Tuesday, January 15, 2013

ADAPTASI TANAMAN PADA FAKTOR AIR


Air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat esensial bagi sistem produksi pertanian. Air bagi pertanian tidak hanya berkaitan dengan aspek produksi, melainkan juga sangat menentukan potensi perluasan arel tanam (ekstesifikasi), luas areal tanam, intesitas pertanaman (OP), serta kualitas hasil (Kurnia, 2004).
Salah satu faktor alam yang paling penting adalah air. Tumbuhan tidak seperti hewan aktif, tidak dapat bergerak untuk mencari air, maka harus menyesuaikan diri terhadap hubungan perubahan air yang ada di habitatnya. Beberapa tumbuhan tertentu mengembangkan bagian-bagian tubuhnya secara efektif untuk mengambil dan mengontrol kehilangan air akibat evaporasi maupun transpirasi (Robert, 1976).
Tumbuhan beradaptasi untuk mempertahankan hidupnya pada daerah yang berbeda. Adaptasi adalah ciri-ciri khusus yang dimiliki tanaman atau tumbuhan untuk hidup pada tempat atau daerah tertentu. Adaptasi ini mungkin membuat tanaman sangat sulit untuk bertahan hidup ditempat yang berbeda. Hal ini menjelaskan kenapa tanaman tertentu hanya dapat ditemukan di satu daerah dan tidak di daerah lain. Contohnya kita tidak akan menemukan kaktus di kutub. Kita juga tidak akan menemukan tumbuhan yang sangat tinggi di padang rumput (Anonim, 2006).
Berdasarkan ketersediaan air di lingkungan, tumbuhan dapat dibagi menjadi 3, yaitu xerofit, beradaptasi pada habitat kering, mesofit, memerlukan air tanah dalam jumlah banyak dan atmosfer yang lembab dan hidrofit, bergantung pada lingkungan yang sangat lembab atau tumbuh sebagian atau seluruhnya dalam air (Hidayat, 1995).
Xerofit ialah tumbuhan yang dapat hidup dengan kehadiran air tawar yang amat sedikit. Tumbuhan ini mempunyai ciri-ciri antara lain (Anonim, 2007):
·         menggugurkan daunnya pada musim panas
·         melipat atau mengubah posisi daun untuk mengurangi pancaran cahaya
·         mempunyai daun berduri sebagai pertahanan diri
·     mempunyai batang dan kulit tebal, berlilin, serta berbulu tebal untuk mengurangi laju transpirasi
·         akarnya mampu menjalar mendekati permukaan tanah.
Contoh dari tanaman xerofit yaitu kaktus (Opuntia sp.), memiliki keistimewaan yang menyebabkan dapat  bertahan hidup dilingkungan dan suasana kering. Tanaman ini memiliki batang dan daun yang tebal. Bagian-bagian ini dilapisi oleh tebal kutikula dan lilin dilapisan permukaan yang berfungsi mencegah kehilangan air pada proses transpirasi. Sedangkan contoh tanaman hidrofit adalah Anacharies lilies, memiliki akar untama yang kecil dan tidak memiliki bulu-bulu akar (Kimball, 1965).
Tanaman hydrofit yang hidup di permukaan air atau terendam dalam beberapa macam kedalaman, beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya dengan cara (Wirosoedarmo et all.,1993):
·         Terdapat rongga udara besar untuk menyimpan kelebihan O2.
·         Tidak terdapat penyerapan air, jaringan xylem sedikit, tidak ada rambut akar, air akan masuk secara difusi.
·         Tidak terjadi pemeluhan, hanya memiliki stomata seman, tidak memiliki kutikula.

