Monday, November 30, 2020

Penyakit Bercak Phoma pada Tanaman Asparagus

Penyakit bercak phoma dapat menyerang pada semua stadium tanaman asparagus dari turus sampai tanaman produksi. Di Batu, Malang tingkat serangan dapat mencapai 16% di daerah endemi.

Gejala Penyakit
Pada turus yang baru muncul di atas permukaan tanah, bercak diawali dengan adanya bitnik coklat dan terjadinya perubahan warna menjadi coklat pada pelepah daun bagian turus yang belum membuka. Selanjutnya, bercak berkembang menjadi elips dengan pusat abu-abu dan bertepi lebar dengan warna coklat kemerahan. Pada pelepah daun dan pucuk turus menjadi kering dan mati.

Pada tanaman produksi juga terjadi bercak nekrotis seperti pada turus. Bercak terjadi pada cabang atau ranting yang biasanya berjumlah banyak. Pada bagian batang, bercak berbentuk elips atau oval dengan pusat berwarna abu-abu kemerahan.

Selain batang, cabang, dan ranting, serangan penyakit ini juga terjadi pada buah. Buah menjadi berwarna kelabu dengan bitnik-bintik hitam. Bercak ini dapat meluas sampai ke seluruh permukaan buah dan tangkai.
Penyebab Penyakit
Penyakit ini disebabkan oleh Phoma asparagi dengan ciri-ciri morfologi sebagai berikut: memiliki konidia yang kecil, terdiri dari satu sel, tidak bersekat, hialin, berbentuk oval atau bulat telur. Konidia dihasilkan di dalam piknidium yang berwarna gelap dan berbentuk seperti kerucut. Piknidium terbenam di dalam jaringan inang dengan ujung yang tajam menusuk keluar ke permukaan epidermis. Kondisi optimum untuk pertumbuhan jamur ini adalah suhu 25-27,5 celcius dan pH 6-8.

Pengendalian
Beberapa pengendalian yang dapat dilakukan untuk mengatasi penyakit bercak phoma adalah sebagai berikut:

1. Pencabutan atau pemotongan bagian tanaman yang terserang kemudian dimusnahkan.

2. Membersihkan rumput-rumput liar di pertanaman

3. Perendaman bibit dengan air panas pada suhu 50C selama 30 menit.

4. Penggunaan bahan kimia seperti captafol dan fungisida benlate

Sumber: 
Prof. Dr. Ir. Ika Rochidatun Sastrahidayat. 2013. Penyakit Tanaman Sayur-Sayuran. UB Press, Malang.

Sumber gambar:

No comments:

Post a Comment