Tuesday, January 15, 2013

KOMPETISI INTER DAN INTRASPESIFIK SEBAGAI FAKTOR PEMBATAS BIOTIK


Kompetisi adalah interaksi antara dua organisme yang berusaha untuk hal sama. Interaksi kompetisi biasanya interspesifik berpengaruh terhadap pertumbuhan dan proses bertahan hidup oleh dua atau lebih spesies populasi. Interaksi kompetisi biasanya melibatkan ruang lingkup, makanan, nutrisi, cahaya matahari, dan tipe-tipe lain dari interaksi. Kompetisi interspesifik dapat menghasilkan penyesuaian keseimbangan oleh dua spesies atau dari satu populasi menggantikan yang lain (Odum, 1983).
Kompetisi terjadi apabila tanaman mencapai tingkat pertumbuhan tertentu dan akan semakin keras dengan pertambahan ukuran tanaman dengan umur. Kemampuan suatu tanaman dipengaruhi oleh kemampuan suatu organ yang melakukan kompetisi. Daun dan akar merupakan bagian yang berperan aktif dalam kompetisi. Akar yang memiliki luas permukaan lebar, daun yang banyak, lebar, dan tersebar di seluruh tubuh tanaman akan meningkatkan kompetisi, akibatnya kompetisi tanaman pun tinggi (Fuller and Caronthus, 1964).
Selain kompetisi untuk mendapatkan unsur hara dan air, tanaman juga berkompetisi untuk mendapatkan cahaya matahari. Namun, kompetisi cahaya dalam waktu singkat lebih banyak bersifat pasif di mana suatu tanaman tidak melancarkan gaya untuk mendapatkan cahaya lebih banyak (Ewusie, 1990).
Seleksi tanaman di lingkungan optimal memang memiliki banyak keuntungan, yaitu ditandai oleh heretabilitas tinggi dan kemajuan seleksi yang lebih besar karena ekspresi potensi genetik tanaman dapat mencapai maksimal dan terjadi akumulasi gen. Dengan terbatasnya lahan subur, maka budidaya tanaman mengarah pada pada lingkungan suboptimal. Kedelai  yang ditanam secara tunggal dapat disebut sebagai budidaya pada lingkungan optimal. Sedangakan kedelai dan jagung disebut sebagai tanaman pada lingkungan yang suboptimal. Pada cara tanam secara tumpang sari, kompetisi hara air, dan radiasi surya adalah faktor lingkungan yang menyebabkan kedelai tumbuh dan berkembang pada kondisi suboptimal. Pada stadia reproduktif kedelai sensitif terhadap tekanan hara, air, dan radiasi surya yang dapat diukur dari penurunan hasil polong kacang tanah (Kusno et al,1998).
Percampuran varietas sebagai salah satu dari upaya dehomogenasi merupakan cara untuk meningkatkan stabilitas tanaman dengan menyerbuk sendiri. Kompetitor yang baik apabila meningkatkan hasil lebih baik dari pertanaman sendiri (Indayani et al. ,2000).
Kebutuhan tanaman mengenai unsur hara dan air berbeda maka, tingkat kompetisi tanaman dapat berbeda pada tanaman yang dikombinasi. Perbedaan intensitas kebutuhan zat, perbedaan sistem perakaran (dangkal-dalam) digunakan sebagai dasar diterapkannya sistem tumpang sari. Untuk mendapatkan sistem yang tepat, faktor yang harus diperhatikan yaitu: kombinasi tanaman, penelitian yang telah dilakukan mengenai kombinasi kacang tanah – jagung berproduksi lebih tinggi dari pada kacang tanah – padi (Gunawan et al., 1996).
Terdapat juga kompetisi dibawah tanah yang terjadi ketika tanaman bertambah dalam pertumbuhannya, kelangsungan hidup, atau kesuburan tetangga-tetangga dengan mengurangi sumber tanah yang tersedia. Kompetisi bawah tanah dapat lebih kuat melibatkan banyak tetangga daripada kompetisi di atas tanah (Brenda dan Jackson, 2003).
Kompetisi intraspesifik dapat terjadi karena tumbuhan tersebut saling merebutkan unsure hara yang terdapat dalam tanah dimana kedua tanaman tersebut ditanam. Terjadinya kompetisi antara tanaman sejenis tersebut mengakibatkan salah satu dari tanaman tersebut dan keduanya sedikit terhambat (Nasyirsyah, 2008).
Di dalam siklus hidup tanaman terdapat suatu periode yang rentan yakni tanaman mengalami campurtangan tetangganya yang dapat mempengaruhi pertumbuhan, menurunkan hasil, dan bahka menyebabkan kematian. Menurut Moenandir (1988), periode rentan tanaman karena adanya persaingan dengan gulma merupakan periode dimana diluar pertumbuhan tersebut gulma relatif tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan maupun hasil tanaman budidaya. Oleh karena itu untuk mengetahui waktu yang tepat untuk melakukan penyiangan perlu mengetahui periode rentan (kritis) akibat kompetisi dengan gulma. Diduga dalam persaingan yang terjadi dalam mendapatkan air, unsur hara, CO2, cahaya, dan ruang tumbuh selama periode kritis tersebut menyebabkan hasil fotosintesis tersedia dalam jumlah relatif sedikit (Nugrahaning, 2003).
          Dalam suatu ekosistem terdapat adanya sekumpulan makhluk hidup dari berbagai spesies. Dari makhluk hidup tersebut ada yang hidup secara individu ataupun ada yang hidup secara berkelompok membentuk populasi atau ekosistem. Dan dalam hidup secara berkelompok tersebut pasti akan terjadi adanya kompetisi ataupun persaingan dalam mendapatkan makanan dan persaingan untuk bertahan hidup. Selain itu akan terjadi interaksi-interaksi antar individu baik interaksi yang bersifat positif ataupun interaksi yang bersifat saling menguntungkan (mutualisme), merugikan salah satu pihak (parasitisme), dan ada yang menguntngkan salah satu pihak tetapi tidak merugikan pihak yang lain (komensalisme).

