Monday, June 3, 2013

Budidaya Tanaman Kangkung (Ipomoea sp)


Kangkung merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak digemari masyarakat. Selain karena memiliki beragam fungsi untuk kesehatan dan memiliki rasa yang enak, kangkung juga banyak dijumpai karena memiliki toleransi tempat tumbuh yang luas dan mudah dibudidayakan. Kandungan gizi yang banyak terkandung pada tanaman kangkung adalah vitamin A, vitamin C, dan mineral terutama zat besi. Kangkung dapat dijadikan obat tidur karena mampu menenagkan saraf. Akar tanaman kangkung juga banyak dimanfaatkan untuk obat penyakit wasir.

Secara umum, terdapat dua jenis kangkung yang banyak dibudidayakan. Kangkung darat, dan kangkung air. Kangkung darat memiliki daun yang lebih panjang dengan ujung yang runcing sementara kengkung air memiliki daun pendek dengan ujung yang sedikit tumpul. Dari segi warna, kangkung darat memiliki warna yang lebih pucat daripada kangkung air. Varietas yang termasuk kangkung darat adalah sutera dan Bangkok, sementara varietas pada kangkung air adalah sukabumi dan biru. 

Kangkung dapat ditanam di kolam, rawa, sawah, atau juga di atas timbunan sampah. Kangkung ditanam pada awal musim penghujan. Untuk kangkung yang ditanam pada musim kemarau, biasanya hanya diambil bijinya untuk keperluan pembibitan. Kangkung darat dibudidayakan dengan menggunakan biji dan memerlukan biji sebanyak 2,5 kg untuk setiap hektarnya. Kangkung air banyak dibudidayakan dengan menggunakan stek batang yang panjangnya 20-25 cm. untuk setiap satu meternya, diperlukan bibit stek sebanyak 17 batang. Jarak tanam untuk kedua jenis kangkung sama, yaitu 30 x 20 cm. 

Pengolahan tanah diperlukan untuk bertanam kangkung darat. Tanah dicangkul sedalam 30 cm, diberi pupuk organik sebanyak 5 ton untuk setiap hektarnya, dan dibuat bedengan dengan lebar 60 cm atau juga 1 meter. Dibuat lubang tanam dengan menggunakan tugal kemudian setiap lubang diisi 2-3 biji kangkung. Pemeliharaan yang paling sering dilakukan adalah pengairan dan pengendalian gulma. Pemupukan menjadi hal yang opsional pada tanah yang sudah subur. Pada tanah yang kurang subur, pemupukan dilakukan pada saat tanaman berumur 7 hari dengan menggunakan urea sebanyak 100-200 kg setiap hektar. 

Tanaman kangkung dapat dipanen dengan cara dicabut atau juga dipangkas. Kangkung air dipanen dengan dicabut, sementara kangkung darat kebanyakan dipanen dengan cara dipangkas. Kangkung sudah dapat dipangkas saat berumur 3 bulan. Ujung tanaman dipangkas sepanjang 30 cm agar pertumbuhan batang dan daunnya semakin banyak. Pemangkasan selanjutnya adalah setiap 15 hari sekali. Pada kangkung yang sudah berumur 1 tahun, pertumbuhan kangkung sudah mulai menurun. Pada umur tersebut, kangkung sudah harus diperbaruhi dengan cara dibongkar dan diganti dengan tanaman asal biji yang baru. Tanaman yang dirawat dengan baik dan memiliki pertumbuhan yang sehat mampu menghasilkan 10-16 ton kangkung setiap hektarnya dalam setahun. 

Sumber:
Sunarjono, Hendro. 2003. Bertanam 30 Jenis Sayur. Penebar Swadaya, Jakarta. 

No comments:

Post a Comment