Sunday, September 19, 2021

Spesifikasi Pupuk Produksi PT Petrokimia Gresik

pupuk urea hasil produksi petrokimia gresik

1. Urea
Kadar N      : 46 %
Kadar air     : maks 0,5 %
Bentuk         : prill
Warna          : merah muda
Sifat             : higroskopis dan mudah larut dalam air

2. ZA

Kadar N      : 21 %
Kadar S       : 24%
Kadar air     : maks 1%
Bentuk         : kristal
Warna          : oranye
Sifat             : tidak higroskopis dan mudah larut dalam air

3. SP36
Kadar P2O5 : minimal 36 %
Kadar S        : minimal 34 %
Kadar air      : maksimal 5 %
Bentuk          : granul
Warna            : abu-abu
Sifat              : tidak higroskopis dan mudah larut dalam air

4. Phonska
Kadar N          : 15 %
Kadar P2O5     : 15 %
Kadar K2O      : 15 %
Kadar air          : maksimal 2 %
Bentuk             : granul
Warna              : merah muda
Sifat                 : higroskopis dan mudah larut dalam air 

Monday, August 30, 2021

Penanaman Cabai di Lahan Pertanian

Persiapan media tanam dalam polybag
Bibit yang telah disemaikan dipindahtanam ke dalam polybag sebelum ditanam ke lahan. Adapun persiapan untuk penanaman di polybag adalah sebagai berikut:

Polybag untuk pertanaman adalah yang berlubang kanan dan kirinya untuk pengaturan air. Tanah yang dimasukkan adalah campuran tanah dan pupuk kandang dengan takaran 2:1 sebanyak 1/3 volume polybag. Ditambahkan furadan atau curater 3G 4 gram per polybag. Kemudian ditambahkan 1/3 campuran medita tanam yang tadi sudah dimasukkan. Pupuk dasat yang perlu ditambahkan adalah 10 gram SP 36, 5 gram KCl dan 1/3 bagian dari campuran 10 gram urea dan 20 gram ZA per tanaman.

Penanaman di lapangan
Bedengan disiapkan yang sudah dicampur dengan pupuk kandang. Bedengan ditutup dengan mulsa plastik. Mulsa dilubangi sebagai media tanam. Bibit dipindahkan dengan hati-hati ke dalam lubang tanam.

Penanaman
Bibit cabai yang baik adalah yang pertumbuhannya tegar, warna daun hijau, dan tidak cacat/terkena hama dan penyakit. Bibit ditanam di lubang tanam yang telah disiapkan sebelumnya di lahan pertanaman. Tanaman cabai harus dirawat agar pertumbuhannya optimal.

Sumber:
Herawati, W.D. 2012. Budidaya Sayuran. Javalitera, Sleman.

Sumber gambar: https://i2.wp.com/gdm.id/wp-content/uploads/2020/09/pemupukan-1024x600.jpg

Friday, August 27, 2021

Pembibitan Tanaman Cabai

Proses pembibitan merupakan salah satu tahapan dalam budidaya tanaman. Dalam Budidaya tanaman cabai, beberapa tahapan pembibitan antara lain persiapan benih, pesemaian, dan pembibitan.

Persiapan benih
Dipiliih buah cabai yang telah matang (berwarna merah) dengan bentuk segar dan sempurna. Biji kemudian dikeluarkan dengan cara mengiris buah secara memanjang. Biji dicuci kemudian dikeringkan. Dipilih biji cabai yang berbentuk sempurna, tidak cacat, dan seragam ukurannya.

Pesemaian
Pesemaian dilakukan di bak plastik atau kayu yang memiliki tinggi sekitar 10 cm. Adapun persiapannya adalah sebagai berikut:

  • Media tanam yang digunakan adalah campuran pasir dan pupuk kendang denga perbandingan 1:1. Curater 3G dapat ditambahkan untuk mencegah hama dan panyakit tanaman. Media disiapkan 1 minggu sebelum penyemaian benih.
  • Benih yang akan ditanam sebaiknya direndam dalam air hangat selama semalam. Bisa juga menggunakan zat pengatur tumbuh seperti atonik.
  • Benih disebarkan secara merata di media tanam yang telah dibuat. Akan lebih baik kalau penanaman dengan jarak tanam 5 x 5 cm untuk memudahkan proses pemindah tanaman nantinya. Benih ditutup dengan selapis tanah. Wadah diletakkan di tempat teduh dan lembab.
Pembibitan
Benih yang telah berkecambah atau bibit berumur 10-14 hari sudah dapat dipindahkan ke tempat pembibitan. Tampat pembibitan berupa polybag ukuran 8 x 9 cm yang medianya adalah pasir, tanah, dan pupuk kandang. Bibit cabai dipindahkan ke wadah pembibitan dengan hati-hati. Pemindahan ini dimaksudkan untuk meningkatkan adaptasi dan daya tumbuh bibit ketika nantinya dipindahtanamkan ke lahan peratanaman. Pemindahan bibit baru dapat dilakukan setelah berumur 30-40 hari.

Sumber:
Herawati, W.D. 2012. Budidaya Sayuran. Javalitera, Sleman

Sumber gambar: https://saprotan-utama.com/wp-content/uploads/2020/12/cara_budidaya_cabe.jpg

Thursday, August 26, 2021

Sejarah, Syarat Tumbuh, dan Jenis Cabai

Sejarah Cabai
Cabai merupakan tanaman perdu dari keluarga terung-terungan dan memiliki nama ilmiah Capsicum sp. Cabai berasal dari benua Amerika tepatnya Peru dan menyebar ke Eropa dan Asia termasuk ke Indonesia. Diperkirakan terdapat 20 spesies yang hidup di negara asalnya. Masyarakat Indonesia mengenal beberapa jenis cabai seperti cabai besar, cabai keriting, cabai rawit, dan paprika.

Jenis Cabai
Saat ini telah banyak cabai hibrida beredar di pasaran. Cabai cabai tersebut memiliki beragam varietas dengan beragam keunggulan yang dimiliki. Beberapa yang beredar diantaranya:

Tanjung 1: potensi hasil 18 ton/ha, buah berwarna merah dengan panjang 10 cm, cocok di dataran rendah, dan toleran terhadap hama penghisap daun.

Tanjung 2: potensi hasil 12 ton/ha dan cocok untuk ditanam di dataran rendah.

Lembang 1: potensi hasil 9 ton/ha dan cocok untuk ditanam di dataran tinggi.

Syarat Tumbuh Tanaman Cabai
Tanah bertekstur gembur dan kaya bahan organik. Memiliki pH 5,5-7, tidak tergenang air, dan lahan pernamana terbuka (tidak ternaungi).

Curah hujan 1500-2500 per bulan dengan distribusi merata, suhu udara 16-32 C, saat pembungaan sampai dengan pemasakan buah lahan terkena matahari langsung 10-12 jam.

Budidaya tanaman cabai relatif lebih kompleks dibandingkan budidaya sayur lain. Budidaya cabai dapat dilakukan di media polibag serta juga dapat dibudidayakan langsung di lahan. Tetapi kompleksitas budidaya juga berbanding lurus dengan hasil yang didapatkan.

Sumber:
Herawati, W.D. 2012. Budidaya Sayuran. Javalitera, Sleman

Sumber gambar:
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/d/d2/Capsicum_annuum_-_K%C3%B6hler%E2%80%93s_Medizinal-Pflanzen-027.jpg

Wednesday, August 25, 2021

Pemeliharaan Tanaman Tomat

Pemeliharaan tanaman tomat sebenarnya dimulai sejak pembibitan tanaman tomat. Namun pada umumnya, pemeliharaan dimulai setelah tanaman tomat dipindahtanamkan ke lahan penanaman. Dalam budidaya tanaman tomat, pemeliharaan tanaman meliputi:

1. Panyiraman.
Penyiraman dilakukan utamanya ketika musim kemarau yang berkepanjangan. Penyiraman dilakukan dengan hati hati karena penyiraman yang sembarangan dapat merusak tanaman. Direkomendasikan penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari.

2. Pemupukan
  • Pupuk kendang dengan takaran 10-20 ton per hektar atau 0,51 kg per tanaman yang diberikan seminggu sebelum tanam.
  • Pupuk TSP dengan dosis 2,5-3 kuintal per hektar yang diberikan seminggu sebelum penanaman.
  • Pupuk urea pertama dengan dosis 1 kuintal per hektar diberikan bersama dengan tanam. Dosis kedua sebanyak 1 kuintal per hektar diberikan 4 minggu setelah tanam.
  • Pemupukan dilakukan dengan membenamkan secara melingkar pupuk di areal pertanaman. Pemupukan disesuaikan dengan tingkat kesuburan tanah setempat.

