Sunday, July 13, 2014

Khasiat Tumbuhan Sarang Semut

Sarang semut merupakan tumbuhan yang secara empiris dapat mengobati berbagai macam penyakit. Kandungan antioksidan (flavonoid dan tokoferol), tanin, serta mineral-mineral yang lain seperti kalsium dan kalium diyakini mampu mencegah dan menyembuhkan berbagai macam penyakit. Namun demikian, masih perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui mekanisme bahan aktif yang terkandung di dalam tumbuhan sarang semut dalam mencegah dan menyembuhkan penyakit. 

Beberapa penyait yang secara empiris dapat disembuhkan oleh tumbuhan sarang semut adalah: kanker atau tomor, gangguan jantung terutama jantung korner, stroke ringan maupun berat, ambeien, benjolan-benjolan dalam payudara bagi wanita, gangguan fungsi ginjal dan prostat, haid dan keputihan, melancarkan peredaran darah, migraine, TBC, rematik, sakit maag, melancarkan dan meningkatkan air susu ibu, meningkatkan gairah seksual bagi pria maupun wanita, serta untuk memulihkan kesegaran dan stamina tubuh sepanjang hari. 

Dosis dan cara meminum ramuan dari sarang semut adalah sebagai berikut:

Untuk penyembuhan penyakit secara umum, sarang semut direbus kemudian rebusanya sebanyak 250 ml air diminum secara teratur 2-3 kali sehari. Ampas rebusan tidak digunakan kembali karena kandungan senyawa aktif sudah jauh berkurang sehingga khasiatnya pun juga jauh berkurang. 

Untuk pencegahan, rebusan sarang semut diminum cukup 1-2 kali setiap minggu secara teratur. 

Sumber: M. Akham Subroto dan Hendro Saputro. Gempur Penyakit dengan Sarang Semut.

Budidaya Selada secara Organik

Kesadaran masyarakat akan pentingnya pola hidup sehat menjadikan permintaan produk pertanian organik semakin meningkat. Salah satu produk pertanian organik yang paling banyak permintaannya adalah sayuran. Hal ini karena sayuran merupakan salah satu kebutuhan mendasar setelah penghasil karbohidrat seperti beras ataupun gandum. Selada merupakan sayuran yang paling banyak peminatnya karena dapat dijadikan beraneka macam olahan masakan. Budidaya selada secara organik disamping menyediakan selada dalam jumlah yang dibutuhkan konsumen juga memiliki nilai tambah berupa nihilnya residu-residu kimia yang berbahaya bagi kesehatan manusia.

1. Asal Bibit
Terdapat banyak versi asal bibit yang dapat digunakan untuk pertanian organik. Yang pertama, bibit atau bahan tanam yang digunakan sebaiknya tidak berasal dari produk rekayasa genetik. Namun hal ini masih menjadi polemik karena masih terdapat beberapa pandangan dan batasan yang berbeda-beda terkait dengan pertanian organik. Yang kedua, benih atau bibit yang digunakan sebaiknya tidak diberi perlakuan bahan-bahan yang dilarang dalam pertanian organik karena menimbulkan residu yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan. 

Thursday, July 3, 2014

Penyakit Bulai Pada Tanaman Jagung

Pengembangan produksi dan produktivitas tanaman jagung seringkali terkendala serangan Organisme Pengganggu Tanaman yang menyebabkan suatu penyakit. Salah satu penyakit yang banyak memberikan dampak negatif terhadap pengembangan tanaman jagung adalah bulai. Bahkan serangan bulai pada tanaman yang berumur kurang dari 1 bulan dapat menyebabkan pengurangan produksi jagung hingga 100%. 

Penyakit bulai memiliki nama yang beragam di berbagai daerah di Indonesia. Di Jawa Tengah, penyakit bulai dikenal dengan nama omo putih, omo londo, dan omo bule. Di Jawa Timur dikenal dengan omo putih dan potehan, sedangkan di Jawa Barat dikenal dengan nama omo bados dan hama leur. 

Penyakit bulai disebabkan oleh cendawan jenis Peronosclerospora sp. Di Indonesia, P. maydis dan P. philippinensis merupakan spesies yang menyerang jagung dan menyebabkan bulai. Bulai yang disebabkan oleh P. philippinensis berbeda dengan yang disebabkan P. maydis. P. philippinensis menyebabkan daun berklorotik cenderung lebih bergaris-garis, dan batang menjadi lebih pendek serta pipih. Berdasarkan ukuran tubuhnya, P. maydis juga berbeda dengan P. philippinensis. P. maydis memiliki ukuran 12 – 19 x 10 – 23 μm dengan rata-rata 19,2 x 17,0 μm . P. philippinensis ukuran konidiofornya 260 – 580 μm, konidiumnya berukuran 14 – 55 x 8 – 20 μm dengan rata-rata 33,0 x 13,3 μm.