Monday, October 28, 2013

Pemanfaatan Orok-Orok Sebagai Pupuk Hijau

Revolusi hijau sedikit banyak telah menggeser pradigma pertanian raah lingkungan menjadi pertanian yang dapat dikatanakn kurang ramah lingkungan. Produksi maksimal yang menjadi tujuan menjadikan beberapa tindakan yang sebenarnya kurang ramah lingkungan menjadi suatu keniscayaan. Salah satu hal yang paling menonjol adalah penggunaan pupuk-pupuk anorganik. Untuk tanaman yang responsive pupuk, pemberian pupuk anorganik secara nyata meningkatkan produktivitas tanaman. Akan tetapi, penggunaan dalam jangka waktu yang lama dapat merusak sifat-sifat tanah, baik sifat kimia, fisika, ataupun biologi tanah.

Kesadaran akan perlunya menjaga lingkungan dan keberlanjutan dalam suatu sistem pertanian, pupuk anorganik mulai sedikit dikurangi dan beralih kepada pupuk yang memang sejak awal sudah dikenal petani. Pupuk organik. Salah satu pupuk organik yang sudah dikenal lama adalah pupuk hijau. Disebut pupuk hijau karena yang dimanfaatkan sebagai pupuk adalah hijauan tanaman seperti daun, tangkai, dan batang tanaman yang masih muda.

Orok-orok merupakan salah satu jenis tanaman yang banyak dimanfaatkan sebagai pupuk hijau. Orok-orok termasuk tanaman dalam keluarga polong-polongan (Leguminoceae). Terdapat banyak jenis tanaman yang disebut orok-orok, diantaranya: Crotalaria juncea, C.lanceolata, C.ochraleuca, dan C.retusa. 

Orok-orok mudah tumbuh di berbagai kondisi iklim. Secara morfologi, tanaman orok-orok dapat tumbuh hingga mencapai ketinggian 3 m, berbatang tegak, pertumbuhannya cepat, batang bercabang-cabang, berdaun tunggal berbentuk lonjong meruncing dengan panjang 4-10 cm, berbunga kuning dengan panjang 2,5 cm, berbuah dalam bentuk polong ukuran 3 cm dan banyak mengandung N. Tanaman orok-orok seluas 1 ha mampu menghasilkan biomassa 15-25 ton yang mampu menambah nitrogen 113 N, atau setara 250 kg urea keluaran pabrik. 

Dalam pemanfaatannya, orok-orok dapat ditanam di lahan untuk tanaman utama atau juga lahan selain untuk tanaman utama, dan ditanam 1-2 bulan sebelum tanaman utama ditanam. Pemanfaatan orok-orok sebagai pupuk dapat dengan beberapa alternatif: (1) langsung direbahkan dan dibenamkan dalam tanah, utamanya pada tanah sawah yang pengolahan tanah menggunakan traktor. (2) dicabut dan diletakkan pada alur-alur yang sudah disiapkan, kemudian ditimbun dengan tanah, utamanya pada tanah kering. (3) dicabut, dipotong kecil-kecil, ditebarkan di seluruh lahan dan diinjak-injak. (4) dicabut, dihamparkan disekeliling tanaman pokok hingga membusuk, utamanya dijadikan sebagai mulsa. 

Untuk menjamin bahwa pemanfaatan orok-orok sebagai pupuk dapat berkelanjutan, perlu dilakukan perbanyakan tanaman orok-orok itu sendiri. Penanaman orok-orok selain diambil hijauannya untuk pupuk, juga diambil bijinya untuk bahan tanam selanjutnya. Biji orok-orok yang diapanen harus dari biji yang sudah tua. Biji dijemur, dipisahkan dari kotoran, dan dimasukkan ke dalam kantong plastik. Standarnya, biji 1000 butir adalah 41,731 sehingga 1 kg benih orok-orok dapat menghasilkan 24 ribu tanaman orok-orok. 

Pupuk hijau menjadi penting peranannya karena memiliki beberapa fungsi seperti: 

1. Sumber bahan organik: bahan organik akan mendukung kehidupan mikroorganisme dalam tanah , mencegah pelindian hara, dan dapat digunakan untuk memperbaiki sifat fisika, kimia, dan biologi tanah.

2. Sumber nitrogen: melalui asosiasi bakteri penambat N pada bintil akar akan meningkatkan hara dalam tanah. Hal ini berfungsi untuk menyediakan N bagi tanaman walaupun tidak seluruhnya.

3. Memperbaiki daur hara dan konservasi tanah: pupuk hijau berakar dalam dapat membantu menaikkan kembali hara yang telah terlindi atau tercuci dari permukaan tanah.

Wrin, Misgiyati, Daniar, dan Kasmin. 2012. Orok-Orok si Pupuk Hijau. Balai Perlindungan Tanamna Pangan dan Hortikultura Jawa Tengah, Ungaran.

1 comment:

  1. Mau Tray makanan yang ramah lingkungan? Aman bersentuhan dengan makanan Anda? Coba lihat selengkapnya di sini.

    ReplyDelete