Monday, May 24, 2021

Pembibitan Tanaman Tomat

Dalam rangkaian teknis budidaya tanaman tomat, ketersediaan bibit merupakan salah satu hal yang sangat menunjang keberhasilan budidaya. Bahan tanam baik yang berasal dari benih ataupun bibit merupakan salah satu penentu keberhasilan budidaya tanaman tomat. Bibit yang baik dikombinasikan dengan lingkungan dan perawatan tanaman yang baik dan benar adalah jaminan keberhasilan dalam budidaya tanaman.

Pembibitan tanaman tomat sendiri tidak terlalu sulit untuk dilakukan. Berikut merupakan beberapa rangkaian teknis pembibitan tanaman tomat.

a. Dipilih buah yang sudah matang, tidak cacat, sehat, dan berasal dari varietas unggul. Buah diperam selama kurang lebih tiga hari agar matang dengan sempurna (merah tua/gelap dan lunak. Biji dari tomat yang sudah diperam kemudian dikeluarkan beserta dengan ledirnya.

b. Biji beserta lendir diperam kembali selama sekitar tiga hari untuk memisahkan air dan lendir dari biji.

c. Biji yang telah terpisah dari air dan lendir kemudian dicuci bersih, ditiriskan, dan dijemur sekitar 3 hari agar kadar air biji menjadi hanya sekitar 6%.

Tuesday, May 18, 2021

Syarat Tumbuh dan Jenis Varietas Tomat

Tomat merupakan tanaman sayur yang memiliki banyak kegunaan. Selain buahnya yang menjadi bahan untuk berbagai masakan, kandungan gizi buah tomat juga termasuk tinggi (mengandung vitamin A, C, dan sedikit vitamin B) sehingga sangat baik untuk dikonsumsi. Dalam budidaya tanaman tomat, syarat tumbuh tanaman dan jenis tomat yang ditanam akan menentukan tingkat keberhasilan budidaya.

Syarat tumbuh tanaman tomat
Tanaman tomat dapat ditanam di dataran rendah, medium, sampai dengan dataran tinggi tergantung dengan varietas tomat yang ditanam. Namun demikian, kebanyakan varietas tanaman tomat dengan daya hasil tinggi adalah yang ditanam di dataran tinggi yang sejuk dan kering. Sebab tomat tidak tahan pada lingkungan dengan curah hujan tinggi dan panas yang terik.

Suhu optimal untuk pertumbuhan tomat adalah 23C pada siang hari dan 17 C pada malam hari. Tanah paling baik adalah tanah bertekstur liat tetapi mengandung banyak pasir. Tingkat keasaman tanah ideal untuk tanaman tomat adalah pH netral antara 6-7.

Tuesday, April 20, 2021

Jenis Tanaman Obat Keluarga yang Dimanfaatkan Bagian Buah

1. Belimbing Wuluh
buah tanaman belimbing wuluh
Belimbing wuluh atau belimbing sayur merupakan salah satu jenis belimbing yang memiliki rasa lebih asam dibandingkan jenis belimbing yang lainnya. Bentuk buahnya lonjong persegi, berair banyak, dan rasanya sangat asam. Kandungan dalam belimbing wuluh diantaranya tannin, glukosida, sulfur, kalsium oksalat, asam format, saponin, dan peroksida.

Belimbing wuluh berkhasiat sebagai obat sariawan karena kandungan vitamin C yang tinggi. Cara mengobati adalah dengan cukup menempelkan buah pada bagian yang terkena sariawan. Manfaat lain adalah apat mengobati sesak nafas, batuk, hipertensi, dan diabetes.

2. Mengkudu
Mengkudu (Morinda citrifolia) memiliki aroma dan rasa yang kurang enak. Oleh karena itu, buah mengkudu jarang dikonsumsi secara langsung. Cara untuk mengonsumsinya adalah dengan dibuat jus atau dicampur dengan buah lain agar rasanya tersamarkan buah lain dan lebih enak.

Buah mengkudu memiliki khasiat untuk mengobati penyakit jantung coroner, menurunkan demam, dan mencegah encok. Manfaat mengkudu yang lain adalah melindungi kerusakan akibat stroke, menjaga kekebalan tubuh, menurukan kolesterol, dan mencegah kanker.

