Tuesday, January 20, 2015

Teknik Okulasi Tanaman Karet

bibit okulasi
Pelaksanaan okulasi sangat berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan okulasi. Tingkat keberhasilan okulasi juga merupakan salah satu faktor terpenting dalam rangkaian kegiatan pembibitan karet. Kegiatan-kegiatan dalam okulasi meliputi membuat jendela okulasi, mengambil mata okulasi, menempelkan mata okulasi dan membalut, dan memeriksa hasil okulasi.

a) Membuat jendela okulasi
Jendela okulasi adalah sayatan pada kulit batang bawah yang nantinya digunakan untuk penempelan mata tunas. Ukuran jendela untuk okulasi hijau adalah 1,5 x 3 cm, okulasi dini 0,5-1 x 3 cm, dan okulasi coklat 2 x 4 cm. Torehan untuk jendela okulasi dimulai dari bawah setinggi kurang lebih 5 cm dari tanah. Sebelum ditoreh, batang dibersihkan terlebih dahulu dengan menggunakan kain yang sudah dipersiapkan. Lateks/ getah yang keluar akibat luka yang dibuat diberihkan juga dengan kain yang bersih. Teknik pembuatan jendela adalah dengan membuat dua irisan vertical di batang dengan ukuran berdasarkan jenis okulasi yang digunakan. Di bagian atas irisan vertical dibuat irisan melintang untuk membuka jendela okulasi. Untuk mempercepat proses okulasi, beberapa batang bawah (biasanya 25 batang bawah) ditoreh terlebih dahulu sebelum jendela okulasi dibuka dan ditempeli mata tunas. 

b) Membuat perisai mata okulasi
Mata tunas yang paling baik untuk okulasi adalah mata prima yang berada di bekas ketiak daun. Ukuran perisai mata okulasi bergantung pada jenis okulasi yang akan diterapkan. Okulasi dini membutuhkan perisai dengan lebar maksimal 1 cm. Okulasi hijau membutuhkan perisai dengan lebar maksimal 1,5 cm. Okulasi coklat membutuhkan perisai dengan lebar maksimal 2 cm. Kulit kayu disayat sesuai dengan ukuran yang sebelumnya telah diuraikan. Penyayatan dilakukan dengan mengikutsertakan kayu. Kulit kayu kemudian dilepaskan dari kayunya dengan hati-hati dengan menarik bagian kayu. Perisai mata diusahakan untuk tidak memar dan bagian dalam kulitnya tidak kotor atau terpegang. Perisai mata yang baik adalah yang bagian dalam kulitnya terdapat titik putih yang menonjol.
c) Menempelkan mata okulasi dan membalut
Segera setelah perisai mata okulasi siap, jendela okulasi dibuka dan perisai diselipkan di bawah bibir jendela dan dijepit dengan ujung ibu jari untuk memudahkan pembalutan. Perisai mata okulasi dijaga agar tidak bergerak untuk meminimalisir kerusakan mata tunas. Pembalutan dimulai di bawah dan diakhiri di atas. Pembalutan dilakukan dengan menggunakan tali plastik selebar 1,5-2 cm, tebal 0,06 mm, dan panjang sesuai dengan batang semaian. 

d) Memeriksa hasil okulasi
Setelah okulasi berumur 2-3 minggu, balutan okulasi dibuka untuk melihat keberhasilan proses okulasi. Okulasi berhasil ketika mata tunas masih segar dan berwarna hijau. Untuk okulasi yang diperkirakan gagal, tepi perisai dikerik sedikit. Ketika masih segar dan berwarna hijau, maka okulasi dinyatakan berhasil. Sebaliknya, jika berwarna coklat, maka dimasukkan ke dalam kriteria gagal. Tanaman yang gagal proses okulasinya diberi tanda untuk memudahkan penyulaman atau okulasi ulangan. 

e) Menyerong
Menyerong merupakan memotong batang bawah di atas pertautan okulasi untuk memacu pertumbuhan tunas di perisai mata okulasi. Menyerong dilakukan hanya pada bibit-bibit yang telah berhasil diokulasi. Untuk bibit yang berumur kurang dari 8 bulan pemotongan dilakukan 10-15 cm di atas jendela okulasi. Untuk bibit yang berumur 1-2 tahun, pemotongan dilakukan pada ketinggian 5-7 cm di atas jendela okulasi. 

Untuk okulasi coklat yang dilakukan di lahan, penyerongan dilakukan 15 hari sebelum bibit dibongkar. Potongan dilakukan miring membentuk sudut kurang lebih 30⁰ dengan arah kemiringan bagian atas di sisi yang terdapat jendela atau bekas okulasinya. Hal ini untuk meminimalisir air hujan yang mengenai bekas okulasi sehingga menimbulkan serangan cendawan. Bekas serongan diolesi dengan lilin untuk mengurangi transpirasi dan sterilisasi dari serangan cendawan. 

Yang perlu diperhatikan, okulasi sebaiknya dilakukan pada awal musim penghujan atau akhir musim kemarau. Hal ini karena bibit memiliki tekanan turgor yang baik namun tidak dalam kondisi tercekam genangan. Okulasi sebaiknya dilkaukan pada pukul 07.00-11.00 dan 14.00-17.00. Pelaksanaan okulasi yang terlalu pagi kurang dianjurkan karena di batang tanaman masih terdapat banyak embun yang dapat memacu serangan patogen atau cendawan penyebab penyakit.

Balai Penelitian Karet Getas

No comments:

Post a Comment