Sunday, January 27, 2013

Laporan Praktikum: Korelasi dan Regresi antara Dua Sifat pada Tanaman


   Dalam regresi linier, nilai-nilai dari beberapa populasi itu ditentukan oleh nilai x  tertentu. Peubah y itu disebut peubah tidak bebas, karena setiap y bergantung pada populasi yang diambil contohnya, peubah x disebut peubah bebas atau argumen. Adapun  persamaan regresi sendiri dirumuskan sebagai berikut (Steel  et.al., 1991):
Y  =  a  +  bx, dimana :
Y            : peubah  tak bebas
 x            : peubah bebas
 a            : konstanta
 b            : koefisien regresi
Korelasi antar sifat mengukur derajat keeratan  hubungan antara sifat-sifat. Pendugaan sifat-sifat korelasi genotip dan fenotip berguna dalam perencanaan dan evaluasi di dalam program-program pemuliaan tanaman. Korelasi antar sifat penting dan yang kurang penting dapat mengungkapkan bahwa beberapa dari sifat yang penting berguna sebagai indikator bagi satu atau beberapa sifat lain yang  kurang penting (Johnson et.al., 2006).
Korelasi antar sifat tanaman yang biasanya diukur dengan koefisien korelasi sangat penting dalam pemuliaan tanaman karena koefisien itu mengukur derajat hubungan antara dua sifat atau lebih, baik dari segi genetik maupun nongenetik. Penyebab timbulnya korelasi adalah faktor genetik maupun faktor lingkungan. Sebab genetis timbulnya korelasi antar sifat ialah peristiwa pleitropi dan linkage disequilibrium (Soemartono et.al., 1992).
Daya hasil dipengaruhi oleh beberapa komponen yang saling berasosiasi, sehingga seleksi terhadap hasil harus mempertimbangkan sifat-sifat yang berkorelasi dengannya. Pendugaan korelasi genotipik dan fenotipik antarsifat berguna untuk perencanaan dan evaluasi program pemuliaan. Pada umumnya nilai korelasi genotipik lebih tinggi dibandingkan nilai korelasi fenotipik. Hal ini menunjukkan walaupun korelasi genotipik besar namun bila dipengaruhi oleh lingkungan akan berubah. Informasi tentang adanya korelasi antarsifat dapat digunakan untuk memahami hasil yang akan dicapai dan memberikan prosedur seleksi yang tepat (Nugrahaeni, 2001).
Sifat-sifat koefisien korelasi antara lain nilai koefisien korelasi berkisar dari -1 sampai dengan 1 atau -1 ≤ r ≤ 1. Bila nilai r = 0 atau mendekati 0, berarti antara dua peubah yang diobservasi (misal X atau Y) tidak terdapat hubungan atau hubungannya sangat lemah. Bila r = -1 atau mendekati -1, berarti X dan Y sangat kuat tetapi hubungannya bersifat negatif (berlawanan) dan bila r = 1 atau mendekati 1 berarti hubungan X dan Y juga besar dan hubungannya bersifat positif (Haryono, 2001).
Dalam mengolah data, peneliti akan selalu berkepentingan menentukan hubungan antara dua  atau lebih peubah. Hubungan tersebut mungkin renggang atau erat. Pada satu pihak dua peubah mungkin bebas antara satu sama lain, dalam keadaan seperti itu korelasinya nol. Pada pihak lain kedua peubah bergantung sepenuhnya pada yang lain, maka harga mutlak korelasinya adalah satu (Sembiring, 1995).
Menurut Prajitno (1981) koefisien korelasi harus memenuhi syarat :
·      Koefisen korelasi harus besar apabila kadar hubungan tinggi atau kuat, dan harus kecil apabila kadar hubungan kecil atau lemah.
·      Koefisien korelasi harus bebas dari satuan yang digunakan untuk mengukur variabel-variabel baik prediktor maupun respon.
Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu yang paling penting tanaman pangan di dunia dan makanan lebih  dari setengah dari global yang populasi. Kurangnya investasi yang cukup untuk meningkatkan varietas dan hasil adalah salah satu faktor yang telah menunda peningkatan produksi beras. Untuk mengalahkan tantangan ini dan memenuhi permintaan dengan cara ini tanaman, baik klasik dan molekuler metode pemuliaan harus digunakan. Salah satu kerugian dari pemuliaan tanaman klasik adalah transfer gen yang tidak diinginkan bersama-sama dengan yang diinginkan.
sumber:

Haryono, S. K. 2001. Heritabilitas dan korelasi genotipe jemponan indeks panen dan indeks beberapa nomor contoh kecipir. Zuriat 22 (1):38-47.

Johnson, H. W., H. F. Robinson dan R. C. Comstock. 2006. Genotipe and Phenotipic Correlation in Soybean and  Their Aplication  in Selection. Agriculture Journal 160:447-483.

Nugrahaeni, N. 2001. Korelasi dan keheritabilitas beberapa sifat kuantitatif kacang tanah di lingkungan cekaman air dan cekaman lingkungan. Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan 14(1):32-38.

Prajitno, D. 1981. Analisis Korelasi-Regresi. Liberty, Yogyakarta.

Sembiring, R. K. 1995. Analisis Regresi. Penerbit ITB, Bandung.

Soemartono, Nasrullah dan H. Kartika. 1992. Genetika Kuantitatif Dan Bioteknologi  Tanaman. PAU  Bioteknologi  Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Steel, R. G. D and Torrie. 1991. Principle And Prosedures of Statistics (Prinsip dan Prosedur Statistik, alih bahasa : B. Sumantri). Gramedia, Jakarta.

No comments:

Post a Comment