Sumber: Kusumaningrum, Yulia. 2020. Tanaman Obat Keluarga. Media Karya Putra, Sukoharjo.

Monday, April 19, 2021

Jenis Tanaman Obat Keluarga yang Dimanfaatkan Bagian Daun

Daun sirih untuk pengobatan
1. Daun Sirih
Tanaman daun sirih (Piper betle) memiliki ciri-ciri berdaun tunggal, berbentuk jantung, ujung runcing, berseling pada batang, serta tangkai dan daunya mampu mengeluarkan aroma khas ketika diremas. Daun sirih memiliki kandungan minyak atsiri, karotena, riboflavin, asam amino, asam nikotinat, vitamin C, gula, pati, dan lain sebagainya.

Ada banyak manfaat daun sirih antara lain meredakan mimisan, mencegah bau badan, mennjaga kebersian area kewanitaan, analgesic, melindungi pencernaan, menjaga kebersihan mulut, mengatasi masalah pernafasan, dan masih banyak lagi. Daun sirih juga digunakan sebagai bahan pelengkap orang tua zaman dahulu untuk menginang.

Terdapat beberapa cara penggunaan tanaman sirih untuk pengobatan  

2. Daun Saga
Berasal dari saga rambat atau saga telik (Abrus precatorius). Daun saga banyak tumbuh liar di pekarangan rumah, kebun, atau pinggiran jalan. Daun saga termasuk tanaman pengganggu atau gulma. Walaupun sebagai gulma, daun saga memiliki kandungan seperti vitamin, mineral, serta mengandung senyawa lain yang baik untuk tubuh. Senyawa tersebut antara lain protein, vitamin A, kalsium oksalat, gliserizin, saponin, pentosan, dan flavonoid.

Banyak yang memanfaatkan daun saga untuk obat sariawan. Manfaat lain daun saga adalah mengobati batuk serta meredakan radang amandel dengan cara merebus daun saga yang dicampur gula dan kayu manis.

3. Binahong
Binahong (Anredera cordifolia) merupakan salah satu tanaman obat herbal yang sering ditanam di pekarangan rumah karena khasiatnya yang mampu menyembuhkan beragam penyakit. Tanaman ini merambat hingga ketinggian 10 meter. Daun berbentuk semi sukulent, tebal, dan bentuknya seperti hati.

Binahong bisa digunakan sebagai obat dengan cara merebus daunnya kemudian meminumnya. Atau juga dapat dengan memakan daunnya secara langsung.

Sumber: Kusumaningrum, Yulia. 2020. Tanaman Obat Keluarga. Media Karya Putra, Sukoharjo.

Saturday, April 17, 2021

Jenis Tanaman Obat Keluarga yang Dimanfaatkan Bagian Rimpang


1. Temulawak

Temulawak (Curcuma xanthorhiza) merupakan salah satu tanaman obat yang digunakan sebagai bahan pembuatan jamu. Temulawak berbentuk mirip dengan kunyit. Kandungan di dalam temulawak seperti kurkuminoid, minyak atsiri, pati, protein, lemak, selulosa, dan mineral. Temulawak mengandung kurkumin yang berguna sebagai anti radang atau anti keracunan empedu.

Temulawak memiliki khasiat untuk mengatasi gangguan pencernaan, memperlancar pencernaan, menjaga kesehatan hati, mengatasi penyakit ginjal, dan lain sebagainya.

2. Lengkuas
Lengkuas (Alpinia officinarum) atau sering disebut laos sering digunakan sebagai bumbu masakan dan juga dapat dimanfaatkan sebagai obat serta berguna untuk kesehatan. Rimpang lengkuas mengandung minyak astiri, galangol, eugenol, dan metal sinamat.

Manfaat yang terkandung dalam lengkuas misalnya untuk mengobati gangguan pencernaan, meredakan diare, mencegah mabuk laut, serta menambah nafsu makan.

3. Jahe
Jahe (Zingiber officinale) merupakan tanaman yang bisa dugunakan untuk menghangatkan tubuh. Jahe memiliki aroma khas yang selain digunakan sebagai bahan masakan juga dapat berhasiat obat. Jahe mengandung oleoresin atau biasa disebut gingerol, senyawa yang bersifat sebagai antioksidan. Sebuah komponen yang berfungsi sebagai anti penuaan.

