Thursday, January 31, 2019

Mulsa Jerami untuk Budidaya Tanaman

penggunaan mulsa jerami untuk budidaya tanaman
Mulsa adalah material penutup tanah pada tanaman budidaya yang bertujuan untuk menjaga kelembaban tanah dan menekan pertumbuhan gulma serta penyakit sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik. Mulsa dibedakan menjadi dua macam, yaitu mulsa organik dan mulsa anorganik. Mulsa organik adalah mulsa yang berasal dari bahan alami yang mudah terurai seperti sisa-sisa tanaman, jerami, ataupun cacahan batang dan daun dari tanaman lain. Mulsa anorganik terbuat dari bahan sintetis seperti mulsa plastik.

Keuntungan dari mulsa jerami adalah sangat mudah didapat terlebih lagi jika lahan sawah yang akan ditanami adalah lahan bekas padi. Jerami sisa bertani tidak perlu dibakar, jerami ini bisa digunakan sebagai mulsa yang mudah terurai dan dapat menambahkan kandungan anorganik dalam tanah. Menurut Yelianti et al., 2009 jerami padi memiliki kandungan bahan organik sebesar 40,87%; N 1,01%; P 0,15%; dan K 1,75%. Semakin lama jerami berada di permukaan tanah maka akan memperbaiki struktur tanah dan menambah unsur hara pada tanaman. Mulsa jerami diberikan setelah benih ditanam, yaitu dengan cara memotong tunggak padi yang masih tersisa, sehingga jerami tersebar dan dapat menutup tanah.
Pengaruh Jenis Mulsa terhadap Rata-rata Suhu Tanah dan Kelembaban Tanah Umur 4 mst sampai 10 mst
No
Perlakuan
Pagi
Siang
Sore
Suhu Tanah (°C)
1.
Tanpa Mulsa
22,3
31,5
29,2
2.
Mulsa Jerami
22,5
25,5
24,8
3.
Mulsa Plastik Hitam Perak
25,4
28,5
29,1
Kelembaban Tanah (%)
4.
Tanpa Mulsa
59,1
47,0
53,0
5.
Mulsa Jerami
63,7
59,6
62,7
6.
Mulsa Plastik Hitam Perak
65,5
62,2
63,0
Keterangan : Pagi (pukul 07.00-08.00) ; Siang (pukul 13.00-14.00) ; Sore (16.00-17.00)
Sumber: Hamdani, 2009

Menurut hasil penelitian Hamdani (2009) penggunaan mulsa jerami mengakibatkan penurunan suhu tanah siang hari pada kedalaman 5 cm sebesar 6°C lebih rendah dibandingkan tanpa mulsa. Dengan menurunnya suhu tanah maka dapat mengurangi evaporasi pada permukaan tanah.. Mulsa jerami juga memiliki kemampuan untuk menyimpan air lebih banyak serta mampu menyimpan air lebih lama. Air sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman terutama diperlukan untuk melarutkan unsur hara agar mudah diserap akar (Sunghening et. al., ).

Jerami yang tidak dibabat atau dibabat tanpa dibakar, dan menggunakannya sebagai mulsa selain dapat melindungi hilangnya air permukaan tanaman maupun tanah, serta mencegah serangan hama lalat bibit. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Resiani dan Sunanjaya (2012) pada tanaman kedelai memberikan informasi bahwa perlakuan mulsa jerami menurunkan jumlah tanaman yang terserang A. phaseoli 34% lebih rendah dibanding tanpa mulsa.

Sumber :
Hamdani, J. S. (2009). Pengaruh jenis mulsa terhadap pertumbuhan dan hasil tiga kultivar kentang (Solanum tuberosum L.) yang ditanam di dataran medium. Jurnal Agronomi Indonesia (Indonesian Journal of Agronomy), 37(1). 

Resiani, D & Sunanjaya. 2012. Pengaruh penggunaan mulsa jerami terhadap tingkat serangan hama dan hasil pada dua varietas kedelai. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 175-182.

Sunghening, W., & Tohari, D. F. S. (2013). Pengaruh Mulsa Organik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tiga Varietas Kacang Hijau (Vigna radiata L. Wilczek) di Lahan Pasir Pantai Bugel, Kulon Progo. Vegetalika, 1(2), 54-66.

Yelianti, U., Kasli, K., & EF, H. (2009). Kualitas pupuk organik hasil dekomposisi beberapa bahan organik dengan dekomposernya. Akta Agrosia, 12(1), 1-7.

No comments:

Post a Comment