandungan bahan organik sebesar 40,87%; N 1,01%; P 0,15%; dan K 1,75%. Semakin lama jerami berada di permukaan tanah maka akan memperbaiki struktur tanah dan menambah unsur hara pada tanaman. Mulsa jerami diberikan setelah benih ditanam, yaitu dengan cara memotong tunggak padi yang masih tersisa, sehingga jerami tersebar dan dapat menutup tanah.

Wednesday, January 30, 2019

Hubungan Ekologi Dan Fisiologi Tanaman

Tanaman tidak dapat dipisahkan dari faktor lingkungan tempat tumbuhnya. Sesuai dengan tiga gatra agronomi yaitu fisiologi, ekologi dan manajemen, lingkungan tumbuh termasuk dalam kaitannya dengan ekologi. Hubungan timbal balik antara tanaman dengan lingkungannya dapat dilihat dari respon fisiologis maupun biokemisnya. 

peningkatan suhu juga berpengaruh terhadap fisiologi tanaman Pada keadaan lingkungan tempat tumbuh yang tidak menguntungkan, lahan marginal contohnya, tanaman dituntut untuk beradaptasi dengan faktor pembatas yang ada. Misalnya pada keadaan lingkungan suhu tinggi, Tohari (1995) menyebutkan bahwa banyak proses fisiologi yang terganggu seperti fotosintesis, respirasi, pembelahan sel, pembesaran sel. Bila suhu terlalu rendah laju proses fisiologisnya menjadi lambat. 

Lingkungan mempengaruhi suhu tumbuhan dan suhu ini mempengaruhi fisiologi dan kemampuan tanaman untuk hidup dan mempertahankan hidup. Pada suhu yang ekstrim tinggi, molekul-molekul protein mengalami denaturasi. Oleh karena itu terdapat suhu optimum bagi setiap proses fisiologi pada masing-masing tanaman.