Monday, December 1, 2014

Flemingia congesta

Termasuk legume berupa pohon kecil, semak atau perdu. Masyarakat menganggap Flemingia congesta sebagai gulma karena keberadaannya di arela pertanaman tanaman budidaya yang merugikan. Beberapa nama daerah Flemingia congesta adalah tungkeb (Madura), hahapaan (Sunda),otok-otok kebo (Jawa), lapa-lapa (Melayu), ora rasa (Makasar), dan foko mantala (Maluku). 

Flemingia congesta dapat tumbuh dari dataran rendah sampai ketinggian 1800 mdpl. Tumbuh baik di daerah dengan curah hujan 1300-1800 mm per tahun. Mampu tumbuh di tanah dengan drainase buruk dan tanah berpasir. Banyak dijumpai di saluran air, hutan tropis basah, dan padang rumput yang dipenuhi alang-alang. 

Flemingia congesta merupakan tanaman semak yang membentuk rumpun kecil, tinggi sekitar 1-4 meter. Ranting muda menyirip membentuk sayap, pada ranting yang sudah dewasa berbentuk membulat. Memiliki rambut yang sangat halus dan berwarna cokelat. Daun majemuk beranak tiga, berbentuk elips, bila dipegang terasa seperti kertas dan daun agak berkerut. Tulang daun membentuk garis yang tegas dan jelas. Panjang daun 5-18 cm, lebar daun 2-12 cm, ujung daun meruncing. Bunga berbentuk tandan sepanjang 2-14 cm, berwarna hijau muda bergaris merah dan mampu menyerbuk sendiri. Bentuk polong bundar hingga lonjong berisi dua butir biji berwarna hitam mengkilap. Polong yang sudah tua dan berwarna coklat tua akan menggelembung dan akhirnya pecah dengan sendirinya. 

Flemingia congesta banyak digunakan sebagai pohon pelindung tanaman muda kopi dan kakao, sebagai tanaman penguat teras, pagar, atau sebagai tanaman lorong dan pakan ternak. Dekomposisi tanaman Flemingia congesta relative lebih labat sehingga banyak dimanfaatkan sebagai bahan mulsa. Pemberian pupuk hijau berupa pangkasan Flemingia congesta mampu memberikan kontribusi sebesar 30,81 kg N, 3,96 kg P, dan 31,26 kg K. Di Afrika, tanaman Flemingia congesta dapat digunakan sebagai mulsa dan dapat menekan pertumbuhan nematoda. 





Purwanto, Imam. 2007. Mengenal Lebih Dekat Legumonoseae. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

No comments:

Post a Comment