Wednesday, September 4, 2019

Gulma Lahan Pasir Pantai


Lahan pasir pantai merupakan lahan marjinal yang memiliki produktivitas rendah. Produktivitas lahan pasir pantai yang rendah disebabkan oleh faktor pembatas yang berupa kemampuan memegang/menyimpan air rendah, infiltrasi tinggi, bahan organik sangat rendah dan efisiensi penggunaan air rendah (Kertonegoro, 2001; AlOmran, et al., 2004). Namun pemanfaatan lahan pasir pantai untuk pengembangan sektor komoditas pertanian semakin kerbkembang dari tahun ke tahun berkat teknologi yang selalu berkembang.
Jenis-jenis gulma penyusun suatu vegetasi bergantung pada kondisi lahan. Perbedaan kondisi lahan disebabkan oleh penyusun sifat fisik dan karakteristik itu lahan itu sendiri. Lahan pasir pantai sebagai lahan pertanian juga memiliki karakteristik dan sifat lahan yang berbeda dibandingkan lahan pertanian pada umumnya. Setiap jenis tumbuhan termasuk gulma memperlihatkan reaksi dan daya adaptasi berbeda jika lingkungannya berubah. Jenis tumbuhan yang dapat tumbuh normal pada keadaan stres tergolong jenis toleran, mampu berdaptasi pada intensitas sedangakan yang tidak dapat beradaptasi tergolong jenis peka. Salah satu faktor lingkungan tumbuh yang dapat berubah adalah radiasi cahaya. Besarnya pengurangan radiasi tergantung struktur kanopi dan ini sangat ditentukan umur dan pertumbuhannya.
Kondisi lahan yang terbuka (tanpa naungan) di pasir pantai memiliki intensitas cahaya dan suhu yang lebih tinggi dibandingkan lahan ternaungi. Komposisi gulma di lahan pasir pantai memiliki toleransi suhu yang tinggi, karena gulma dapat tumbuh dan berkembang di lahan tersebut. Komposisi gulma berjenis rumputan dan tekian lebih mendominasi seperti Axonopus compresus, Digitaria cillaris,Echinochloa colonum, Bulbostylis puberua, sedangkan gulma daun lebar yang ada adalah Melochia carchorifolia dll. Gulma yang paling dominan seperti Axonopus compressus memiliki organ vegetatif stolon sebagai organ perkembangbiakannya. Stolon merupakan batang yang silindris dan menjalar di permukaan tanah yang dapat membentuk akar dan tunas daun serta pada beberapa jenis menjalar di permukaan air. Stolon yang terpotong-potong dapat secara cepat menutupi permukaan tanah.
 Axonopus compressus

Gulma Axonopus compressus atau yang dalam bahasa Indonesia disebut Rumput pahit adalah jenis gulma tahunan berdaun sempit (rumputan) yang kompetitif dan meproduksi biji tinggi, sehingga penyebarannya lebih cepat. Kondisi kecepatan angin yang tinggi di daerah lahan pasir pantai menyebabkan penyebaran biji gulma tersebut juga semakin tinggi. Hendrival dkk (2014) dalam penelitiannya yang dilakukan di lahan pasir pantai, menyebutkan bahwa spesies gulma yang dominan tumbuh di pertanaman kedelai adalah Dichrocephala integrifolia, Mimosa pudica, Ipomoea triloba, Ageratum conyzoides, Cleome rutidosperma, dan Axsonopus compressus. Gulma tersebut dapat menurunkan komponen hasil kedelai seperti berat biji pertanaman, jumlah polong per tanaman dan berat 100 biji.

Sumber            :
Al-Omran, A.M., A.M. Falatah, A.S. Sheta and A.R.Al-Harbi. 2004. Clay deposits for water management of sandy soils. Arid Land Research and Management 1 : 171-183.  
Hendrival, Z. Wirda dan A. Azis. 2014. Periode kritis tanaman kedelai terhadap persaingan gulma. Jurnal Floratek 9 : 6-13.

4 comments: