Wednesday, January 14, 2015

Mekanisme dan Adaptasi Tanaman terhadap Stres Abiotik (Pengantar)


Pertumbuhan populasi dunia diperkiakan akan mencapai enam miliar pada akhir tahun 2050. Di sisi lain, hasil pertanian yang merupakan pemenuh kebutuhan makanan bagi populasi penduduk dunia tidak mengalami peningkatan produktivitas. Peningkatan jumlah penduduk yang tidak diikuti oleh peningkatan produktivitas hasil pertanian akan memunculkan potensi kekurangan pangan di kemudian hari.

Produktivitas hasil pertanian yang memiliki kecenderungan untuk tidak meningkat salah satunya disebabkan oleh adanya stres-stres lingkungan abiotik yang menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal. Secara umum, stres lingkungan abiotik adalah suatu kondisi variable-variabel lingkungan yang secara potensial dapat merusak tanaman, baik secara fisik ataupun biokimia. 

Umumnya, makhluk hidup tidak mampu mengontrol kondisi lingkungan tempat tinggal, tetapi terdapat dua mekanisme umum untuk dapat bertahan di lingkungan yang kurang menguntungkan. Mekanisme tersebut adalah menghindar dan toleran. Mekanisme menghindar lebih umum dilakukan oleh binatang-binatang yang dapat dengan mudah berpindah dari lingkungan yang kurang menguntungkan. Tanaman tidak dapat berpindah tempat untuk dapat menghindar dari kondisi stres lingkungan abiotik, tetapi tanaman dapat menggabungkan faktor genetik, molekuler, dan biokimia untuk menghindari kondisi stres abiotik.

Mekansime menghindar tanaman terhadap stres abiotik dilakukan dengan mempercepat fase hidupnya sehingga ketika stres abiotik semakin berat, tanaman sudah menyelesaikan satu siklus hidupnya. Mekanime toleran dilakukan dengan melibatkan biokimia dan metabolisme yang sudah dikendalikan oleh gen. Tanaman yang memiliki gen untuk toleran terhadap stres abiotik akan mampu tetap tumbuh di lingkungan dengan kondisi stres abiotik. 

Stres abiotik yang dialami oleh tanaman dapat mengganggu pertumbuhan dan menurunakn potensi hasil suatu komoditas pertanian. Beberapa stres abiotik yang banyak dialami tanaman adalah kekurangan air, salinitas, kekurangan nutrisi, temperature tinggi, dan lain sebagainya. Kondisi lingkungan baik secara terpisah ataupun kombinasi dari beberapa stres yang ada menimbulkan respon yang berbeda-beda untuk setiap jenis tanaman dan jenis stres. 

Dalam kaitannya dengan budidaya tanaman, stres abiotik dapat ditangani dengan menjadikan lingkungan kembali sesuai dengan syarat tumbuh tanaman atau dengan menanam tanaman yang memiliki toleransi tinggi terhadap kondisi stres yang ada. Pada intinya, setiap jenis stres harus ditangani dengan cara yang berbeda-beda, dan setiap jenis tanaman juga meresponnya dengan cara yang berbeda-beda pula. 

Pustaka:
Shanker A.K. dan B. Venkateswarlu. 2011. Abiotic Stress in Plant- Mechanism and Adaptation. InTech, Rijeka. 

No comments:

Post a Comment