Penyakit puru akar atau bengkak atau gada disebabkan oleh jamur Plasmodhiphora brassicae. Merupakan penyakit penting pada tanaman kelurga Brassicae yang menyerang diantaranya brokoli, sprout, kubis, turnip, dan radish. Penyakit ini dapat menyerang biji kubis dan marga rerumputan. Penyakit akan mengkolonisasi dahulu pada akar sebelum pada akhirnya menunjukkan gejala.
Gejala Penyakit
Daun yang terserang akan berwarna hijau pucat sampai kekuningan dan layu pada siang yang terik. Namun kelayuan bersifat sementara karena pada malam hari daun akan segar kembali. Gejala yang khas adalah akar dan terkadang pada bagian batang yang berada di dalam tanah. Gejala terdiri dari bentuk yang berupa gelondong kecil atau membentuk puru dan akar rambut.
Akar yang terinfeksi akan membesar dan membentuk bisul yang berbeda dari yang normal baik dari bentuk ataupun ukurannya. Tanaman dengan akar berbulu seperti kubis dan brokoli akan terbentuk seperti pembengkakan. Akar yang terinfeksi tidak mampu menyerap air dan nutrisi sehingga pada bagian batang dan daun akan mengalami pertumbuhan yang terhambat serta daun bagian bawah yang menguning dan mati. Akar yang mengalami pembengkakan sering terinfeksi sekunder yang menyebabkan akar membusuk dan tanaman mati.
Saturday, December 12, 2020
Thursday, December 10, 2020
Penyakit Busuk Kaki Hitam (Blackleg) pada Tanaman Kubis
Busuk kaki hitam merupakan salah satu penyakit penting pada tanaman kubis. Penyakit ini banyak menyerang tanaman kubis, sawi, blumkul, kangkkung, dan bayam. Jamur ini pertama kali ditemukan menyerang tanaman kubis di Amerika Serikat pada tahun 1910.
Gejala Penyakit
Pada tanaman kubis seringkali muncul pada tempat pesemaian dua sampai tiga minggu sebelum transplanting. Pada daun yang terserang pertama terjadi bercak memucat kemudian menjadi coklat kelabu dan terdapat piknidia berwarna gelap yang menyebar di permukaan bercak.
Pada batang yang terserang ditandai dengan adanya luka yang memanjang ke arah tegak, berwarna coklat terang dan dibatasi dengan tepi yang berwarna ungu.
Kemudian luka memanjang ke sistem perakaran serabut yang secara berangsur-angsur menyebabkan perakaran serabut hancur dan akhirnya runtuh. Serangan berat dapat menyebabkan tanaman kubis mati.
Penyebab Penyakit
Penyakit busuk kaki hitam disebabkann oleh jamur Phoma lingam. Jamur tersebut memiliki ciri-ciri morfologi sebagai berikut: miselium bersekat dan bercabang. Hialin berwarna terang ketika muda dan menjadi gelap saat tua. Piknidia berbentuk seperti labu, berwarna gelap, dan runcing pada ujungnya.
Gejala Penyakit
Pada tanaman kubis seringkali muncul pada tempat pesemaian dua sampai tiga minggu sebelum transplanting. Pada daun yang terserang pertama terjadi bercak memucat kemudian menjadi coklat kelabu dan terdapat piknidia berwarna gelap yang menyebar di permukaan bercak.
Pada batang yang terserang ditandai dengan adanya luka yang memanjang ke arah tegak, berwarna coklat terang dan dibatasi dengan tepi yang berwarna ungu.
Kemudian luka memanjang ke sistem perakaran serabut yang secara berangsur-angsur menyebabkan perakaran serabut hancur dan akhirnya runtuh. Serangan berat dapat menyebabkan tanaman kubis mati.
Penyebab Penyakit
Penyakit busuk kaki hitam disebabkann oleh jamur Phoma lingam. Jamur tersebut memiliki ciri-ciri morfologi sebagai berikut: miselium bersekat dan bercabang. Hialin berwarna terang ketika muda dan menjadi gelap saat tua. Piknidia berbentuk seperti labu, berwarna gelap, dan runcing pada ujungnya.
Penyakit Busuk Pangkal Batang pada Tanaman Kubis
Jamur ini tersebar hampir di seluruh dunia dan memiliki kisaran inang yang luas terutama sayuran seperti kentang, kubis, dan buncis. Beberapa tanaman lain yang dapat dijadikan inang adalah wortel, ketimun, terong, lobak, kangkong, bayam, lada, dan tomat. Penyakit ini merupakan salah satu penyakit penting pada tanaman kubis
Gejala Penyakit
Penyakit ini dapat menyerang tanaman kubis di hampir semua fase pertumbuhannya terutama pada saat pesemaian. Pada pesemaian dapat menyebabkan dumping off sehingga tanaman layu, daun rebah, dan pada akhirnya mati. Pada bagian pangkal batang yang berada di bawah dan di atas permukaan tanah menjadi berkerut, berwarna gelap, dan tampa basah.
Penyebab Penyakit
Penyakit ini disebakan oleh jamur Rhizoctonia solani dengan miselium yang memiliki sel panjang, bersekat, berwarna gelap, dan bercabang membentuk sudut siku-siku.
