Thursday, February 7, 2019

Manfaat Buah Tomat untuk Kesehatan

Secara biologi, tomat merupakan buah. Namun berdasarkan kandungan nutrisi dan kebanyakan penggunaannya, tomat termasuk dalam katagori sayuran. Tomat mengandung karbohidrat dan gula yang rendah. Buah tomat yang berukuran sedang mengandung 22 kalori dan total 5 gram karbohidrat. 3 gram sebagai gula dan 2 gram sebagai serat. Walaupun rendah kalori dan karbohidrat, tomat kaya akan nutrisi yang bermanfaat untuk kesehatan. 

Tomat merupakan sumber vitamin 
Satu buah tomat dapat mencukupi 40% dari total kebutuhan vitamin C harian yang direkomendasikan. Tomat merupakan sumber vitamin A yang berguna untuk kekebalan, pandangan, dan kesehatan kulit. Vitamin K yang berguna untuk tulang, dan potasium yang baik untuk jantung, kontraksi otot, dan menyeimbangkan tekanan darah. 

Melindungi jantung 
Buah tomat mengandung antioksidan yang bernama likopen. Likopen memiliki manfaat salah satunya bagi kesehatan jantung. Mengonsusmi buah tomat segar atau produk olahan tomat lebih baik dibandingkan mengonsumsi suplemen yang mengandung likopen. Hasil akademis lain menunjukkan bahwa darah yang mengadung lebih tinggi likopen berpotensi untuk memilik umur yang lebih panjang khususnya berlaku untuk mereka yang mengalami sindrom metabolisme.

Permasalahan Agronomi Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat

Perkebunan kelapa sawit berkaitan erat dengan berbagai aspek, salah satunya adalah aspek agronomi. Permasalahan utama perkebunan rakyat di Indonesia adalah bahan tanam. Rendahnya kualitas bahan tanam yang digunakan oleh petani perkebunan rakyat disebabkan banyaknya beredar benih palsu yang dengan mudah ditemukan dipasaran. Benih palsu ini ditangkarkan oleh penangkar tanpa diketahui asal muasal indukan sehingga kemampuan tanaman tersebut tidak dapat diprediksi. Banyaknya benih palsu yang digunakan karena harga yang jauh lebih murah dan dengan mudah didapat. 

Permasalahan peraturan ikut menghambat para petani untuk mendapatkan benih unggul keluaran dari pusat penelitian ataupun unit usaha benih perusahaan swasta. Persyaratan mengharuskan pembelian dilakukan oleh unit usaha berbadan hukum ini menjadi faktor penyebab karena sebagian besar petani tidak tergabung dalam kelompok tani atau koperasi, terlebih petani swadaya. Harga yang tinggi dari benih unggul juga menjadi pertimbangan petani karena nilai investasi menjadi cukup tinggi. 

Kelapa sawit menjadi populer setelah revolusi industri pada akhir abad ke-19. Hal ini menyebabkan terjadinya penurunan kualitas tanah dan kemampuan tanah untuk menyangga pertumbuhan kelapa sawit. Selain penurunan kualitas tanah tersebut, areal pertanaman sawit yang telah hampir tiga siklus tanam memunculkan permasalahan baru yaitu penyebaran penyakit. Jenis penyakit yang saat ini menjadi ancaman perkebunan kelapa sawit adalah penyakit busuk pangkal batang (BPB) akibat cendawan Ganoderma boninense (Corley, 2003). 

Prospek Kelapa Sawit Indonesia

Kelapa sawit merupakan komoditas unggulan Indonesia. Hal ini dapat dilihat pada volume ekspor CPO dan turunannya tahun 2014 mencapai US$ 21,948 Milyar atau setara Rp. 263,376 Triliun, dengan asumsi 1 US$= Rp. 12.000 (Dirjenbun RI, 2014). Dari data tersebut menunjukkan bahwa perkebunan kelapa sawit memegang peranan besar dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia serta menjadi sumber pendapatan dan devisa nasional terbesar selain sektor perminyakan dan tambang. Masalah produktivitas, Indonesia belum mampu mengejar produktivitas setara Malaysia. Produktivitas Indonesia saat ini berada diposisi 3,7 Ton CPO/Ha, sedangkan di Malaysia dilaporkan beberapa perusahaan perkebunan telah mampu mencapai produktivitas 5,5 Ton CPO/Ha. Meskipun begitu, Indonesia masih memiliki peluang untuk mengejar ketertinggalannya mengingat Indonesia masih memiliki lahan-lahan yang belum berproduksi (TBM) sebesar 2,68 juta hektar (Donough, 2009; Pusdatin, 2014). 

Pengusahaan areal kelapa sawit yang demikian luas di Indonesia dikategorikan menjadi tiga: perkebunan rakyat (PR), perkebunan milik negara (PTPN), dan perkebunan besar swasta (PBS). Komposisi luas perkebunan berdasarkan kategori pengusahaannya adalah PR sebesar 41,42%, PTPN sebesar 6,72% dan PBS sebesar 51,86% (Dirjenbun RI, 2014). Dengan komposisi demikian maka kinerja produksi perkebunan kelapa sawit Indonesia dipengaruhi oleh dua kategori utama yaitu, PR dan PBS. 

Friday, February 1, 2019

Manfaat Bawang Putih untuk Mengurangi Resiko Terserang Penyakit

Salah satu permasalahan kesehatan di US adalah angka obesitas yang cukup tinggi di negara tersebut, dan merupakan yang tertinggi di dunia. Obesitas merupakan suatu kondisi atau keadaan yang membawa banyak dampak buruk untuk kesehatan termasuk salah satunya adalah peradangan akut. Berdasar banyak studi dan penelitian, peradangan akut erat kaitannya dengan penyakit jantung, diabetes tipe 2, depresi, penyakit ginjal, radang sendi, dan beberapa jenis kanker. 

Berdasarkan studi yang dilakukan peneliti dari the University of Florida Institute of Food and Agricultural Sciences (UF/IFAS) diketahui bahwa suplemen berbahan ekstrak bawang putih tua dapat secara efektif mengobati peradangan dimana hal tersebut berperan dalam mengurangi risiko penyakit yang ada kaitannya dengan obesitas. 

Sistem Tanam Benih Langsung

jajar legowo, sitem tanam padi metode tanam benih langsung
Sistem tanam benih padi langsung atau masyarakat lebih mengenalnya dengan sistem sebar adalah salah satu sistem tanam padi tanpa melalui proses pembibitan dan pindah tanam, melainkan dengan menanam benih langsung ke lahan. Sistem tanam benih langsung (tabela) dapat menjadi alternatif bagi petani yang bertujuan mengurangi biaya, penggunaan tenaga kerja dan mengejar masa tanam yang serentak dengan biaya relatif murah (Pane, 2003).

Umumnya petani di luar jawa yang menggunakan sistem tanam tersebut. Adanya upaya ekstensifikasi pertanian dari pemerintah melalui program Perluasan Areal Tanam (PTT), menjadikan lahan rawa pasang surut yang kebanyakan berada di luar Jawa dinilai dapat menopang kebutuhan perluasan areal tanam. Menurut Litbang Pertanian (2015), wilayah-wilayah yang potensial untuk menerapkan Tabela antara lain Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan, Sumatera, dan Papua.