Monday, July 27, 2015

Mengenal Tanaman Lobi-Lobi

Lobi-lobi (Flacourtia inermis) merupakan tanaman yang masih satu family dengan rukem. Tidak terlalu jelas daerah asal tanaman lobi-lobi. Diduga, lobi-lobi berasal dari Malaysia. Di Malaysia, Indonesia, pulau-pulau pasifik, dan daerah-daerah tropis lainnya, tanaman lobi-obi banyak dijumpai dan ditanam I pekarangan. Lobi-lobi dapat tumbuh di hampir semua jenis tanah tetapi daerah yang berketinggian kurang dari 1300 meter di atas permukaan air laut. 

Lobi-lobi merupakan tanaman yang berbentuk pohon dengan ketinggian 5 sampai 15 meter dan memiliki batang yang tidak berduri. Daun berbentuk blat telur dan berwarna merah muda. Tanaman lobi-lobi berbunga pada bulan januari dan februari serta masak buah pada bulan Mei dan Juli. 

Buah lobi-lobi berukuran kecil dan berbentuk agak bundar. Buah yang sudah masak akan berwarna merah tua dengan rasa yang asam atau juga terkadang manis. Buah lobi-lobi memiliki banyak biji. 

Buah lobi-lobi yang sudah masak dapat digunakan untuk membuat rujak, sirup, selai, buah kalengan, asinan, dan juga manisan. Selain buahnya dapat dikonsumsi, pohon lobi-lobi dapat digunakan sebagai tanaman hias karena memiliki bentuk/sosok tanaman yang indah dan memiliki warna daun muda yang menarik. 

Tanaman lobi-lobi diperbanyak dengan cara okulasi, cangkok, dan sambung pucuk. 

Anonim. 1994. Mengenal Tanaman Langka Indonesia. Penebar Swadaya, Jakarta.

Mengenal Tanaman Rukam

buah rukam
Rukem/rukam (Flacourtia rukem) merupakan tanaman yang berasal dari Malaysia. Saat ini tanaman rukam sudah tersebar hampir di seluruh daerah tropis dan di beberapa daerah sub tropis di dunia. Tanaman rukam dapat tumbuh di hampir semua jenis tanah dengan ketinggian 2 sampai 200 meter di atas permukaan air laut. 

Daun muda tanaman rukam memiliki warna yang menarik yaitu merah muda atau coklat. Bunga berukurankecil dan berwarna hijau. Musim bunga rukam terjadi pada bulan Juni sampai dengan Agustus dan masak buah pada bulan September sampai dengan November.

Buah rukam berbentuk bulat, memiliki daging buah yang tebal, dan mengandung banyak air. Buah yang telah masak berwarna merah kehitaman, memiliki rasa asam atau manis, dan berbiji banyak. Buah rukam dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperti buah matang yang dapat langsung dikonsumsi, dibuat asinan/manisan, ataupun dijadikan bahan rujak. Buah yang masih muda pun dapat dimanfaatkan seperti untuk bahan obat-obatan. 

Tanaman rukam dapat diperbanyak secara vegetative atupun generative. Secara generative dengan menggunakan biji dan secara vegetative melalui metode cangkok atau dapat juga menggunakan tunas akar. Dengan okulasi ataupun sambung pucuk, batang bawah yang digunakan adalah tanaman yang masih satu marga dengan tanaman rukam.

Kerabat liar tanaman rukam banyak dikenal dengan nama kupa landak. Buah dari tanaman kupa landak berasa asam dan sepat/kelat. Disamping kerabat liar, terdapat pula kerabat rukam yang sudah banyak dibudidayakan yaitu dari keluarga Domestica dan Erythrocarpa yang dibedakan menurut ukuran buahnya. 


Anonim. 1994. Mengenal Tanaman Langka Indonesia. Penebar Swadaya, Jakarta.

Monday, July 13, 2015

Mengenal Tanaman Kemang

Kemang merupakan tanaman yang sebangsa dengan tanaman mangga. Kemang memiliki nama latin Mangifera caesia Jack ex Wall. Kemang diduga berasal dari India, dan di Indonesai banyak dijumpai di Sumatra, Jawa, dan Bali. Di Bali, kemang dikenal dengan nama wani.

Kemang dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang subur dan memiliki drainase yang baik. umumnya tanaman kemang tumbuh pada daerah dengan ketinggian 30-300 meter di atas permukaan air laut. 

Kemang merupakan tanaman berbentuk pohon dengan ketinggian mencapai 40 meter. Kulit batang berwarna abu-abu dan pecah-pecah. Daun berbentuk memanjang dengan panjang antara 22-31 cm, dan lebar 7-10 cm. Ujung daun meruncing dan bagian tepi berbentuk rata.

