Sunday, January 27, 2013

Laporan Praktikum: Pengukuran Kandungan Air Nisbi


Ketersediaan air untuk proses pertumbuhan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi pertumbuhan tanaman. Air bagi tanaman adalah sebagai bahan penyusun yang sangat menentukan dalam sitoplasma, sebagai reagensia yang terpenting dalam proses biologis, dan sebagai suatu faktor iklim yang mempunyai arti sangat penting di sekitar tanaman. Air merupakan kebutuhan essensial bagi pertumbuhan tanaman hingga berproduksi. Air merupakan faktor yang berkorelasi positif, tetapi juga dapat berkorelasi negatif. Secara fungsional keadaan air dalam tanah diklasifikasikan berdasarkan pada besar relatif retensinya, yaitu air bebas, air kapiler, dan air higroskopis. Tidak tersedianya air yang cukup pada saat perkecambahan dan awal pertumbuhan menimbulkan gangguan pertumbuhan pada tanaman. Kekurangan air akan berpengaruh terhadap perkembangan tanaman, yaitu menekan luas daun, diameter batang, tinggi tanaman, dan berat tanaman (Purwatoro et al., 1994).
Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut. (Anonim, 2009).
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0 °C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik. (Leopold, 1964)

Menurut Bayer (1976) kelembaban nisbi adalah perbandingan antara kelembaban aktual dengan kapasitas udara untuk menampung uap air. Bila kelembaban aktual dinyatakan dengan tekanan uap aktual (ea), maka kapasitas udara untuk menampung uap air tersebut merupakan tekanan uap air jenuh (es), sehingga RH dapat dinyatakan dalam persen (%) sebagai berikut :
RH  =  ea × 100%
                                                            es
Tanaman yang cukup air, stomata dapat dipertahankan selalu membuka untuk menjamin kelancaran pertukaran gas-gas di daun termasuk CO2 yang berguna dalam aktivitas fotosisntesis, aktivitas yang tinggi menjamin pula tingginya kecepatan pertumbuhan tanaman.
Air di dalam jaringan tanaman selain berfungsi sebagai penyusun utama jaringan yang aktif mengadakan kegiatan fisiologis, juga berperan penting dalam memelihara turgiditas yang diperlukan untuk pembesaran dan pertumbuhan sel. Peranan yang penting ini menimbulkan konsekuensi bahwa secara langsung atau tidak langsung defisit air tanaman akan mempengaruhi semua proses metabolisme dalam tanaman yang mengakibatkan terganggunya proses pertumbuhan (Lestari, 2006).
Peranan air dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman, yaitu (Jackson, 1977):
1.      Air merupakan bahan penyusun utama dari pada protoplasma. Kandungan air yang tinggi aktivitas fisiologis tinggi sedang kandungan air rendah aktivitas fisiologisnya rendah
2.      Air merupakan reagen dalam tubuh tanaman, yaitu pada proses fotosintesis.
3.      Air merupakan pelarut substansi (bahan-bahan) pada berbagai hal dalam reaksi-reaksi kimia
4.      Air digunakan untuk memelihara tekanan turgor.
5.      Sebagai pendorong proses respirasi, sehingga penyediaan tenaga meningkat dan tenaga ini digunakan untuk pertumbuhan.
6.      Secara tidak langsung dapat memelihara suhu tanaman.
Kandungan air tanah dapat dinyatakan atas berat kering dan berat basah. Bagi tanaman, penggunaan kedua dasar ini kurang memuaskan karena berat kering dan berat basah tanaman senantiasa berubah seiring dengan umur tanaman. Hal ini telah mendorong dikembangkannya metode cekaman air pada tanaman yang didasarkan kepada kandungan air dari suatu tanaman yang dalam keadaan turgor. Kandungan air nisbi (Relative Water Content=RWC) didefinisikan sebagai berikut:
RWC = [(FW-ODW) / (TW-ODW)] x 100%
Dimana, FW merupakan berat segar tanaman di lapangan (kg), kemudian ODW adalah berat tanaman kering oven (kg), dan TW adalah berat tanaman pada saat dalam keadaan turgor (kg). Berat turgor ini ditentukan dengan cara menyeimbangkan jaringan tanaman dengan air selama beberapa jam dalam suhu tetap. Penghitungan RWC menunjukkan kejenuhan nisbi jaringan tanaman dan dinyatakan sebagai suatu persentase kandungan air saat tanaman dalam keadaan turgor penuh (Kertonegoro, 2004).

sumber:
Anonim. 2009. Air. <http://www.en.wikipedia/wiki/air>. Diakses pada tanggal 5 April 2009.
Bayer. J, S. 1976. Water deficits and photosisnthesis in water. Defficite and Plant Growth TT Kozlowski . Academic Press Inc New York IV: 153-190.
Jackson, I, J., 1971. Climate, Water and Agriculture in the Tropics. Published in the United States of America by Longman Inc. New York.
Kertonegoro, B.D. 2004. Hubungan Tanah-Air-Tanaman-Dan Atmosfer. Laboratorium Fisika Tanah, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian UGM, Yogyakarta.
Leopold, A. C. 1964. Plant Growth and Development. Mac Graw Hill book Company, London.
Lestari, E.G. 2006. Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan pada Somaklon Padi Gajahmungkur, Towuti, dan IR 64. Jurnal Biodiversitas 7(1): 44-48.
Purwantoro, A., S. Trisnowati, S. Fatimah, Toekidjo, Suyadi. 1994. Tanggapan Beberapa Kultivar Kacang Hijau pada Berbagai Tingkat Kelengasan dan Macam Tanah. Fakultas Pertanian UGM, Yogyakarta.

No comments:

Post a Comment