           
sumber:

Brenda, B.C and J.R.B. 2003. Plant competition underground. Journal of Annual Review of Ecology and Systematic 28:545-570.
Ewusie, Y. 1990. Elementary of Tropical Ecolgy (Pengatur Ekologi Tropika, alih bahasa Usman Tanuwidjaya). ITB, Bandung.
Fuller, J. H. And L. B. Caronthus. 1964. The Plant World 4th ed. Holt Richard Winston, Inc., United State of America.
Gunawan, Iwan, Ferdiana, dan R. Kartina. 1996. Pengaruh jumlah daun, buah, dan pembeian G. A. Terhadap hasil dan kadar sukrosa buah tanaman melon (Cucumis sativus L.). Agrotropika 1 (1) : 27-30.
Hurich, K., M. Van Noordwijk, dan D. Suprayoga. 2006. Interaksi antar pohon-tanah-tanaman semusim.<http://www.worldagroforestrycenter.org/sea/publication /files/lecturenote/LN0035-06.pdf>. Diakses tanggal 25 April 2010.
Indayani, neny, Nasrullah, dan Djoko Priyanto. 2000. Kegiatan biometrika daya saing antara varietas kedelai pada pertananaman campuran dan baris berseling. Agrosains 13 (2) : 183-184.
Kusno. A. N., Nugrahaeni, dan J. Purnomo. 1998. Parameter seleksi kedelai pada cara tanam tunggal dan tumpangsari dengan jagung. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan 17 (1) : 68-69.
Nasyirsyah. 2008. Persaingan antar tanaman sejenis. Jurnal Ilmu Pertanian 3:22-28.
Nugrahaning, Nasrullah, A.T Soedjono. 2003. Periode kritis tanaman jagung manis terhadap persaingan dengan gulma. Agrosains 16 : 31-40.
Odum, E. P. 1983. Basic Ecology. CBS College Publishing, United State of America.

No comments:

Post a Comment