Monday, December 28, 2015

Perbedaan Biodisel dengan Bioetanol

Kebutuhan akan bahan bakar minyak senantiasa mengalami peningkatan. Peningkatan kebutuhan tidak didukung oleh peningkatan produksi khususnya bahan bakar minyak berbasis fosil. Selain produksi yang stagnan, bahan bakar berbasis fosil juga memiliki ketersediaan yang terbatas. Salah satu alternative untuk menanggulangi potensi kelangkaan bahan bakar minyak adalah menciptakan bahan bakar minyak alami berbasis sumber daya yang dapat diperbaharui. Sumber daya minyak yang dapat diperbaharui yang sudah banyak dipelajari, dikembangkan, dan diproduksi adalah biodisel dan bioethanol.
sumber gambar: http://eksplorasi.co/pemerintah-percepat-aturan-harga-indeks-biofuel/
Seringkali, biodisel dan bioethanol dipersepsikan sebagai hal yang sama. Namun, sebenarnya adalah dua hal yang berbeda. Adapun perbedaan keduanya adalah:

1. Proses Pembuatan
Biodisel adalah senyawa alkil yang diproduksi melalui transesterifikasi antara trigliserida dengan metanol atau etanol dengan bantuan katalis basa menjadi alkil ester dan gliserol. Trigliserida sebagai bahan biodisel berasal dari asam-asam lemak yang berasal dari tumbuhan ataupun binatang. Beberapa tumbuhan yang menghasilkan minyak dan dapat dijadikan sebagai bahan biodisel adalah kedelai, biji jarak pagar, biji nyamplung, dan biji kemiri sunan.

Bioethanol adalah etanol (alkohol) yang diperoleh dari dari fermentasi bahan-bahan yang mengandung pati, gula, ataupun serat selulosa. Beberapa jamur/khamir yang dapat digunakan sebagai bahan fermentasi untuk pembuatan etanol adalah Saccharomyces cerevisiae, S. uvarium, Schizosaccharomyces sp., dan Kluyveromyces sp. Bahan baku yang paling umum digunakan untuk pembuatan etanol adalah gula tebu, tongkol jagung, molase, gula bit, rumput gajah, dan lain sebagainya.

2. Biaya Pembuatan
Pada umumnya, bahan untuk pembuatan bioethanol lebih mudah didapatkan daripada bahan biodisel. Selain bahan yang lebih mudah didapatkan, proses pembuatan bioethanol lebih mudah dan dapat dilakukan pada instalasi mesin yang sederhana. Sementara untuk pembuatan biodisel membutuhkan alat dan bahan yang lebih rumit dan proses yang lebih panjang. Berkaitan dengan hal tersebut, biaya pembuatan bioethanol jauh lebih murah daripada pembuatan biodisel.

3. Penggunaan
Biodisel memiliki sifat yang hampir sama dengan solar. Biodisel dapat digunakan langsung pada mesin disel tanpa modifikasi. Penggunaan biodisel dapat dicampur dengan solar ataupun tanpa ditambah dengan solar. 

Bioetanol memiliki sifat yang hampir sama dengan bensin. Walaupun demikian, diperlukan modifikasi pada mesin berbahan bakar bensin untuk dapat digerakkan dengan bioethanol. Bioethanol dapat diberikan pada mesin bensin modifikasi tanpa penambahan bensin dan dapat juga dengan ditambahkan dengan bensin.

Refferensi:
Anonim. 2009. Biofuels Production Facility for Renewable Energy Generation. Interprofessional Project Program-316.

Fitriani, S. Bahri., dan Nurhaeni. 2013. Produksi bioethanol tongkol jagung dari hasil proses delignifikasi. Online Jurnal of Natural Science 2(3):66-74.

No comments:

Post a Comment