Tuesday, January 20, 2015

Manajemen Kebun Entres

pembibitan tanaman karet

Setelah kebun entres dibuat. selanjutnya yang perlu dilakukan adalah merawat kebun entres yang sudah jadi. perawatan kebun entres meliputi pemupukan, rejuvinasi tunas, dan pengendalian OPT.

a) Pemupukan
Idealnya, pemupukan tanaman karet di kebun entres dilakukan setiap tiga bulan sekali. 
Pupuk yang digunakan adalah urea, SP 36, KCl, dan kieserit. Rata-rata pupuk yang diberikan untuk setiap pohon untuk sekali pemberian adalah urea 30 gram, SP 36 25 gram, KCl 20 gram, dan kiserit 5 gram. Pupuk diberikan secara spot placement dengan jarak sekitar 10-20 cm dari batang tanaman. Sebulan sebelum entres digunakan untuk okulasi, pemberian pupuk harus dihentikan. Setelah batang dipotong untuk okulasi, tanaman dipupuk kembali untuk memacu tumbuhnya tunas-tunas baru.

b) Pengendalian gulma
Secara prinsip, metode yang digunakan untuk mengendalikan gulma adalah bebas. Metode kimia dengan menggunakan herbisida umumnya menjadi pilihan utama karena dapat langsung memberikan efek dan minim tenaga kerja. Kelemahan metode ini adalah ketiadaan herbisida ketika sedang dibutuhkan. Pengendalian gulma paling penting dilakukan ketika musim hujan dan setelah dilakukan pemotongan entres. Pada musim hujan dan setelah pemotongan entres gulma akan tumbuh dengan subur dan mulai mengganggu pertumbuhan entres. Pengendalian gulma setelah pemotongan entres juga dimaksudkan agar pemupukan lebih efektif dan efisien. Di luar kedua saat-saat tersebut, pengendalian gulma kurang begitu diperhatikan karena status gulma menjadi tidak penting.
Rejuvinasi tunas adalah membuat tunas kembali juvenil dengan melakukan pemotongan-pemotongan. Juvenilitas tunas nantinya berpengaruh terhadap keberhasilan okulasi.

3. Pengendalian organisme pengganggu tanaman
Beberapa organisme pengganggu tanaman yang sering dijumpai pada pesemaian batang bawah tanaman karet adalah belalang, bekicot, kutu, tungau, oidium, gloeosporium dan helminthosporium. Belalang umumnya dikendalikan dengan Azodrin 0,1-0,2%. Kutu daun dan tungau dikendalikan dengan Kelthene 0,1%. Bekicot dikendalikan dengan Metadex yang dicampur dengan dedak. Oidium dikendalikan dengan tepung belerang 10 kg/ha atau Dithane 0,2%. gloeosporium dan helminthosporium dikendalikan dengan Dithane 0,2%.

Balai Penelitian Karet Getas

No comments:

Post a Comment