Daur Hidup Jamur
Jamur bertahan dari musim ke musim dalam bentuk sclerotia. Akan menjadi parasite ketika terdapat tanaman yang rentan hadir di lapangan dan didukung oleh lingkungan yang menguntunkan. Sklerotia akan berkecambah membentuk benang-benang halus yang tersebar di dalam tanah dan siap untuk menginfeksi jaringan akar atau batang tanaman. Infeksi dapat melalui luka atau dengan jalan menembus langsung jaringan epidermis tanaman.
Gejala Penyakit
Penyakit ini dapat menyerang tanaman kubis di hampir semua fase pertumbuhannya terutama pada saat pesemaian. Pada pesemaian dapat menyebabkan dumping off sehingga tanaman layu, daun rebah, dan pada akhirnya mati. Pada bagian pangkal batang yang berada di bawah dan di atas permukaan tanah menjadi berkerut, berwarna gelap, dan tampa basah.
Penyebab Penyakit
Penyakit ini disebakan oleh jamur Rhizoctonia solani dengan miselium yang memiliki sel panjang, bersekat, berwarna gelap, dan bercabang membentuk sudut siku-siku.
Daur Hidup Jamur
Jamur bertahan dari musim ke musim dalam bentuk sclerotia. Akan menjadi parasite ketika terdapat tanaman yang rentan hadir di lapangan dan didukung oleh lingkungan yang menguntunkan. Sklerotia akan berkecambah membentuk benang-benang halus yang tersebar di dalam tanah dan siap untuk menginfeksi jaringan akar atau batang tanaman. Infeksi dapat melalui luka atau dengan jalan menembus langsung jaringan epidermis tanaman.
Penyakit Bercak Daun Alternaria pada Tanaman Kubis (Brassica oleraceal)
Penyakit ini memiliki beberapa nama seperti bercak daun Alternaria, gray mold, bercak hitam, dan busuk coklat pada blumkul. Penyakit ini banyak menyerang kubis dan petsai. Penyakit ini merupakan salah satu penyakit penting yang menyerang tanaman kubis.
Gejala Penyakit
Biasanya terjadi pada daun yang telah membuka. Gajala berupa bercak melingkar, berwarna coklat sampai kelabu kehitaman dengan diameter 0,4-1,5 cm. Pada jaringan di sekitar bercak berwarna kuning. Dalam cuaca yang lembab, di atas bercak terbentuk rumpun-rumpun konidiofora dan konidia yang membentuk lingkaran sepusat atau konsentris dan berwarna hitam. Dalam satu daun, dapat terjadi beberapa bercak yang dalam perkembangannya menjadi satu bercak besar dan kemudian membusuk. Gejala lain dapat terjadi di pinggir-pinggir daun terutama pada daun yang telah tua.
Penyebab Penyakit
Secara umum terdapat dua macam jamur yang memiliki serangan yang berbeda. Penyebab pertama adalah Alternaria brassicae. Penyebab yang kedua adalah Alternaria brassicicola. Namun, dari kedua jamur tersebut, jamur Alternaria brassicae lebih penting karena dapat menyerang baik pada daun muda ataupun daun tua.
Gejala Penyakit
Biasanya terjadi pada daun yang telah membuka. Gajala berupa bercak melingkar, berwarna coklat sampai kelabu kehitaman dengan diameter 0,4-1,5 cm. Pada jaringan di sekitar bercak berwarna kuning. Dalam cuaca yang lembab, di atas bercak terbentuk rumpun-rumpun konidiofora dan konidia yang membentuk lingkaran sepusat atau konsentris dan berwarna hitam. Dalam satu daun, dapat terjadi beberapa bercak yang dalam perkembangannya menjadi satu bercak besar dan kemudian membusuk. Gejala lain dapat terjadi di pinggir-pinggir daun terutama pada daun yang telah tua.
Penyebab Penyakit
Secara umum terdapat dua macam jamur yang memiliki serangan yang berbeda. Penyebab pertama adalah Alternaria brassicae. Penyebab yang kedua adalah Alternaria brassicicola. Namun, dari kedua jamur tersebut, jamur Alternaria brassicae lebih penting karena dapat menyerang baik pada daun muda ataupun daun tua.
Tuesday, December 1, 2020
Penyakit Layu dan Busuk Akar pada Tanaman Asparagus
Gejala Penyakit
Pada pangkal batang atau akar yang terserang, jaringan veskulernya berubah menjadi coklat kemerahan. Pada bagian luar terdapat bercakberwarna kemerahan, selanjutnya akar menjadi busuk. Pada bagian yang berada di atas permukaan tanah terjadi perubahan warna menjadi kuning mulai dari pangkal batang sampapi paa seluruh jaringan. Daun-daun menjadi rontok, layu, kering, dan akirnya mati. Penyakit ini juga dapat menyerang turus yang baru muncul di atas permukaan tanah. Pada turus yang terserang menunjukkan gajala kelayuan, agak berair, berwarna kuning kecoklatan, dan akhirnya mati. Apabila turus dicabut, maka akan terdapat bercak yang berwarna kemerahan.
Penyebab Penyakit
Penyebabnya adalah Fusarium oxysporum dengan ciri-ciri sebagai berikut: miselium bersekat, mula-mula berwarna putih tetapi lambat laun berwarna kuning keputihan. Jamur ini membentuk tiga macam konidia yaitu makrokonidia, mirokonidia, dan klamidospora.
Baik mikro ataupun makro konidia dihasilkan di atas konidiofora dan bercabang-cabang, tegap, dan berkelompok membentuk sporodokhium. Klamiidospora dihasilkan bila keadaan lingkungan tidak mendukung pertumbuhan patogen dan sebagai perlindungan diri terhadap mikroorganisme lain.
Daur Hidup
Di dalam tanah, hampir semua genus Fusarium dapat bertahan dalam bentuk miseliumnya. Penyebaran dalam jarak pendek dapat melalui perpindahan alat pertanian dan atau aliran air. Penyebaran jarak jauh dapat memalui perpindahan tanaman sakit ke daerah lain atau penyebaran tanah-tanah yang telah terinfeksi ke tempat baru. Jamur fusarium dapat bertahan didalam tanah dalam jangka waktu yang sangat lama dan akan menginfeksi tanaman melalui akar apabila keadaan telah menguntungkan. Beberapa hal yang mempengaruhi keparahan tingkat serangan adalah pH tanah yang rendah da kandungan nitrogen yang tinggi.
Pengendalian
Beberapa pengendalian yang bisa dilakukan antara lain:
1. Memusnahkan tanaman yang terserang dari areal pertanaman
2. Mengusahakan agar derajat keasaman tanah berkisar antara 6,5-7,5
3. Penggunaan sistem pengairan yang baik untuk mengurangi kelembaban tanah.
4. Penerapan cara pemanenan yang tepat dengan cara memotong turus tepat pada pangkalnya dan diusahakan agar tidak meninggalkan sisa di dalam tanah karena akan dapat menjadi sumber infeksi penyakit.
Sumber:
Prof. Dr. Ir. Ika Rochidatun Sastrahidayat. 2013. Penyakit Tanaman Sayur-Sayuran. UB Press, Malang.
Pada pangkal batang atau akar yang terserang, jaringan veskulernya berubah menjadi coklat kemerahan. Pada bagian luar terdapat bercakberwarna kemerahan, selanjutnya akar menjadi busuk. Pada bagian yang berada di atas permukaan tanah terjadi perubahan warna menjadi kuning mulai dari pangkal batang sampapi paa seluruh jaringan. Daun-daun menjadi rontok, layu, kering, dan akirnya mati. Penyakit ini juga dapat menyerang turus yang baru muncul di atas permukaan tanah. Pada turus yang terserang menunjukkan gajala kelayuan, agak berair, berwarna kuning kecoklatan, dan akhirnya mati. Apabila turus dicabut, maka akan terdapat bercak yang berwarna kemerahan.
Penyebab Penyakit
Penyebabnya adalah Fusarium oxysporum dengan ciri-ciri sebagai berikut: miselium bersekat, mula-mula berwarna putih tetapi lambat laun berwarna kuning keputihan. Jamur ini membentuk tiga macam konidia yaitu makrokonidia, mirokonidia, dan klamidospora.
Baik mikro ataupun makro konidia dihasilkan di atas konidiofora dan bercabang-cabang, tegap, dan berkelompok membentuk sporodokhium. Klamiidospora dihasilkan bila keadaan lingkungan tidak mendukung pertumbuhan patogen dan sebagai perlindungan diri terhadap mikroorganisme lain.
Daur Hidup
Di dalam tanah, hampir semua genus Fusarium dapat bertahan dalam bentuk miseliumnya. Penyebaran dalam jarak pendek dapat melalui perpindahan alat pertanian dan atau aliran air. Penyebaran jarak jauh dapat memalui perpindahan tanaman sakit ke daerah lain atau penyebaran tanah-tanah yang telah terinfeksi ke tempat baru. Jamur fusarium dapat bertahan didalam tanah dalam jangka waktu yang sangat lama dan akan menginfeksi tanaman melalui akar apabila keadaan telah menguntungkan. Beberapa hal yang mempengaruhi keparahan tingkat serangan adalah pH tanah yang rendah da kandungan nitrogen yang tinggi.
Pengendalian
Beberapa pengendalian yang bisa dilakukan antara lain:
1. Memusnahkan tanaman yang terserang dari areal pertanaman
2. Mengusahakan agar derajat keasaman tanah berkisar antara 6,5-7,5
3. Penggunaan sistem pengairan yang baik untuk mengurangi kelembaban tanah.
4. Penerapan cara pemanenan yang tepat dengan cara memotong turus tepat pada pangkalnya dan diusahakan agar tidak meninggalkan sisa di dalam tanah karena akan dapat menjadi sumber infeksi penyakit.
Sumber:
Prof. Dr. Ir. Ika Rochidatun Sastrahidayat. 2013. Penyakit Tanaman Sayur-Sayuran. UB Press, Malang.
Sumber gambar:
Subscribe to:
Posts (Atom)