          Di dalamn bumi ini, dapat terlihat bahwa ­­­air menutupi permulkaan bumi sebesar + ²/3 bagian dari seluruh bumi. Mereka menutup bumi tidak hanya dalam bentuk lautan, tetapi juga perairan-perairan darat yang lain seperti danau, sungai, kolam, tergantung distribusi masing-masing. Sebagai makhluk hidup yang berada pada kondisi tersebut, manusia, hewan, dan tumbuhan memiliki adaptasi masing-masing terhadap keberadaan air dalam lingkungan hidupnya. Khususnya tanaman yang memiliki kekhasan yang bermacam-macam tentang adaptasinya dengan air. Pada dasarnya, tanaman membutuhkan air sebagai unsur utama untuk hidup. Tetapi tidak semua tanaman dapat hidup dan berkembang di daerah yang terlalu banyak air ataupun yang terlalu kering. Banyak air yang tersedia tergantung dari keadaan porositas tanah, banyak intensitas cahaya matahari, keadaan iklim, dan sebagainya. Dengan berbagai kondisi kadar air yang tidak sama di permukaan bumi baik tumbuhan, hewan, maupun manusia harus menyesuaikann diri terhadap keadaan tersebut agar dapat eksis atau bertahan hidup. Kemampuan makhluk hidup dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya atau beradaptasi tiap jenis makhluk hidup berbeda, meski tidak menutup kemungkinan ada yang sama. Tanaman yang beradaptasi pada lingkungan yang banyak air tentu saja memiliki ciri atau karakteristik yang membedakannya dengan tanaman yang beradaptasi pada lingkungan sedikit atau kekurangan air.
             Setiap tumbuhan akan memmerlukan kandungan air yang sesuai dengan kapasitas kebutuhannya untuk tumbuh dan berkembang. Untuk itulah tiap spesies tanaman akan beradaptasi, baik bentuk mrofologis maupun anatomisnya.
             Tingkat adaptasi tanaman terhadap ketersediaan air akan membentuk beberapa kelompok:
             1. hidrofit
·         tanaman yang tahan terhadap kondisi air banyak.
        Contoh: eceng gondok dan teratai.
             2. mesofit
·     tanaman yang tahan terhadap kondisi air cukup.
      Contoh: jagung.

             3. xerofit
·         tanaman yang tahan terhadap kondisi air rendah.
        Contoh: kaktus.
Maka dari itu, pada praktikum kali ini digunakan tanaman eceng gondok, jagung, dan kaktus. Hal ini untuk mengetahui perbedaan struktur tanaman secara morfologis maupun anatomis. Perbedaan struktur ini terjadi karena adaptasi tanaman terhadap ketersediaan air dari lingkungannya. Bagian-bagian tanaman yang diamati yaitu yang menunjukkan adaptasi morfologi pada tanaman itu antara lain habitus tanaman, bentuk batang, ketebalan daun, dan struktur akar. Sedangkan bagian-bagian tanaman yang diamati yang menunjukkan adaptasi fisiologisnya antara lain meliputi ketebalan kutikula, letak stomata, ada tidaknya tempat penimbun air, aerenkim, bentuk sel epidermis dan banyak sedikitnya stomata.

sumber:
Anonim. 2006. Plants Adaptation. <http://www.mbgnet.net/bioplants/adapt.html>. Diakses pada tanggal 14 Mei 2011.

Anonim. 2007. Pengenalan Jenis Tanaman Xerofit. <http://www.geocities.com/xerofit.htm>. Diakses 14 Mei 2011.

Hidayat, J. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Institut Teknologi Bandung Press, Bandung.

Kimball, J. 1965. Biology. Adisson Wesley Publishing Company, Massachusets.

Kurnia, Undang. 2004. Prospek pengairan pertanian tanaman semusim lahan kering. Jurnal Balai Penelitian Tanah 3 : 25-26.

Robert, L.W. 1976. Plant Biology. W.B. Sounder Company, London.

Trustinah, A dan Moedjiono. 2000. Adaptasi dan stabilitas hasil galur-galur kacanag tunggal. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan 5 : 48-54.


No comments:

Post a Comment