Jahe bermanfaat untuk memperlancar sistem pencernaan, mengurangi rasa mual, mengobati peradangan, mengurangi nyeri, dan mengatasi masalah pernafasan. Jahe untuk tanaman obat dapat dikonsumsi secara mentah ataupun dibikin minuman.

Sumber: Kusumaningrum, Yulia. 2020. Tanaman Obat Keluarga. Media Karya Putra, Sukoharjo.

Wednesday, March 24, 2021

Klasifikasi, Nama Daerah, dan Khasiat Tanaman Beluntas

Klasifikasi

Regnum        : Plantae
Divisi            : Spermatophyta
Sub Divisi     : Angiospermae
Class             : Dicotyledonae 
Ordo              : Asterales
Famili            : Asteraceae
Genus            : Pluchea
Spesies           : Pluchea indica (L.) Less.

Nama Daerah
Bluntas (Sumatra), baluntas atau baruntas (Sunda/Jawa Barat), luntas (Jawa Tengah dan Jawa Timur), di baluntas (Madura), lamutasa (Makasar), dan enabou (Timor).

Khasiat tanaman
Beluntas memiliki beberapap khasiat seperti menghilangkan bau badan, obat penurun panas, obat batuk, obat anti diare, mengobati penyakit luka, obat nyeri pada reumatic, dan obat nyeri sakit pinggang.

Sumber:
Ananda, Citra Reski. 2020. 21 Tanaman Berkhasiat. Pustaka Taman Ilmu

Sumber gambar: https://d2seqvvyy3b8p2.cloudfront.net/55f75de4f5a50d9cde6506c5631c127b.jpg

Monday, January 18, 2021

Penyakit Layu Fusarium pada Tanaman Bawang

Penyakit ini dikenal juga dengan nama rebah semai (dumping off). Pada musim yang cocok untuk pertumbuhan patogen, kerusakan dan kerugian dapat mencapai 60-75%. Kelembaban tinggi dikombinasikan dengan suhu yang dingin (seperti pada musim hujan) dapat meningkatkan intensitas serangan. Terdapat dua tipe yaitu pre emergence dumping off dan post emergence dumping off.

Pre emergence dumping off yaitu gejala terjadi sebelum tunas tanaman muncul di permukaan tanah. Dan post emergence dumping off patogen menyerang bagian leher akar dari kecambah di atas permukaan tanah. Penyakit ini menyebabkan tanaman mati ketika masih muda.

Perbedaan tingkat serangan penyakit ini dipengaruhi oleh ketahanan daun dari masing-masing tanaman, serta kelembaban tinggi serta bekas luka gigitan serangga.

Gejala Penyakit
Penyakit ditandai dengan adanya beberapa daun yang terkulai layu kebawah karena kekurangan air yang disebabkan oleh kerusakan akar. Serangan terjadi pada bagian-bagian tanaman yang lemah, biasanya terjadi pada bekas gigitan serangga atau kerusakan biologis. Jika penyakit menyerang akar atau bagian yang baru tumbuh, tanaman akan tampak menguning dan layu. Umbi berpenyakit menjadi coklat tua dan mudah patah. Kalau umbi dipotong melintang tampak bagian pusatnya berwarna kehitaman.

Thursday, January 7, 2021

Penyakit Antraknosa pada Tanaman Seledri

Penyakit antraknosa di luar negeri jarang menyerang seledri. Namun di beberapa daerah di Indonesia seperti Batu, Malang, penyakit ini banyak menyerang tanaman seledri.

Gejala Penyakit
Diawali dengan adanya perubahan warna dari hijau menjadi kuning yang dimulai dari pucuk tanaman kemudian menjadi gelap atau coklat kehitaman dan pada akhirnya akan mengalami mumifikasi. Serangan berat dapat menimbulkan kematian pucuk-pucuk tanaman. Selanjutnya pada permukaan kulit tanaman yang terserang muncul bintik-bintik merah kehitaman yang merupakan acervulus dari jamur penyebab penyakit.

Penyebab Penyakit
Penyebab penyakit adalah jamur Gleosporium sp dengan ciri-ciri morfologi sebagai berikut: memiliki konidium yang berbentuk ellips atau seperti telur, hialin. Pada tengah konidium terdapat semacam lingkaran yang berwarna lebih terang.