Mengenal Tanaman Ketupa

buah ketupa
Ketupa atau yang memiliki nama latin Baccaurea dulcis (jack) M.A. memiliki marga yang sama dengan menteng. Ketupa merupakan tanaman asli Asia Tenggara dan banyak dibudidayakan di Vietnam, Myanmar, Thailand, Malaysia, Filipina, dan Indonesia. Tanaman ketupa tumbuh baik pada tanah yang subur, drainase yang baik dan daerah-daerah dataran rendah.

Ketupa merupakan tanaman pohon yang mirip dengan menteng. Pohon ketupa memiliki tinggi 15-25 meter, garis tengah batang 25-75 cm. Bunga jantan dan bunga betina berada pada pohon yang berbeda dan tersusun pada suat malai. Buah ketupa berbentuk bulat dengan garis tengah 3 cm, berwarna hijau kekuningan dan mirip juga dengan buah menteng. Daging buah berwarna putih mamiliki rasa yang manis dan terkadang asam.

Pohon ketupa memiliki memiliki tajuk yang rindang sehingga memiliki potensi untuk dijadikan tanaman peneduh di jalan ataupun di halaman rumah. Perbanyakan tanaman umumnya dilakukan secara vegetatif dengan metode cangkok.

Anonim. 1994. Mengenal Tanaman Langka Indonesia. Penebar Swadaya, Jakarta.

Friday, July 3, 2015

Mengenal Tanaman Kawista Batu

buah kawista batu
Kawista batu (Feroniella lucida) merupakan tanaman yang berasal dari India dan Srilangka. Kawista batu dijumpai di daerah-daerah dengan ketinggian kurang dari 300 meter di atas permukaan air laut, menyukai daerah yang kering bahkan dapat hidup di tempat yang tandus. Di Indonesia, kawista batu dijumpai di Jawa Tengah, Jawa Timur dan ditemukan di hutan-hutan jati. Saat ini, keberadaan kawista batu di Indonesia sudah cukup jarang.

Kawista batu merupakan tanaman berbentuk pohon dengan ketinggian mencapai 10 sampai 15 meter. Memiliki batang yang berduri, daun berukuran kecil dan berwarna hijau gelap. Bunga berwarna putih, buah terbentuk dalam dompolan dan dalam satu dompol terdapat 5-9 buah. Buah berukuran sedang dengan diameter 5-6 cm. Kulit buah licin mengkilap dan keras seperti batok kelapa. Biji berukuran kecil, pipih, dan berwarna kuning hingga kehijauan. Buah kawista batu tidak enak dimakan. 

Mengenal Tanaman Keloncing

Keloncing atau kedondong hutan memiliki nama latin Spondias pinnata. Keloncing merupakan nama yang diberikan oleh orang dari suku Jawa. Di Sunda, keloncing dikenal dengan nama leuweung, di Madura disebut dengan kedundung, dan di Bali di kenal dengan nama Kecemcem. Keloncing tersebar di daerah sekitar Indonesia-Malaysia, terutama Jawa dan Filipina. Daerah sebaran Keloncing adalah tempat kering, berkapur, savana, atau daerah marginal yang lainnya. Keloncing juga banyak dijumpai di hutan-hutan primer, sekunder, campuran, dan hutan jati. 

Keloncing merupakan tanaman berbentuk pohon dengan tinggi dapat mencapai 20-25 meter. Memiliki diameter batang antara 0,3 sampai 0,5 meter. Batang memiliki kulit yang halus, berwarna keabuan dan sering ditemukan berakar papan. Keloncing memiliki daun berpasangan, halus, dan berukuran panjang 5-22 cm. tangkai daun berukuran 4,5 sampai 15,5 cm. bunga muncul bersamaan dengan keluarnya daun-daun muda. Buah berbentuk elips dengan panjang 2,75-5 cm dan garis tengahnya 2,5-2,75 cm. buah yang telah matang memiliki warna kuning kecoklatan hingga oranye dan bijinya agak halus tanpa serabut. Musim berbunga jatuh pada bulan Mei sampai dengan Januari dan musim berbuah pada bulan Februari sampai dengan November. 

Buah keloncing memiliki rasa yang masam agak pahit. Rasa yang tidak enak menjadikan buah ini jarang dikonsumsi manusia. Banteng merupakan salah satu hewan yang suka dengan buah keloncing. Walaupun rasanya tidak enak, tanaman keloncing umumnya dapat digunakan sebagai batang bawah pada teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif baik dengan metode okulasi ataupun sambung pucuk. 


Anonim. 1994. Mengenal Tanaman Langka Indonesia. Penebar Swadaya, Jakarta.