Wednesday, January 30, 2019

Hubungan Ekologi Dan Fisiologi Tanaman

Tanaman tidak dapat dipisahkan dari faktor lingkungan tempat tumbuhnya. Sesuai dengan tiga gatra agronomi yaitu fisiologi, ekologi dan manajemen, lingkungan tumbuh termasuk dalam kaitannya dengan ekologi. Hubungan timbal balik antara tanaman dengan lingkungannya dapat dilihat dari respon fisiologis maupun biokemisnya. 

peningkatan suhu juga berpengaruh terhadap fisiologi tanaman Pada keadaan lingkungan tempat tumbuh yang tidak menguntungkan, lahan marginal contohnya, tanaman dituntut untuk beradaptasi dengan faktor pembatas yang ada. Misalnya pada keadaan lingkungan suhu tinggi, Tohari (1995) menyebutkan bahwa banyak proses fisiologi yang terganggu seperti fotosintesis, respirasi, pembelahan sel, pembesaran sel. Bila suhu terlalu rendah laju proses fisiologisnya menjadi lambat. 

Lingkungan mempengaruhi suhu tumbuhan dan suhu ini mempengaruhi fisiologi dan kemampuan tanaman untuk hidup dan mempertahankan hidup. Pada suhu yang ekstrim tinggi, molekul-molekul protein mengalami denaturasi. Oleh karena itu terdapat suhu optimum bagi setiap proses fisiologi pada masing-masing tanaman.
Keadaan lingkungan lain selain suhu yang juga berpengaruh terhadap proses fisiologis tanaman adalah sinar. Sinar berkaitan dengan panjang hari yang diterima oleh tanaman. Salah satu tanaman yang peka terhadap panjang hari adalah krisan. Krisan membutuhkan cahaya lebih dari 12 jam dalam satu hari untuk pertumbuhan vegetatif, tambahan penyinaran yang diperlukan krisan adalah 4-5 jam (Purwanto dan Martini, 2009). 

Lingkungan yang tidak ideal sesuai dengan syarat tumbuh tanaman memicu senyawa toksik dalam bentuk ROS. Khoiriyah (2016) menerangkan bahwa senyawa ini berperan dalam kerusakan jaringan yang selanjutnya akan meningkatkan kerusakan molekul-molekul protein. Eratnya hubungan ekologi dan fisiologi berpengaruh terhadap hasil tanaman. Lembaga penelitian dan pengembangan pertanian melakukan pendekatan dengan mengembangkan varietas-varietas tanaman yang toleran apabila ditanam di lingkungan dengan tingkat kesesuaian rendah agar tidak terjadi penurunan hasil yang begitu besar. 



Sumber : 
Khoiriyah, A. Perubahan Aktifitas Biokemis Kelapa Sawit Terdampak Cekaman Alumunium dan Pembenah Berbahan Aktif Silika [Tesis] Universitas Gadjah Mada. 
Purwanto, A. W. & Martini, T., 2009.Krisan : Bunga Seribu Warna. Yogyakarta: Kanisius 
Tohari. Fisiologi Lingkungan. 1995. Bahan Ajar Program Studi Agronomi UGM. 

No comments:

Post a Comment