Sumber:
Prof. Dr. Ir. Ika Rochidatun Sastrahidayat. 2013. Penyakit Tanaman Sayur-Sayuran. UB Press, Malang.

Sumber gambar:
https://s3-ap-southeast-1.amazonaws.com/8villages/uploads/public/2017/2/0/2e492c3715669b320ca4c2e69fb7e477-mobile.png

Penyakit Bercak Daun Septoria pada Tanaman Seledri

Merupakan salah satu penyakit yang penting pada tanaman seledri. Dilaporkan, pertama kali menyerang tanaman seledri di Itali pada tahun 1890, kemudian Denmark, Perancis, Jerman, dan Kepulauan Inggris pada tahun 1910. Sekarang, penyakit tersebut menyerang hampir seluruh penjuru dunia.

Gejala Penyakit
Pada daun terdapat bercak nekrotis berdiameter beberapa cm. Kemudian berkembang menjadi bercak melingkar dengan batas yang berwarna gelap. Di sekitar jaringan nekrotis mengalami klerosis dan berwarna kuning. Bercak dapat meluas sehingga dapat meliputi sebagian besar daun.

Penyebab Penyakit

Penyebab penyakit adalah jamur Septoria apii dengan ciri morfologi sebagai berikut: memiliki konidia hialin, ramping, terdiri dari beberapa sekat. Konidia ini dihasilkan di atas konidiofora yang pendek, berbentuk seperti salak, terdapat pada bercak yang ujungnya menonjol.

Penyakit Bercak Daun Cercospora pada Tanaman Seledri

Penyakit ini ditemukan di eropa pada tahun 1863 dan ditemukan di amerika pada tahun 1930. Penyakit ini menyebar luas di amerika dan eropa dan sekarang dijumpai di hampir semua pertanaman seledri. Pada pertanaman yang tidak pernah dilakukan perawatan, serangan penyakit ini dapat menyebabkan kerusakan hingga 100%.

Gejala
Pertama merupakan bercak kecil berwarna kuning yang tampak pada kedua sisinya. Seringkali pada satu daun terdapat beberapa bercak yang dapat membesar membentuk bercak coklat keabuan dengan bentuk bulat hingga siku dan memiliki batas yang tidak jelas. Pada kelembaban tinggi, di permukaan bercak akan terlapisi lapisan berwarna abu-abu kehitaman dan daun menjadi lodoh.

Penyebab Penyakit
Penyebab penyakit adalah jamur Cercospora apii dengan ciri morfologis sebagai berikut: konidia hialin, memanjang, ramping, terdiri dari beberapa sel. Konidia yang dihasilkan berurutan pada sel ujung yang sedang mengalami pertumbuhan.

Monday, January 4, 2021

Penyakit Embun Tepung (powdery mildew) pada Tanaman Wortel

Penyakit ini banyak menyerang tanaman rumput-ruputan, sayuran, tanaman hias, dan beberapa tanaman kacang-kacangan dengan spesies yang berbeda.

Gejala Penyakit

Pada tanaman yang terserang, maka di permukaan daun baik di atas ataupun bawah Nampak adanya tepung yang berwarna putih yang merupakan kumpulan dari miselium, konidiofora, dan konidia jamur penyebab penyakit. Biasanya terjadi pada daun-daun yang masih muda. Biasanya bercak diawali dengan adanya bintik putih yang kemudian bergabung menjadi bintik besar dan akhirnya menutupi seluruh permukaan daun baik di permukaan atas ataupun permukaan bawah daun. Pada perkembangan selanjutnya, daun berubah menjadi kuning, layu, dan pada akhirnya mati.

Penyebab Penyakit
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Erysphe polygoni dengan ciri morfologi sebagai berikut: miselium bercabang, berwarna putih dan ketika sudah tua berubah menjadi coklat. Konidiofora tumbuh secara tegak lurus pada miselium, menghasilkan konidia bersel satu, hialin, dan berbentuk bulat panjang. Jamur ini juga membentuk kleistotesium yang memiliki bentuk seperti bola tanpa adanya ostiole. Kleistotesium terbentuk khususnya di daerah beriklim sedang mulai bulan juni sampai berakhirnya masa pertumbuhan.