Monday, May 29, 2017

TINGKAT KETUAAN BUAH PEPAYA DAMPIT

Ketuaan buah pepaya waktu panen salah satunya berpengaruh terhadap rasa dan ketahana dalam penyimpanan. Buah pepaya yang disimpan pada tingkat ketuaanbuah optimal memiliki rasa yang paling enak tetapi tidak dapat disimpan dalam waktu yang lama. Buah yang dipanen sebelum matang optimal memiliki kelebihan disimpan dalam jangka waktu yang lama. 

Dalam sistem agribisnis pepaya yang mensyaratkan distribusi pepaya dari produsenke konsumen, diperlukan pengetahuan akan tingkat ketuaan buah untuk menjaga mutu dan kualitas pepaya tetap baik

Penggolongan tingkat ketuaan buah pepaya Dampit berdasarkan warna merah pada kulit buah adalah sebagai berikut: 

1. Tingkat ketuaan star 1: kulit buah berwarna hijau dengan merah yang samar-samar pada ujung buah, jumlah star satu buah. 

2. Tingkat ketuaan star 2: warna merah pada ujung yang semula samar berubah menjadi jelas. Jumlah star dua buah. 

3. Tingkat ketuaan star 3: warna merah pada ujung buah jelas dan melebar. Jumlah star tiga buah. 

4. Tingkat ketuaan star 4: warna merah pada ujung buah sangat jelas dan melebar. Jumlah star empat buah. 

5. Tingkat ketuaan star 5: warna merah pada ujung buah sangat jelas dan semakin melebar. Jumlah star lima buah. 

Pepaya merupakan buah klimakterik yang tetap dapat matang malaupun sudah dilepaskan dari tanaman (dipanen). Buah dengan tingkat ketuaan star satu dan star dua dapat matang sempurna pada hari ke-4 setelah pemanenandan disimpan pada suhu ruang (28-30 C). 

sumber/refferensi: 
Suyanti. 2011. Teknologi pascapanen untuk meningkatkan mutu buah pepaya.Buletin Teknologi Pascapanen Pertanian Vol 7 (2). 

Thursday, May 25, 2017

Penanganan Panen dan Pascapanen untuk Mempertahankan Mutu Buah Pepaya (Carica papaya)

Buah pepaya merupakan salah satu buah yang paling banyak dikonsumsi. Harga yang terjangkau, kandungan gizi yang beragam dan tinggi, serta ketersediaannya sepanjang tahun membuat konsumsi pepaya relatif stabil dan bahkan meningkat dari waktu ke waktu. Peluang pengembangan agribisnis buah pepaya salah satunya terkendala oleh kehilangan hasil setelah panen. 

Kehilangan hasil setelah panen umumnya disebebkan oleh penyakit pascapanen, kerusakan mekanis selama penyimpanan dan proses penjualan, serta susut bobot karena adanya metabolisme pada buah setelah dipanen. Di Filipina, kehilangan hasil pepaya sebanyak 20-26% karena busuk, 2-4% karena terlalu matang, dan 10% karena kerusakan mekanis. 

Penanganan panen dan pascapanen yang tepat dapat menekan dan meminimalisir kerusakan dan susut bobot buah. Pengetahuan akan karakteristik buah serta teknik penanganan yang tepat dapat mempertahankan mutu buah pepaya.