Friday, February 15, 2019

Refugia untuk Pengendalian Hayati

Penggunaan musuh alami sebagai upaya pengendalian hayati untuk mengendalikan hama digalakkan seiring munculnya pertanian organik karena masalah isu lingkungan. Salah satu musuh alami yang dapat digunakan untuk mengendalikan hama adalah Refugia. Menurut (Purwatiningsih, 2014), Refugia adalah beberapa jenis tumbuhan di sekitar tanaman pertanaman yang dapat menyediakan tempat perlindungan, sumber pakan atau sumberdaya yang lain. 
contoh tanaman refugia
Beberapa jenis tumbuhan liar dominan berpotensi sebagai tumbuhan refugia karena dapat menarik kumbang kubah, laba-laba bermata tajam dan belalang sembah (Rahman, 2008). Tumbuhan famili. Tanaman yang berbunga seperti kenikir, jengger ayam, tapak dara, bunga matahari, bayam dan kembang kertas masuk golongan tanaman refugia. Bunga tanaman tersebut akan mengeluarkan nectar yang baunya menarik serangga musuh alami maupun serangga hama tanaman untuk datang. Tanaman kenikir (Cosmos caudatus) sangat sering digunakan oleh petani sebagai tanaman refugia. Bunga kenikir memiliki warna yang menarik untuk serangga musuh alami bertempat tinggal disana. Lebah dan kupu-kupu adalah jenis serangga yang sering mengunjungi tanaman kenikir. Lebah berfungsi sebagai musuh alami bagi hama tertentu dan polinator.

Beberapa penelitian terkait tanaman refugia telah banyak dilakukan. Salah satunya dari Sari dan Yanuwiadi (2014) yang melaporkan bahwa jumlah arthropoda yang mendatangi tanaman refugia cukup tinggi sehingga menurunkan tingkat populasi arthropoda pada tanaman padi merah. Penelitian lain yang dilakukan oleh Leksono dan Yanuwiadi (2013) menyebutkan bahwa jumlah arthropoda yang tertarik pada tanaman refugia lebih tinggi dibandingkan pada lahan yang tidak dikombinasikan dengan tanaman refugia. Penelitian dari Untung (2006) pada tanaman cabai menunjukkan bahwa tanaman pinggir yang dipilih mempunyai fungsi ganda yaitu, disamping sebagai penghalang masuknya imago B. tabaci ke pertanaman cabai merah, juga sebagai tanaman refugia yang berfungsi untuk berlindung sementara dan penyedia tepung sari untuk makanan alternatif predator, jika mangsa utama populasinya rendah atau tidak ada di pertanaman cabai merah. 

Sumber : 
Leksono, A. S., & Yanuwiadi, B. (2013). Efek Blok Refugia (Ageratum conyzoides L., Ageratum houstonianum L., Commelina diffusa L.) Terhadap Pola Kunjungan Arthropoda di Perkebunan Apel Desa Poncokusumo, Kabupaten Malang. Biotropika: Journal of Tropical Biology, 1(4), 134-138. 

Purwatiningsih. 2014. Serangga Polinator. Universitas Brawijaya Press, Malang. 

Rahman, A. H. M. M., Alam, M. S., Khan, S. K., Ahmed, F., Islam, A. K. M. R., & Rahman, M. M. (2008). Taxonomic studies on the family Asteraceae (Compositae) of the Rajshahi division. Research Journal of Agriculture and Biological Sciences, 4(2), 134-140. 

Sari, R. P., & Yanuwiadi, B. (2014). Efek Refugia pada Populasi Herbivora di Sawah Padi Merah Organik Desa Sengguruh, Kepanjen, Malang. Biotropika: Journal of Tropical Biology, 2(1), 14-19. 

Untung, K. 2006. Pengantar Pengolahan Hama Terpadu. Universitas Gadjah Mada Press, Yogyakarta

No comments:

Post a Comment