Friday, August 9, 2013

Pembibitan Tanaman Cengkeh

Bibit yang ditanam akan menentukan berhasil atau gagalnya suatu tanaman. Bibit yang baik akan menghasilkan tanaman yang baik asal syarat-syarat pemeliharaannya baik. Pembibitan tanaman cengkeh merupakan salah satu aspek dari teknis budidaya tanaman cengkeh yang menentukan keberhasilan pertanaman cengkeh. Sebaliknya walaupun bibitnya baik, tetapi syarat lain kurang dipenuhi tanaman akan merana. Maka didalam persemaian yang perlu diperhatikan adalah :

Ada beberapa faktor yang harus dipenuhi:

a. Tanah harus subur

b. Mudah di airi (terutama musim kemarau). Sedapat mungkin mencari tanah yang tidak miring letaknya, agar memudahkan pembuangan air. Sebaiknya memilih tanah yang miring ke timur, agar dapat menerima sinar matahari pagi.

c. Terlindung dari angin kencang, maksudnya adalah ada tanaman pelindungnya. Selain untuk melindungi dari angin kencang juga berguna untuk mematahkan jatuhnya air hujan dan menahan sinar matahari yang terik.

d. Tempat yang strategis, misalnya agar mudah dalam pengangkutannya, dekat dengan tempat tanam sulam, dekat dengan sumber air supaya memudahkan penyiraman dan dekat dengan perumahan supaya memudahkan pemeriksaan dan pengawasan yang perlu dilakukan ± 2 hari sekali.

2. Memilih biji yang akan disemai.

Sebelum memilih biji, pertama-tama harus memilih pohon induk. Pohon induk yang dipiih harus memenuhi syarat sebagai berikut:

a. Yang sudah cukup umur, yang baik setelah mencapai umur lebih dari 14 tahun.

b. Yang produksinya tinggi, baik kualitas maupun kuantitasnya, artinya berbunga lebat dan baik mutunya (jenis unggul).

c. Keadaan pohon sehat, kelihatan subur dan menghijau, tahan terhadap hama dan penyakit, khususnya penyakit layu bujang.

Setelah memilih pohon induk yang memenuhi syarat, kemudian memilih bijinya. Biji yang baik adalah sebagai berikut:

a. Berwarna kuning muda dan tidak memiliki bercak kehitaman. Penggunaan biji yang memiliki bercak kehitaman atau berwarna hitam walaupun dapat tumbuh, namun tidak akan menjadi bibit yang baik.

b. Besarnya sedang, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.

c. Yang bernas (bersisi), untuk mengetahui biji yang berisi sebaiknya direndam di dalam air, biji yang mengapung dibuang sedangkan yang tenggelam diambil. Tetapi walaupun biji mengendap kalau cacat atau memiliki bercak kehitaman sebaiknya jangan digunakan.

d. Jangan sampai kering karena akan mengakibatkan daya tumbuh yang kurang baik.

Semua biji yang telah terpilih sebaiknya segaera dikuliti dan disemaikan agar tidak rusak dan pertumbuhannya merata.

3. Persemaian
Terdapat dua macam penyemaian, yaitu:

a. Penyemaian pendahuluan (perkecambahan)

Sebelum menyemai, biji yang terpilih peru dikecambahkan terlebih dahulu agar bibit-bibit dapat diseleksi lagi dan pertumbuhannya merata. Tempat perkecambahan biasanya menggunakan bak-bak dari pasangan batu merah atau menggunakan peti atau dapt juga menggunakan bedengan. Tempat perkecambahan harus diletakkan ditempat yang teduh untuk menjaga kelembaban dan menahan percikan air hujan. Hal yang perlu diperhatikan saat menyemai adalah

a) Biji yang akan disemaikan dikupas kulitnya dengan hati-hati jangan sampai rusak. Biji yang tidak dikupas menyebabkan presentase tumbuh kurang dan lambat sehingga pertumbuhan bibit tidak merata.

b) Meletakkan biji jangan sampai terbalik, bila terbalik tumbuhnya akan membelok.

c) Ditempatkan pada tempat yang teduh untuk menjaga kelembaban dan selalu dilakukan penyiraman 2-3 kali sehari.

d) Penyiraman tidak boleh dilakukan secara langsung karena dapat merubuah posisi biji. Jadi untuk melakukan penyiraman, bibit yang telah selesai ditanam kemudian ditutup dengan karung sehingga penyiraman tidak terjadi secara langsung. Karung akan lebih lama menahan air.

e) Apabila biji-biji sudah tumbuh (akar mulai memanjang), semua karung dibuka dan data dipindahkan ke persemaian selanjutnya.

b. Persemaian tetap (persemaian selanjutnya)

Biji-biji yang telah tumbuh perlu segera dipindahkan ke persemaian selanjutnya. Ada dua cara pemindahannya, yaitu:

a) Langsung dipindahkan ke bedengan

Tanah yang digunakan sebagai tempat persemaian, dicangkul sedalam ±30 cm. selanjutnya dibuat bedengan dengan bentuk trapesium dengan ukuran panjang 10 m, lebar 1,20 m, dan jarak antar bedengan 30 m. Bibit cengkeh hanya dapat dipindahkan dengan bentuk putaran, yaitu bibit-bibit dipindahkan dengan tanah disekitarnya. Cara pemutaran berdasarkan umur bibit: (i) bibit yang berumur 1 tahun, putaran dibuat dengan kedalaman 20 cm dan diameternya 15 cm, (ii) bibit yang berumur 2 tahun, putaan dibuat dengan kedalaman 30 cm dan diameternya 20 cm.

b) Tidak langsung

Menggunakan keranjang, plupuh atau kantong plastik.

Penulis: Muhandas Rifqi Wikana, Dwi Ayu Setyawati, Siska Ernitawati, Priska Widyaningrum, Nabilla Dias Faradila. Mahasiswa Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. 

Refferensi: AAK. 1973. Bagaimana Menanam Cengkeh. Kanisius (Anggota IKAPI). Yogyakarta.

Bambang, S. 1999. Mari Menanam Cengkeh. PD Nasional. Surabaya.

Deptan. 2010. Teknologi Unggulan Tanaman Cengkeh Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan.<http://balittri.litbang.go.id/database/unggulan/bookletcengkeh>. Diakses pada tanggal 24 Maret 2013.

sumber gambar:
https://i0.wp.com/rimbakita.com/wp-content/uploads/2019/10/pohon-cengkeh.jpg

2 comments:

  1. Terima kasih atas tulisannya. Untuk proses pengupasan kulit cengkeh, apakah menggunakan pisau?

    Kemudian apakah pengupasan kulit tersebut seluruhnya dari bawah sampai atas atau bagian tertentu saja?

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete